ngapunten dulur status niki agak panjang, damel nambah wawasan lan
referensi tentang dari mana sebenarnya bani jawi niku. salam rahayu..
1. NABI ADAM
Nabi Adam as. Adalah seorang manusia yang tidak mempunyai Bapak maupun
Ibu karena telah sesuai dengan apa yang digariskan oleh Sang pencipta,
Nabi Adam adalah cikal bakal manusia yang diciptakan sendiri oleh Allah
SWT dari tanah liat yang kemudian diberi Roh oleh sang maha pencipta.
Jadi Nabi Adam adalah awal mula bibit manusia yang tidak tercampur dari
unsur – unsur yang tidak baik.
2. IBU HAWA ( EVA )
Sama dengan
Nabi Adam, Ibu Hawa ( Eva ) tidak mempunyai Ayah maupun Ibu akan tetapi
Allah SWT menciptakan beliau dari Tulang Rusuk Nabi Adam.
Dua
perpaduan yang akan memenuhi Alam jagad raya ini dengan kelahiran dan
kematian, dengan kebahagiaan dan kepahitan dengan laki – laki dan
perempuan.inilah awal takdir manusia memenuhi JAGAD ALAM SEMESTA.
NABI ADAM dan IBU HAWA ( EVA ) Menurunkan 40 pasang anak, dan sebagian
mengisahkan 20 pasang Anak dan diantara mereka yang menjadi nabi hanya
Nabi Sys AS. Berdasarkan Kitab Aksasul Ambiya’ bahwa jumlah nabiullah
sejak nabi ADAM AS, hinngga Kiamat sebanyak 13 laksa 3333 orang Nabi.
Nabi Sys as. Menurunkan Anak – anak al :
Arpus menurunkan Sholeh, Sholeh menurunkan Keyfan, Keyfan menurunkan
Nabi Mahlil a.s. ( puspa intan ) mereka semua adalah pengikut Agama
Tauhid.
Anak – anak Nabi Adam as.
Anak nabi Adam yang
tertua adalah Qobil / kain yang menikah dengan labudax ( adik habil dan
habil menikah dengan Iklima adik Qobil / kain. Tapi Habil dibunuh oleh
Qobil dan Iklima menjadi janda dan selalu menghormati makam suaminya dan
tidak menikah lagi sampai akhir hayatnya begitu pula Qobil setelah
bertobat selalu menghormati makam adiknya hingga akhir hayatnya( seperti
yang dilakukan oleh keturunan benua Syin / Cina selalu menghormati
makam leluhurnya dan jarang menikah setelah ditinggal mati suaminya )
yang mana bangsa Cina merupakan Bangsa yang paling tua yang memiliki
huruf paling banyak yaitu 40 huruf . Satu huruf memiliki 1000 arti jadi
40 huruf mempunyai 40 ribu arti, maka tidak heran kalau nabi Muhammad
SAW memerintahkan “ Kejarlah Ilmu walaupun sampai kenegeri Cina “
Sejak masa hidupnya kain / Qobil hingga hidupnya Nabi Mahlil AS ( Puspa
Intan ) nabi Adam as. Masih hidup ( umurnya 900 tahun ) dan bertapa /
riadlo di gua Himantaka ) dipegunungan Himalaya ( sekarang wilayah Tibet
).
Nabi Adam as. Masih sering menimang – nimang keturunannya
termasuk Puspa Intan dan Bambang Sekutrem. Pada masa Bambang Sekutrem
lah Nabi Adam wafat.sehingga seluruh keturunannya di Bumi berbondong –
bondong ziarah terakhir padanya. Dan yang paling disayangi sewaktu tua
adalah R. Samba ( Syiwa ) yang telah berhasil mempunyai 4 tangan ( yang
artinya berhasil mencapai Syareat, Hakekat, Tarekat, Ma’rifat ) hingga
Syiwa ( Betara Guru menjadi Nabiullah )
NABI MAHLIL AS.
Nabi Mahlil as. Menjadi Nabi sekaligus menjadi Khalifah pada masa itu
,dalam Bahasa Sangsekerta disebut Puspa Intan artinya yang Indah Rupawan
hingga Orang – orang di penjuru Bumi setiap hari berbondong – bondong
datang ingin melihat wajah Puspa Intan pada masa kekuasaannya ,beliau
pernah kalah perang melawan Gog Mogog / Ya’jud Ma’jud kemudian ia
bertirakat Riadloh untuk memohon agar ia dapat mengalahkan Gog Mogog
hingga oleh diberi Wirid ” Soroting Lintang Jauhari ”yaitu wirid :
1.Wirid Aji Gelap Sewu
2.Panah Jala Sutra, yang mana kedua senjata ini dimiliki oleh SUKU JAWA
dan akhirnya Nabi Mahlil as. Dapat mengalahkan Gog Mogog.
Nabi Mahlil as. Mempunyai anak antara lain :
¯ NABI IDRIS AS.
Dalam bahasa mesir disebut Ahraj dan dalam Bahasa Arab ( Sakrin ) dalam bahasa Sangsekerta namanya Sang Hyang Wenang
¯ Nabi Idris menurunkan anak antara lain :
¯ Yardukil menurunkan Marhanuk
¯ Marhanuk menurunkanMatusalk
¯ Matulsalk menurunkan Lamik
¯ Lamik Menurunkan Nabi Nuh as.
¯ NABI NUH AS.
Bekas negeri Nabi Nuh as. Kini ada di Asia Tengah daerah Armenia , Kaukasia.
menurunkan anak antara lain :
1. Kan’an ( mati tengelam bersama ibunya )
2. Perempuan menurunkan sebagian Bangsa Egypt ( Gypsy ) /mesir purba .
3. Yafist / Yam / yafet / Nabi Jawid as.
4. Nabi Sam as. Makam beliau di baitul Magdis ( Yerussalem )
5. Nabi Ham as.
3. NABI YAFIST /JAWID AS. Mempunyai anak antara lain :
¯ JUBAL ( menjadi Waliullah ) menikah dengan keturunan Kain / Qobil (
Ras Mongolia al : Nepal, Indian, Eskimo dan menurunkan keturunan di
Benua Syin / CINA
¯ JAWAN ( KEJAWAN ) menjadi Waliullah menurunkan
Orang – orang Jawa / Djawa Dwipa dibenua Hindia ( sebelum Asia pecah /
sebelum jaman Es II )
¯ GOMIR / GOG / YA’JUJ ( Asia Tengah )
¯
MAGOG/ MA’JUJ ( Rusia ) Menurunkan Bangsa Slavia yaitu bangsa – bangsa
disekitar Wilayah Rusia dan semenanjung Balkan / Eropa Timur termasuk
Bosnia Herzegovina, Serbia, Yugoslavia dan sekitarnya.
¯ TARSUS / TARC menurunkan Bangsa Tar – tar sebagian Mongolia dan Bangsa – bangsa Asia tengah
¯ HANONIM / HANOMAN ( punah ) tengelam bersama pecahnya Asia ( Jaman Es
II mencair menggenanggi seluruh Bumi. Teori Charles Darwin mengenai "
Nenek moyang Manusia berasal dari monyet/manusia purba" adalah salah,
melainkan suku bangsa Hanonim.
