Bagaimana bisa? Caranya gimana? Apa harus **!@@@$#? atau @#$^^*! ??
Kalo menurut saya gini..Jadi, ketika kita berbicara alam ghaib, siapapun tak bisa melihatnya. Alam ghaib hanya milik Allah. Alam yang akaan selalu dirahasiakan sampai terbukanya hisab. Yaitu hari perhitungan amal di akhirat kelak. Bahkan Allah menegaskan dalam surat Jin ayat 26 – 27 bahwa, “..Dia (Allah) tidak akan memperlihatkan hal yang ghaib kepada siapapun kecuali pada Rasul-rasulnya..”. Jadi pada hakikatnya cara melihat alam ghaib itu adalah hal yang mustahil.
Maka dari itu kita cukup beriman saja. Jika ada beberapa paranormal yang mengatakan bahwa mereka mampu melihat alam ghaib dan menawarkan kepada kita tentang cara melihat alam ghaib itu mungkin hanya persepsi mereka saja. Sesungguhnya yang mereka liat itu bukan alam ghaib, tapi alam jin yang dimanipulasikan oleh jin tersebut.
Alam yang sebenarnya satu ekosistem dengan kita, hanya mereka bergerak di luar batas indera kita.
Misalnya, jika indera kita hanhya bisa menangkap gelombang suara dari 20 hz – 20 kHz maka pergerakan jin ada di luar batas itu. Bagaimanapun caranya, cara melihat alam ghaib akan sangat susah dicarna oleh akal pikiran, baik proses maupun hasil dari penglihatannya tersebut.
Jin itu bukan makhluk ghaib. Karena jin itu tercipta dari api. Dan api bukan dzat yang ghaib. Tapi bisa kita lihat dan kita rasakan hanya tidak dapat kita sentuh. Begitu pun dengan Jin, “kurang lebih” memiliki posisi yg sama dengan bagaimana kita “memperlakukan” api.
Dari banyak eksperimen, para ilmuwan yang sebenarnya tidak mampu mengungkapkan hakikat alam semesta. Maka mereka berkesimpulan bahwa hakikat alam semesta adalah azas ketidakpastian seperti yang diungkapkan Heisenberb, “Ada batas dimana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses secara tepat pada waktu yang bersamaan..”
Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita bukan pula akibat keterbatasan iptek dan kemampuan kita. Tetapi memang begitulah alam semesta memperlihatkan dirinya pada manusia. Sama seperti alam ghaib itu sendiri.
Wallahu A'alam.
Kalo menurut saya gini..Jadi, ketika kita berbicara alam ghaib, siapapun tak bisa melihatnya. Alam ghaib hanya milik Allah. Alam yang akaan selalu dirahasiakan sampai terbukanya hisab. Yaitu hari perhitungan amal di akhirat kelak. Bahkan Allah menegaskan dalam surat Jin ayat 26 – 27 bahwa, “..Dia (Allah) tidak akan memperlihatkan hal yang ghaib kepada siapapun kecuali pada Rasul-rasulnya..”. Jadi pada hakikatnya cara melihat alam ghaib itu adalah hal yang mustahil.
Maka dari itu kita cukup beriman saja. Jika ada beberapa paranormal yang mengatakan bahwa mereka mampu melihat alam ghaib dan menawarkan kepada kita tentang cara melihat alam ghaib itu mungkin hanya persepsi mereka saja. Sesungguhnya yang mereka liat itu bukan alam ghaib, tapi alam jin yang dimanipulasikan oleh jin tersebut.
Alam yang sebenarnya satu ekosistem dengan kita, hanya mereka bergerak di luar batas indera kita.
Misalnya, jika indera kita hanhya bisa menangkap gelombang suara dari 20 hz – 20 kHz maka pergerakan jin ada di luar batas itu. Bagaimanapun caranya, cara melihat alam ghaib akan sangat susah dicarna oleh akal pikiran, baik proses maupun hasil dari penglihatannya tersebut.
Jin itu bukan makhluk ghaib. Karena jin itu tercipta dari api. Dan api bukan dzat yang ghaib. Tapi bisa kita lihat dan kita rasakan hanya tidak dapat kita sentuh. Begitu pun dengan Jin, “kurang lebih” memiliki posisi yg sama dengan bagaimana kita “memperlakukan” api.
Dari banyak eksperimen, para ilmuwan yang sebenarnya tidak mampu mengungkapkan hakikat alam semesta. Maka mereka berkesimpulan bahwa hakikat alam semesta adalah azas ketidakpastian seperti yang diungkapkan Heisenberb, “Ada batas dimana di luar batas itu kita mustahil bisa mengukur proses secara tepat pada waktu yang bersamaan..”
Batas itu bukan disebabkan keterbatasan alat-alat pengamatan kita bukan pula akibat keterbatasan iptek dan kemampuan kita. Tetapi memang begitulah alam semesta memperlihatkan dirinya pada manusia. Sama seperti alam ghaib itu sendiri.
Wallahu A'alam.