¯ DANONIM / DANONE ( punah ) tengelam bersama pecahnya Asia ( Jaman Es II mencair mengenanggi seluruh Bumi
Catatan : Jubal , jawan, Gomir, magog , Tarsus kelima – limanya menjadi Zona wilayah Asia yang menjaga Benua Asia
4. NABI SAM AS. ( Paling Tanpan diantara Saudara – saudaranya
)menurunkan bangsa – bangsa Babylonia Adapun babylonia berasal dari
keturunan Nabi Sam as. Yang masih satu ayah ibu yaitu Irak ,Iran Syiria,
Libanon, Palestina, Jerman dan Austria.Adapun Jerman dan Austria adalah
anak Kandung dari Syiria ( Assyiria / Bangsa Arya ) jadi mereka semua
adalah Bangsa Arya ( Putih ) atau ras Arya ( Ras Putih ) sedangkan
keturunan Nabi Ibrahim as. Adalah disebut Semmit ( Ras Semmit ) yang
artinya keturunan dari Orang – orang yang mendapat Firman Tuhan
(
Agama langit ) yaitu Sama’ ( langit ) = Sammit, yang memang masa lalu
;Firman Tuhan datang pada bani Isroil ( dalam Kitab Taurat, Zabur/
Mazmur dan Injil ) dengan kiblatnya Baitul Magdis ( Yerusalem ).
Dan
terakhir Firman Tuhan datang lewat Keturunan Bani Ismail yang Kiblatnya
di Ka’baitullah ( Mekkah) lewat Kitab Al Qur’an yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. Yang masih garis keturunan dari NABI ISMAIL. Nabi Ibrahim
as berasal dari Babylonia dari Wilayah Negeri Urkasdim atau tanah UR. (
keturunan Bangsa Ur ) dan meninggalkan tanah leluhurnya untuk
menyebarkan agama tauhid ( Tidak boleh berupa arca ).
Nabi Ibrahim as. Menurunkan Bangsa Semmit yang asli yaitu Bani Israil dan Bani Ismail + Turki / Kurdi.
Sedangkan Nabi Yusuf as. Menurunkan Bangsa Inggris, Australia, Amerika
Serikat , Canada ,mereka ini merasa dari Semmit ( Nabi Yusuf as. Adalah
Semmit ).
Mereka banyak membantu Militer buat Ras Semmit dengan
semboyan mereka Uncle Sam ( Paman Sam/ Semmit ) artinya orang – orang
Semmit adalah Paman – paman mereka dan mereka Orang – orang Anglo Saxon (
Inggris, USA, Canada, Australia ) adalah keponakannya atau bagian dari
ras Semmit.
Pada masa modern ini di Eropa yang merasa ras Semmit ada 2 negara yaitu :
¯ Inggris
¯ Turki
Sejak Persatuan Eropa dikuasai oleh Uang Euro ( mulai tahun 1997 ) yang
dipimpin oleh Jerman, sejak saat itu Inggris ( dibantu The Big Five ”
Lima Kekuatan Militer PBB ) menyatakan bahwa Negara Turki adalah Bangsa
Eropa ( Putih ) dan dimasukkan wilayah Eropa, sejak saat itu Turki Bukan
Negara Asia lagi, akan tetapi sudah masuk wilayah dan Bangsa Eropa .
Nabi Ibrahim dengan Hajar menurunkan anak Bani Ismail yaitu 12 laki –
laki yang menjadi Nenek Moyang bangsa Arab yaitu : Arab Saudi, Kuwait,
Qatar , Oman dan sebagian Yaman
Nabi Ibrahim dan SARAH ( wanita tercantik saat itu.) menurunkan anak :
¯ Nabi Iskak as. Menurunkan anak :
1. ESAU menurunkan Bangsa Turki ( dulu masuk wilayah Romawi Timur (
Bynzantium ) dan Suku Kurdi ( Kurdistan kini menjadi Negeri Turki )
2. Nabi Ya’kup as Menikahi 4 Wanita dan menurunkan 12 anak laki – laki
yang disebut Bani Israil, yang mana, Mereka menyebar ke seluruh Dunia
dan yang tetap di Negeri Israil ada 2 suku :
¯ YAHUDI keturunan dari Yehudah
¯ Suku Benyamin keturunan dari Adik nabi Yusuf as. sedangkan 10 Suku Bani Israil menyebar ke seluruh Dunia al:
1. RUBAIN/ RUBEN/ROBIN menurunkan Bangsa Perancis
2. LEVY ( Nomaden Diseluruh Dunia akan tetapi menguasai Perekonomian dunia )
3. ASER menurunkan Bangsa SWISS
4. GAD Menurunkan Bangsa SWEDIA
5. NAFTALI Menurunkan Bangsa Finlandia
6. ZEBULUN Menurunkan Bangsa Hollanda/Nederland( Belanda ) dan Luxemburg
7. SIMEON Menurunkan Bangsa Spanyol
8. ISAKHAR Menurunkan Bangsa Portugis
9. DAN / DANKS Menurunkan Bangsa Denmark
Sebelum Keturunan DAN dari Israil ke Benua Eropa pernah ada seorang
Nabi bernama Sam’un Al Ghozi Bin Manokheh ( dalam Al – Qur’an ) Artinya
Si Pemuda Sam’un dari daerah Ghozi atau Gazza dalam kisah umum disebut
Kisah Samson dan Dalilah ( Kisah Samson yang kuat ) dalam Injil hanya
disebut Hakim Ketua Suku.
10. Nabi YUSUF as. Menikah dengan Zulaikhah ( bangsawan Mesir )
diantara anak Nabi Yusuf + Zulaikah ada dua pendapat :
Menurut Kitab Aqsasul Ambiyak ada 10 Orang anak, 9 ( sembilan) laki –
laki , 1 ( satu ) perempuan bernama RAKHMAH yang menikah dengan Nabi
AYYUB – Al – ANSHORI AS. Yang menurunkan Suku di Madinah SUKU AL –
ANSHORI ( Kaum Anshor ), Sedangkan 2 Anak laki – laki Nabi Yusuf yang
paling terkenal adalah ;
1. MANASYE ( Menurunkan Bangsa Canada dan Amerika Serikat )
2. EFRAEN ( Siwajah Malaikat / Engle Ish menjadi Eglish ( Inggris)
menurunkan Bangsa – bangsa Anglosaxon al ; Ingggris ( Britania,
Scotlandia, Wales, Irlandia, Australia ( bekas Orang – orang tahanan /
orang – orang yang dipenjara dibuang didaratan baru di Australia
sedangkan suku Asli Australia adalah Suku Aborigin * ) , Spanyol, dan
Portugis menurunkan bangsa – bangsa diseluruh benua Amerika latin,
Amerika Selatan yaitu Brasil, Argentina, Bolivia, Nikaragua, Chili,
Mexico, Panama, Zamaika, veneuzela yang termasuk Benua Amerika Latin
semua keturunan Bani Israil Sedangkan Bani Israil yang dulu dibawa oleh
Raja Babylonia ; Nebudkanezar dan Raja Cyrus ( Iran ) dijadikan budak di
Negeri Irak, Palestina, Libanon, Iran mereka melarikan diri ke
HINDUSTAN , KASMIR sebagian AFGANISTAN , Dimasa Nabi Muhammad SAW adalah
kepala suku yang bernama KISH / KAISH yang kemudian menikahi anak
perempuan KHALID BIN WALID dan kemudian di bawa pulang ke Afgan
menurunkan 6 anak laki – laki dan menjadi 12 Suku dan berkembang menjadi
24 suku diseluruh Afganistan hingga menjadi Bangsa AFGHAN yang artinya
Gagah Perkasa disebutkan dalam Al – Kitab ( Bani Israil ) yang mengikuti
Hukum akhir zaman ( Al – Qur’anul Karim adalah Bangsa Afganistan
5. NABI HAM AS .BIN NUH AS
Menurunkan banyak anak anak, diantaranya menjadi bangsa AIGIP ( Gipsy )
/EYGIEP mesir dan menjadi bangsa yg menempati wilayah ASIA dan AFRIKA
pokoknya keturunan nabi HAM AS banyak menjadi bangsa bangsa kulit
berwarna dan sedikit menjadi kulit putih yakni Romawi /Negri Italia
salah satu anak nabi HAM AS yg menurunankan orang – orang ternama adalah
KUSYI / atau sikulit gelap yg dalam bahasa sangsekerta disebut prabu
DASARATA KUSYI BIN HAM BIN NUH AS di beri daerah oleh kakek nya ( NABI
NUH AS ) untuk mendirikan kerajaan yaitu di wilayah negeri AYODYA dan
bergelar prabu DASARATA dan dinikahkan dg putri cantik berkulit putih
dari salah satu negri EROPA yaitu putri CAUSALIA menjadi permaisuri pada
masa benua ASIA belum pecah ( belum zaman es 2) wilayah negri AYODYA
meliputi wilayah AYODNA ( yg sekarang ada di INDIA /HINDUSTAN ) yg
terdapat makam SRI RAMA dan wilayah AYODYAKARTA / Yokyakarta di jawa
tengah ( WILAYAH P. Jawa – Indonesia ).
Setelah jaman Es II benua
Asia terputus – putus ( bentuk sekarang ini ) akhirnya wilayah Ayodya
terpecah 2 ; sebagian di Ayodya ( India ) dan segian Ayodya( Ayodyakarta
/Yogyakarta ).
KUSYI / Dasarata dengan Permaisuri Kausalia
mempunyai anak laki – laki yaitu Raema ( dalam Kitab Injil dalam
perjanjian lama Raema adalah Pemuda teladan )
¯ RAMA, dalam Bahasa
Sangsekerta disebut Sri Rama Wijaya. Dalam Surat As Saba’ ( Al – Qur’an )
mengenai tenggelamnya Kerajaan Saba ( Pada masa Bani Isroil dan
diperjelas lagi ke jaman Purba mundur kebelakang bahwa kisah
tenggelamnya benua saba’ ( benua yang makmur ) adalah tenggelamnya Benua
–benua yang makmur tapi ingkar yaitu terpecah – pecahnya Benua termasuk
Benua Asia yang pecah ( zaman es II ).
Dalam Kitab Aqsasul Ambiya’
dan Kitab Sorro dari keraton Surakarta dan yogyakarta bahwa Raema atau
Rama adalah seorang nabi yang bertaukhid di jamanya. Dalam keyakinan
Hindu disebut utusan yang mendapatkan titisan Bethara Wisnu, Di India
pengikut asli Sri Rama hingga kini ada yakni Kaum Sikh;mereka mengakui
Sri Rama seorang Nabi ( utusan ) juga mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan akhir jaman ,jadi mereka mengikuti Taukhid ( Tanpa arca – arca
).
Kaum Sikh menggabungkan ajaran Sri Rama dengan ajaran nabi Muhammad SAW ,mereka tiada membuat arca – arca.
Sedangkan Prabu Dasarata ( Kusyi ) dengan Kausalia mempunyai anak laki –
¯ Laksamana dalam kitab injil disebut Septika ,dia tidak menikah seumur hidupnya ,menjadi pertapa.
Rama menikah dengan Shinta (dari Negeri mantili ) mempunyai 2 anak yaitu :
¯ Dedan ( Dedano ) laki – laki = banyak menurunkan para Ksatriya dan
hobi berperang;menurunkan Bangsa Romawi yang kini tinggal Negara Italia.
¯ Suzan ( Susanna ) perempuan.= banyak menurunkan para pendeta bagi bangsa Hindustan ( India )
KUSYI dengan Selir Kinasih ( Paling dicintainya ) karena banyak
menyembuhkan penyakitnya yaitu Putri dari Negeri Jawa / jawi yakni Dewi
Kaikayi ( tabib wanita )mempunyai 2 anak laki – laki yaitu :
¯
BHARATA/Naammaruta / NAMRUD/ Nimrod / Singamaruta pada keluarga Ibunya ;
Namrud / Bharata memakai bahasa Ajam Jawi / Jawa Kuno dan pada Keluarga
ayahnya memakai bahasa Sangsekerta.
¯ SATRUGNA
Setelah Rama
wafat ; Namrud memegang kekuasaan di habsyi ( Wilayah Barat Selatan )
Ethiopia/ Afrika,sedangkan Dedan Bin Rama memegang Ayodya dan meluaskan
tentaranya di wilayah Italia dengan menamakan Ibu kotanya Roma
(
Keturunan Rama ) hingga meluaslah tentaranya ke seluruh Eropa hingga
membangun Kota London ( Inggris ) adalah tentara – tentara Romawi.
Sedangkan Namrud / Bharata meluaskan Wilayah dan tentaranya keseluruh
Dunia selain Wilayahnya Dedan ( Di Eropa ) dan Susan ( Hindustan + Jawa )
karena masih anak keponakannya.
Untuk memudahkan menggontrol
wilayah – wilayahnya ; Namrud memindahkan Ibukotanya ke tengah – tengah
yakni ke lembah Mesopotamia ( Irak ) dengan Ibukotanya Babil, karena
bendera Namrud bergambar Singa ( Lion ) jadi terkenal dengan sebutan
Babil Lion ( Babilon ) di Irak , jadi hampir ¾ ( Tiga perempat ) Bumi
berkibar bendera bergambar Singa dengan Tulisan Pallawa / Jawa Juno (
Sebelum Ho noco roko ) Bahasa Sangsekerta dan Jawi Kuno Agama ¾ ( Tiga
perempat ) Bumi pada waktu itu adalah Penyembah Api dan Arca – arca
sudah banyak yang melupakan ajaran Sri Rama asli, Hanya Dedan dan
Susanna yang masih mengikuti ajaran agama Ayahnya ( Sri Rama ).
Namrud memiliki ajian untuk memperluas wilayah kekuasaaanya yaitu :
¯ Chandra Bhirawa ( Kewibawaan Militer )
¯ Rawe Rontek ( tubuh dipotong – potongpun masih bisa utuh kembali dan
hidup lagi bila menyentuh tanah ) ajian ini pernah dimiliki Rahwana /
Dasamuka ( Musuh bebuyutan Sri Rama Wijaya Kakak dari Namrud ) dan
jangan lupa bahwa ajian ini masih banyak dimiliki oleh Suku Jawa pada
saat Modern ini.
Banyak Kesenian yang mengandung unsur Magic yang merupakan peninggalan seniman – seniman nya Namrud antara lain :
¯ Barongsay di Tiongkok. Karena di tiongkok dikuasai oleh Namrud, kata –
kata barong berasal dari bahasa Jawa – barongan ( Riap – riap ) dan
Singo Wulung di Reog – reog di seluruh jawa.
Namrud dengan
permaisuri dari Jawa mempunyai 3 anak laki – laki ,yang dua Orang
dibantai oleh Namrud sendiri karena mengikuti agama NABI IBRAHIM as.
Sedangkan seorang lagi yang beriman mengikuti ajaran Nabi Ibrahim as.
Dido’akan oleh Nabi Ibrahim as. Sehingga Namrud tidak bisa melihatnya,
karena ia ingin agar bisa menikmati bagaimana rasanya beribadah cara
taukhid kepada Allah. Akhirnya oleh Allah selalu dilindungi dan hidup
hingga saat ini menjadi Waliullah bernama Hyang Wisesya bin Namrud bin
Kusyi bin Ham bin Nuh as.
Dalam Bahasa Arab / Ibrani : Syekh Weis
rohmatullah bin Namrud bin Kusyi Bin Ham bin Nuh as. Dalam Kitab
Musarror dikatakan bahwa Syekh Weis/Hyang Wisesa ( Wali dari jawa ) akan
menjadi salah satu Panglima Perangnya Imam Mahdi ( Nabi Isa as ) kelak
ikut melawan Dajjal ( Ibnu Abu Sayyad ) bersama Imam Mahdi.
Namrud
wafat kalah perang dengan Nabi Ibrahim as. Yang mengakibatkan tentara
Namrud pulang kembali ke tanah airnya masing – masing dan Nabi Ibrahim
as. terusir oleh ayahnya sendiri ( pengikut Namrud ) Dari Negeri
Urkasdim di wilayah babilon ( Irak ) yang diikuti keponakannya yaitu
Nabi Luth as. Yang tinggal dinegeri ( Sodom + Gomorah ) = Yordania (
salah satu bagian Ras Semmit.)
Anak – anak Nabi Idris as antara lain :
Yang dari Yardukil bin Idris menurunkan Manhauk menurunkan Matusalk
menurunkan nabi Nuh as.sedangkan dari Manuskhah bin Idris ( Sang Hyang
Tunggal ) menurunkan 4 Orang anak al :
1. Ismoyo / Ismay / Semar / Ki lurah Bodronoyo ( menjadi Waliullah )
2. Sang Hyang Antaboga ( Wali )
3. Togog Wijamantri / Togog ( tokoh kemaksiatan )
4. Umar Manikmaya ( Sang Hyang Syiwa ) atau Bethara Guru.
Adapun Manuskhah ( Sang Hyang Tunggal ) bin Idris as ( Sang Hyang
Wenang ) terbujuk oleh Iblis Laknatullah membuat arca batu berparas
kakeknya ( Nabi Mahlil as. ) yang pada akhirnya di Puja – puja oleh
pengikutnya hingga menimbulkan kefufuran sebagaian orang menyembah arca.
Perebutan tahta antara Ismaya atau Semar melawan Togog Wijamantri
menimbulkan kekalahan dan kesialan hidup pada mereka berdua hingga
bentuk tubuh mereka masing – masing menjadi buruk; semar Gendut dan
Togog buruk rupa yang pada akhirnya mereka berdua harus menebus dosa –
dosa mereka masing – masing ,akhirnya tahta atau Kerajaan jatuh pada
saudara mereka yang memang selalu berbakti pada Tuhan yang maha Esa
yaitu Betara guru( Syiwa / Umar manikmaya ).
Ismaya harus menebus
dosa – dosanya dan mengembara di Bumi Timur / Masryiq hinga menjadi
Waliullah dan melaksankan riadlo ( bertapa ) melaksankan dharma arcapada
dan membuka ( Mbabat ) tanah jawa pertama kali, makam semar ada di
gunung Srandil ( cilacap selatan ) merupakan tiang utama / cagak Tanah
Jawa.
Sedangkan Togog Wijamantri pergi kewilayah barat ( magrib )
menyebarkan keburukan- keburukan.sedangkan Umar manikmaya berhasil
melaksankan 4 tahap ( 4 tangan ) yakni , Syareat, Tariqad, / Kebatinan
,Hakekat, Ma’rifat.hingga ia dipercaya oleh Tuhan Y.M.E. menjadi Nabi
dan Kholifah diatas bumi pada masa itu.
Makam Syiwa atau Bethara
Guru berada di Negara India ( Hindustan ) wilayah barat yang setiap
tahun ramai di ziarahi Orang – orang di seluruh Dunia terutama umat
hindu.
Adapun Syiwa mempunyai anak – anak banyak sekali, akan tetapi kami uraikan yang sebagian saja yaitu yang bernama :
1. Raden Bambang Bremani menurunkan R. Manumayasa ( yang menetapkan
hukum manu yang dipakai oleh agama hindu.
2. R. Manumayasa menurunkan R. Bambang Sekutrem ( pada masa beliaulah Nabi
Adam as.) Wafat
3. Bambang Sekutrem menurunkan R. Bambang Sakri menurunkan Begawan
Palacara menurunkan Begawan Abiyasa menurunkan R. Wicitra Wirya ( Raja hastina )
Raja Wicitra Wirya mempunyai 3 Orang Istri :
1.Dewi Ambika mempunyai anak Raden Pandu Dewanata ayah dari Pandawa Lima
2.Dewi Ambalika mempunyai anak Raden Destarata ( Buta ) ayah dari
Kurawa , 100 ( seratus ) orang, 99 laki – laki 1 ( satu ) orang
Perempuan
3.Pembantu Rumah tangganya mempunyai anak Raden Widura.
Adapaun R. Pandu Dewanata mempunyai 2 Istri :
1. Dewi Kunti mempunyai anak 3 antara lain :
¯ Raden Yudhistira / Puntadewa / Dharma Kusuma
( makamnya dibelakang Masjid Demak )
¯ Raden Bima ( Werkudara )
¯ Raden Arjuna / Permadi / Janaka
2. Dewi Madrim mempunyai anak 2 antara lain :
¯ Raden nakula
¯ Raden Sadewa.
Adapun Dewi Kunti ( Ibu Pendawa Lima ) pernah menikah dengan Bethara
Surya mempunyai anak Raden karna ( Aradhea ) yang dibuang di sunggai
Gangga ( masih Kosong ) dan ditemukan oleh kusirnya para Kurawa dan
diberi nama Aradhea, Karna akhirnya gugur di Perang Bharata Yudha dalam
membela tanah airnya hastina. Dalam Perang Bharata Yudha 99 anak raden
Destarata mati semua tinggal Dursilawati dan Dewi gandari yang masih
Hidup. Dan bertapa hingga akhir hayatnya.
Pendawa Lima yang berhasil
mencapai Ma’rifat hanya R. Yudhistira wafat secara Khusnul Khotimah
karena membaca Ajimat Kalimasada dan makam beliau di belakang Masjid
Demak.
Setelah Perang Bharata Yudha ,anak – anak Yudhistira Gugur
semua hingga tahta beliau serahkan kepada cucu keponakannya yaitu R.
Parikesit ( Satriya Parikesit ) cucu kandung R. Harjuna.
Anak – anak R. Parikesit ada 3 antara lain :
¯ Yang tertua menjadi kaisar
¯ Yang kedua menjadi Bangsawan
¯ Yang Ketiga menjadi Pelukis terkenal
Setelah itu Negeri Hastina Raya Pecah kemudian terjadi banjir dan
mencairnya es dikutub selatan dan menjadi daratan – daratan dan Negeri
Hastina Raya menjadi Benua Asia yang mana sebelum itu benua hanya ada 3 :
1.Benua Syin ( wilayah daratan cina ) hingga kini masih tetap utuh
2.Benua Alengka Diraja Meliputi; Afrika, Amerika latin, Amerika Utara,
termasuk AmerikaSerikat, Eropa, dan Wilayah Rusia ,Asia Tengah, Laut
Atlantis yang masa itu masih berupa daratan.
3.Benua India,Asia,Australia, Kutub Selatan dan lautan pasifik yang kala itu masih berupa daratan.
· Pada masa itu Benua Alengka Diraja dikuasai oleh Orang – orang Kuat
dan Penuh Angkara dan Benua India dijajah oleh Penguasa Alengka Diraja
dan yang tidak termasuk jajahanya hanya kecil sekali yaitu Maespati (
Wilayah madiun, Sragen, Solo ) yang waktu itu dikuasai Oleh Arjuna
Sasrabahu dari Negeri Ayodya ( kini Wilayah Yogyakarta ) dibawah raja
Sri Rama titisan Betara Wisnu dalam kisah RAMA YANA juga benua Syin
tidak pernah terjamah oleh kekuasaan Alengka Diraja.
Setelah Es
mencair Benua menjadi Lebih dari tiga hingga sampai sekarang, maka
lengkaplah sudah sejarah bangsa – bangsa ini kami susun ,berdasarkan
literatur-literatur yang kami baca baik dari Museum – museum yang kami
kunjungi maupun dari catatan- catatan kuno yang kami miliki, juga
bantuan dari saudara – saudara kami yang membantu hingga tersusun Kitab
Sejarah bangsa – Bangsa ini.
Friday, January 24, 2014
Syi’ir Tanpo Waton Gus Dur
Astaghfirulloh...Robbal
baroyaah....
Astaghfirulloh...Minal
Khothoyah....
Robbi
zithni..'ilmannafii'aa...
Wawaffiqni...'Amalaan
sholikha....
Ya
roshulalloh..salam mun'alaika...
Ya rofi'asyaaniwaddaarojii....
'Athfataiyajii rotal'alaami...
Ya Uuhailaljudiwalkaromi.....2X
Ngawiti
ingsun...nglara syi'iran...
Kelawan muji
pareng pengeran...
Kang paring
rohmat lan kenikmatan...
Rino
wengine....tanpo pitungan....2X
Duh bolo
konco...prio wanito....
Ojo mung ngaji
syare'at bloko....
Gur pinter dongeng
nulis lan moco...
Tembe mburine...bakal
sangsoro....2X
Akeh kang
apal....Qur'an Hadist e...
Seneng Ngafirkeh
marang liyane...
Kafir e dewe Ga'
di gatekke...
Yen isih
kotor...ati akale...2X
Gampang
kabujuk...Nafsu angkoro...
Ing pepaese
Gebyare ndunyo....
Iri lan meri
sugi e tonggo...
Mulo
atine...peteng lan Nisto...2X
Ayo sedulur...Jo
nglale ake...
Wajib e ngaji
sak pranatane...
Nggo ngandelake
iman Tauhid e...
Baguse
sangu...mulyo matine...2X
Kang aran
sholeh...bagus atine...
Kerono mapan
sari ilmune...
Laku torekot lan
ma'rifate...
Ugo hakekot...manjing
rasane...2X
Alqur'an
kodhim...wahyu minulyo...
Tanpo tinulis
iso diwoco...
Iku wejangan
guru waskito...
Den tancep ake
ing njero dodo...2X
Kumantel ati...lan
pikiran...
Mrasuk ing badan
kabeh njeroan...
Mukjizat rosul
dadi pedoman...
Minongko dalan...manjing
e iman...2X
Kelawan Alloh...Kang
maha Suci...
Kuduh rangkulan
rino lan wengi...
Di tirakati di
riadhoi...
Dzikir lan suluk
jo nganti lali...2X
Urip e
ayem...rumongso aman...
Dununge roso
tondo yen iman...
Sabar nerimo
snajan paspasan..
Kabeh tinakdir
saking pengeran...2X
Kelawan konco...dulur
lan tonggo...
Kang podo rukun
ojo daksio...
Iku sunnah e
rosul kang mulyo...
Nabi muhammad...panutan
kito...2X
Ayo
nglakoni...sekabeane...
Alloh kang bakal
ngangkat drajate...
Senajan ashor
toto dhohire...
Ananging mulyo
makom drajat e...2X
Lamun palastro...ing
pungkasane...
Ora kesasar roh
lan sukmane...
Den gadang Alloh
syuargo manggone...
Utuh mayite...ugo
ules...2X
Ya
roshulalloh..salam mun'alaika...
Ya rofi'asyaaniwaddaarojii....
'Athfataiyajii rotal'alaami...
Ya Uuhailaljudiwalkaromi.....2X
Wednesday, January 22, 2014
Benarkah Tarekat Itu BID'AH ??
Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya pernah membaca buku yang menyatakan sesatnya tarekat dan mengharamkan membaca sholawat. Saya bingung, bagaimana mungkin sebuah komunitas zikir disebut sesat. Alasannya, tak ada tuntunan Rasulullah. Saya semakin bingung lagi. Pertanyaan saya, begitu sempitkah ajaran Islam itu sehingga semuanya harus mengikuti Rasulullah? Menurut saya, tarekat juga membaca wirid yang diajarkan Rasulullah. Dan menurut sebuah hadist, Allah swt dan malaikat pun bersholawat kepada Rasulullah saw. Hanya karena dikelompokkan dan kemudian berzikir secara bersamaan dalam sebuah kelompok disebut sesat dan bid’ah? Mohon penjelasan, apa batasan bid’ah itu? Apakah juga untuk semua hal, termasuk wirid secara bersama-sama? Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jabir Ibnu Hayyan
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Islam adalah agama yang universal. Ini dapat dibuktikan dengan keuniversalan Al-Qur’an. Orang yang mempelajari Al-Qur’an atas dasar keuniversalannya justru akan selalu melihat bahwa manusia perlu dimodernisasikan. Untuk itu paling tidak diperlukan dan dibekali ilmu yang cukup dalam mempelajari Al-Qur’an.
Islam itu luwes. Sebab kejadian yang tidak terjadi di zaman Rasulullah bisa saja terjadi di zaman para sahabat. Demikian pula, kejadian yang tidak terjadi di zaman sahabat, bisa terjadi di zaman tabi’in yaitu orang-orang yang hidup pada generasi setelah para sahabat Nabi (saw), dan begitupun seterusnya.
Mestinya para ulama itu dapat memberikan jawaban sesuai dengan generasinya karena adanya sebuah perkembangan zaman. Namun itu bukan berarti bahwa Al-Qur’an tidak bisa menjawab persoalan. Al-Qur’an siap menjawab persoalan sepanjang masa. Tapi siapakah yang sanggup memberi penjelasan jika tanpa dibekali ilmu Al-Qur’an yang cukup.
Misalnya saja, pada zaman Rasulullah, pencangkokan mata, ginjal dan sebagainya belum terjadi. Namun, kemungkinan ilmu-ilmu untuk mencangkok sudah ada. Tapi peristiwa itu secara syariat di zaman Rasul belum ada. Mungkin saja terjadi di suatu zaman, contohnya ada seseorang memerlukan kornea mata, dan ahli medis siap untuk melakukannya sebagai sebuah ikhtiar. Untuk orang yang bersangkutan, apakah ini tidak dibenarkan?
Untuk masalah zikir, siapa yang bilang tidak ada ajaran tentang zikir dari Rasulullah. Misalnya, satu Hadist Qudsi -Hadist yang diyakini sebagai firman Allah, bukan ucapan Nabi (saw)- menyebutkan, diriwayatkan oleh Imam Ali Ridha, “Kalimat La ilaha Illallah itu benteng-Ku. Barang siapa mengucapkan kalimat La ilaha Illallah berarti orang itu masuk ke dalam pengayoman-Ku (dalam benteng-Ku). Dan barang siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, berarti amanlah mereka dari siksa-Ku.” Apakah ini tidak bisa dianggap sebagai tuntunan?
Selanjutnya, mohon maaf, sebelum Anda ikut-ikutan mengatakan bahwa tarekat itu sesuatu yang bid’ah, ada baiknya Anda mempelajari dulu perihal tarekat. Setelah itu melaksanakan ajaran dalam tarekat tersebut dalam kehidupan Anda sehari-hari. Jadi bukan hanya bersumberkan pada pertanyaan tadi. Lebih dari itu, melaksanakan tarekat sesuai ajaran dan kaidah yang ada dalam tarekat. Nanti Anda akan langsung mengetahui, termasuk siapa ulama-ulama itu, tepat atau tidak bila seorang ulama itu telah mengatakannya sebagai bid’ah. Apakah sejauh itu prasangka kita pada ulama-ulama? Seolah-olah ulama-ulama itu tidak mengerti dosa, dan hanya kita sendiri yang mengerti bid’ah?
Harap diingat, melihat figur jangan sampai dijadikan ukuran. Sebab sebuah figur belum merupakan orang yang alim. Makanya syarat orang yang mengikuti tarekat itu, haruslah mengetahui arkan al-iman (rukun iman) dan Islam. Mengetahui batalnya shalat, rukun shalat, rukun wudhu, batalnya wudhu, dan sebagainya. Juga mengetahui sifat-sifat Allah yang wajib dan yang jaiz, juga tahu sifat para rasul, membedakan barang halal dan haram.
Setelah itu baru dipersilahkan mengikuti tarekat. Itulah dasar kita masuk tarekat. Bukan suatu yang bersifat ikut-ikutan. Sedangkan orang yang masuk terkadang tertarik oleh sebuah ritus, termasuk mendekatkan diri pada ulama. Tetapi di dalam dirinya masih ada banyak kekurangan, sehingga apa yang sebenarnya bukan merupakan ajaran sebuah tarekat, terpaksa dilakukan. Seperti, kita menjalankan tarekatnya namun justru meninggalkan yang wajib. Sekali lagi harus diingat, tarekat adalah buah shalat. Bukan sebaliknya.
--------------------------------------------------------------------------------
Pengamalan Tasawuf Ala Al Habib Luthfi
Berikut ini petikan wawancara crew Habibluthfiyahya.net dengan Al Habib Luthfi bin Yahya. Dalam wawancara kali ini Al Habib menjelaskan bagaimana tasuf dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa pandangan-pandangan Al-Habib tentang tasawuf?
Tasawuf adalah pembersih hati. Dan tasawuf itu ada tingkatan-tingkatannya. Yang terpenting, bagaimana kita bisa mengatur diri kita sendiri. Semisal memakai baju dengan tangan kanan dahulu, lalu melepaskannya dengan tangan kiri.
Bagaimana kita masuk masjid dengan kaki kanan dahulu. Dan bagaimana membiasakan masuk kamar mandi dengan kaki kiri dulu dan keluar dengan kaki kanan. Artinya bagaimana kita mengikuti sunah-sunah Nabi. Itu sudah merupakan bagian dari tasawuf.
Bukankah hal semacam itu sudah diajarkan orang tua kita sejak kecil?
Para orang tua kita dulu sebenarnya sudah mengeterapkan tasawuf. Hanya saja hal itu tak dikatakannya dengan memakai istilah tasawuf. Mereka terbiasa mengikuti tuntunan Rasulullah. Seperti ketika mereka menerima pemberian dengan tangan kanan, berpakaian dengan memakai tangan kanan dahulu. Mereka memang tak mengatakan, bahwa itu merupakan tuntunan Nabi SAW.
Tapi mereka mengajarkan untuk langsung diterapkannya. Kini kita tahu kalau yang diajarkannya itu adalah merupakan tuntunan Nabi. Itu adalah tasawuf. Sebab tasawuf itu tak pernah terlepas dari nilai-nilai akhlaqul karimah. Sumber tasawuf itu adalah adab. Bagaimana adab kita terhadap kedua orang tua, bagaimana adab pergaulan kita dengan teman sebaya, bagaimana adab kita dengan adik-adik atau anak-anak kita. Bagaimana adab kita terhadap lingkungan kita.
Termasuk ucapan kita dalam mendidik orang-orang yang ada di bawah kita. Kepada anak-anak kita yang aqil baligh, kita harus bener-bener menjaganya agar jangan sampai mengeluarkan ucapan yang kurang tepat kepada mereka. Sebab ucapan itu yang diterima dan akan hidup di jawa anak-anak kita.
Bagaimana sikap kita berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang sudah carut maut?
Mampukah ketika kita berhadapan dengan lingkungan yang demikian itu? Ketika kita asik-asiknya bergurau, maka berhentilah sejenak. Kita koreksi apakah ada sesuatu yang kurang pantas? Agar hal yang demikian itu tak dicontoh atau ditiru oleh anak-anak kita. Itu sudah merupakan tasawuf. Jadi dalam rangka pembersihan hati, bisa dimulai dari hal-hal kecil semacam itu.
Lalu kita tingkatkan dengan tutur sikap kita terhadap orang tua. Ketika kita makan bersama orang tua. Janganlah kita menyantap lebih dahulu sebelum bapak-ibu kita memulai dulu. Janganlah kita mencuci tangan dahulu sebelum kedua orang tua kita mencuci tangannya. Makanlah dengan memakai tangan kanan. Dan jangan sampai tangan kiri turut campur kecuali itu dalam kondisi darurat. Sebab Rasulullah tak pernah makan dengan kedua tangannya sekaligus. Ini sudah tasawuf.
Apa yang sebenarnya menarik dari Al-Habib, sehingga begitu getol menekuni dunia tasawuf?
Yang menarik, karena tasawuf itu mengajarkan pembersihan hati. Saya ingin mempunyai hati yang sangat bersih. Jadi tak sekedar bersih tidak sombong karena ilmunya, tidak sombong karna setatusnya, tidak sombong karena ini dan itu. Namun hati ini betul-betul mulus, selalu melihat kepada kebesaran Allah SWT yang diberikan kepada kita. Itu karena fadhalnya Allah SWT.
Sehingga kita tidak lagi mempunyai prasangka-prasangka yang buruk, apalagi berpikiran jelek dalam pola pikir dan lebih-lebih lagi di hati. Sebab tasawuf itu tazkiyatul qulub, yakni untuk membersihkan hati. Jika hati kita ini bersih, maka hal-hal yang selalu menghalangi-halangi hubungan kita kepada Allah itu akan sirna dengan sendirinya. Sehingga kita senantiasa mengingat Allah.
Ibarat besi, hati kita itu sebenarnya putih bersih. Hanya karena karatan yang bertumpuk-tumpuk lantaran tak pernah kita bersihkan, sehingga cahaya hati itu tertutup oleh tebalnya karat tadi. Na’udzubillah kalau sampai hati kita seperti itu.
Lantas dari mana kita mesti memulai untuk pembersihan hati tersebut?
Ikutlah dahulu ajaran fiqih yang tertera dalam kitab-kitab fiqh. Seperti arkanus shalat (rukun-syarat sholat), lalu adabut shalat, adabut thaharah dan seterusnya. Marilah itu semua kita pelajari dan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ketika kita diundang untuk menghadiri acara walimah di sebuah gedung misalnya, maka kenakanlah pakaian yang bagus-bagus.
Sebab itu demi menghormat dan untuk menyaksikan kehalalan kedua mempelai di pelaminan. Untuk menghormati acara tersebut, kita menggunakan pakaian yang rapi. Sebab pada hakikatnya, kita telah menghormati Allah SWT yang telah menghalalkan hal tersebut.
Kita juga menghormati yang telah mengundang kita, serta menghormati sesama kita dalam gedung atau dalam jamuan tersebut. Kalau kita bisa menyaksikan aqdun nikah (akad nikah) secara demikian, mengapa kalau kita menghadap langsung kepada Allah SWT, tidak pernah melakukan penghormatan yang demikian itu?
A-Habib dikenal sebagai mursyid thariqah, tetapi kelihatan gemar memainkan alat musik?
Di sana kita akan menemukan kekaguman. Ilmullah yang ada dalam music itu sendiri. Diantaranya notnya itu hanya ada 7; do re mi fa sol la si do, do si la sol fa mi re do. Sedangkan oktafnya ada 7, suara miringnya 5, jadi ada 12. Yang memakai adalah di seliruh dunia, dan mengeluarkan lagu yang beragam. Itu merupakan satu hal yang sangat menarik. Ketika orang mendengarkan musik, mereka bisa menangis dan tertawa, bersedih dan bersuka ria. Nah, yang berupa benda saja bisa menghasilkan efek semacam itu. Lantas bagaimana kalau kita tengah mendengar lantunan ayat Al-Qur’an sedang dibacakan? Mesti akan jauh lebih dari itu.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya pernah membaca buku yang menyatakan sesatnya tarekat dan mengharamkan membaca sholawat. Saya bingung, bagaimana mungkin sebuah komunitas zikir disebut sesat. Alasannya, tak ada tuntunan Rasulullah. Saya semakin bingung lagi. Pertanyaan saya, begitu sempitkah ajaran Islam itu sehingga semuanya harus mengikuti Rasulullah? Menurut saya, tarekat juga membaca wirid yang diajarkan Rasulullah. Dan menurut sebuah hadist, Allah swt dan malaikat pun bersholawat kepada Rasulullah saw. Hanya karena dikelompokkan dan kemudian berzikir secara bersamaan dalam sebuah kelompok disebut sesat dan bid’ah? Mohon penjelasan, apa batasan bid’ah itu? Apakah juga untuk semua hal, termasuk wirid secara bersama-sama? Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jabir Ibnu Hayyan
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Islam adalah agama yang universal. Ini dapat dibuktikan dengan keuniversalan Al-Qur’an. Orang yang mempelajari Al-Qur’an atas dasar keuniversalannya justru akan selalu melihat bahwa manusia perlu dimodernisasikan. Untuk itu paling tidak diperlukan dan dibekali ilmu yang cukup dalam mempelajari Al-Qur’an.
Islam itu luwes. Sebab kejadian yang tidak terjadi di zaman Rasulullah bisa saja terjadi di zaman para sahabat. Demikian pula, kejadian yang tidak terjadi di zaman sahabat, bisa terjadi di zaman tabi’in yaitu orang-orang yang hidup pada generasi setelah para sahabat Nabi (saw), dan begitupun seterusnya.
Mestinya para ulama itu dapat memberikan jawaban sesuai dengan generasinya karena adanya sebuah perkembangan zaman. Namun itu bukan berarti bahwa Al-Qur’an tidak bisa menjawab persoalan. Al-Qur’an siap menjawab persoalan sepanjang masa. Tapi siapakah yang sanggup memberi penjelasan jika tanpa dibekali ilmu Al-Qur’an yang cukup.
Misalnya saja, pada zaman Rasulullah, pencangkokan mata, ginjal dan sebagainya belum terjadi. Namun, kemungkinan ilmu-ilmu untuk mencangkok sudah ada. Tapi peristiwa itu secara syariat di zaman Rasul belum ada. Mungkin saja terjadi di suatu zaman, contohnya ada seseorang memerlukan kornea mata, dan ahli medis siap untuk melakukannya sebagai sebuah ikhtiar. Untuk orang yang bersangkutan, apakah ini tidak dibenarkan?
Untuk masalah zikir, siapa yang bilang tidak ada ajaran tentang zikir dari Rasulullah. Misalnya, satu Hadist Qudsi -Hadist yang diyakini sebagai firman Allah, bukan ucapan Nabi (saw)- menyebutkan, diriwayatkan oleh Imam Ali Ridha, “Kalimat La ilaha Illallah itu benteng-Ku. Barang siapa mengucapkan kalimat La ilaha Illallah berarti orang itu masuk ke dalam pengayoman-Ku (dalam benteng-Ku). Dan barang siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, berarti amanlah mereka dari siksa-Ku.” Apakah ini tidak bisa dianggap sebagai tuntunan?
Selanjutnya, mohon maaf, sebelum Anda ikut-ikutan mengatakan bahwa tarekat itu sesuatu yang bid’ah, ada baiknya Anda mempelajari dulu perihal tarekat. Setelah itu melaksanakan ajaran dalam tarekat tersebut dalam kehidupan Anda sehari-hari. Jadi bukan hanya bersumberkan pada pertanyaan tadi. Lebih dari itu, melaksanakan tarekat sesuai ajaran dan kaidah yang ada dalam tarekat. Nanti Anda akan langsung mengetahui, termasuk siapa ulama-ulama itu, tepat atau tidak bila seorang ulama itu telah mengatakannya sebagai bid’ah. Apakah sejauh itu prasangka kita pada ulama-ulama? Seolah-olah ulama-ulama itu tidak mengerti dosa, dan hanya kita sendiri yang mengerti bid’ah?
Harap diingat, melihat figur jangan sampai dijadikan ukuran. Sebab sebuah figur belum merupakan orang yang alim. Makanya syarat orang yang mengikuti tarekat itu, haruslah mengetahui arkan al-iman (rukun iman) dan Islam. Mengetahui batalnya shalat, rukun shalat, rukun wudhu, batalnya wudhu, dan sebagainya. Juga mengetahui sifat-sifat Allah yang wajib dan yang jaiz, juga tahu sifat para rasul, membedakan barang halal dan haram.
Setelah itu baru dipersilahkan mengikuti tarekat. Itulah dasar kita masuk tarekat. Bukan suatu yang bersifat ikut-ikutan. Sedangkan orang yang masuk terkadang tertarik oleh sebuah ritus, termasuk mendekatkan diri pada ulama. Tetapi di dalam dirinya masih ada banyak kekurangan, sehingga apa yang sebenarnya bukan merupakan ajaran sebuah tarekat, terpaksa dilakukan. Seperti, kita menjalankan tarekatnya namun justru meninggalkan yang wajib. Sekali lagi harus diingat, tarekat adalah buah shalat. Bukan sebaliknya.
--------------------------------------------------------------------------------
Pengamalan Tasawuf Ala Al Habib Luthfi
Berikut ini petikan wawancara crew Habibluthfiyahya.net dengan Al Habib Luthfi bin Yahya. Dalam wawancara kali ini Al Habib menjelaskan bagaimana tasuf dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa pandangan-pandangan Al-Habib tentang tasawuf?
Tasawuf adalah pembersih hati. Dan tasawuf itu ada tingkatan-tingkatannya. Yang terpenting, bagaimana kita bisa mengatur diri kita sendiri. Semisal memakai baju dengan tangan kanan dahulu, lalu melepaskannya dengan tangan kiri.
Bagaimana kita masuk masjid dengan kaki kanan dahulu. Dan bagaimana membiasakan masuk kamar mandi dengan kaki kiri dulu dan keluar dengan kaki kanan. Artinya bagaimana kita mengikuti sunah-sunah Nabi. Itu sudah merupakan bagian dari tasawuf.
Bukankah hal semacam itu sudah diajarkan orang tua kita sejak kecil?
Para orang tua kita dulu sebenarnya sudah mengeterapkan tasawuf. Hanya saja hal itu tak dikatakannya dengan memakai istilah tasawuf. Mereka terbiasa mengikuti tuntunan Rasulullah. Seperti ketika mereka menerima pemberian dengan tangan kanan, berpakaian dengan memakai tangan kanan dahulu. Mereka memang tak mengatakan, bahwa itu merupakan tuntunan Nabi SAW.
Tapi mereka mengajarkan untuk langsung diterapkannya. Kini kita tahu kalau yang diajarkannya itu adalah merupakan tuntunan Nabi. Itu adalah tasawuf. Sebab tasawuf itu tak pernah terlepas dari nilai-nilai akhlaqul karimah. Sumber tasawuf itu adalah adab. Bagaimana adab kita terhadap kedua orang tua, bagaimana adab pergaulan kita dengan teman sebaya, bagaimana adab kita dengan adik-adik atau anak-anak kita. Bagaimana adab kita terhadap lingkungan kita.
Termasuk ucapan kita dalam mendidik orang-orang yang ada di bawah kita. Kepada anak-anak kita yang aqil baligh, kita harus bener-bener menjaganya agar jangan sampai mengeluarkan ucapan yang kurang tepat kepada mereka. Sebab ucapan itu yang diterima dan akan hidup di jawa anak-anak kita.
Bagaimana sikap kita berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang sudah carut maut?
Mampukah ketika kita berhadapan dengan lingkungan yang demikian itu? Ketika kita asik-asiknya bergurau, maka berhentilah sejenak. Kita koreksi apakah ada sesuatu yang kurang pantas? Agar hal yang demikian itu tak dicontoh atau ditiru oleh anak-anak kita. Itu sudah merupakan tasawuf. Jadi dalam rangka pembersihan hati, bisa dimulai dari hal-hal kecil semacam itu.
Lalu kita tingkatkan dengan tutur sikap kita terhadap orang tua. Ketika kita makan bersama orang tua. Janganlah kita menyantap lebih dahulu sebelum bapak-ibu kita memulai dulu. Janganlah kita mencuci tangan dahulu sebelum kedua orang tua kita mencuci tangannya. Makanlah dengan memakai tangan kanan. Dan jangan sampai tangan kiri turut campur kecuali itu dalam kondisi darurat. Sebab Rasulullah tak pernah makan dengan kedua tangannya sekaligus. Ini sudah tasawuf.
Apa yang sebenarnya menarik dari Al-Habib, sehingga begitu getol menekuni dunia tasawuf?
Yang menarik, karena tasawuf itu mengajarkan pembersihan hati. Saya ingin mempunyai hati yang sangat bersih. Jadi tak sekedar bersih tidak sombong karena ilmunya, tidak sombong karna setatusnya, tidak sombong karena ini dan itu. Namun hati ini betul-betul mulus, selalu melihat kepada kebesaran Allah SWT yang diberikan kepada kita. Itu karena fadhalnya Allah SWT.
Sehingga kita tidak lagi mempunyai prasangka-prasangka yang buruk, apalagi berpikiran jelek dalam pola pikir dan lebih-lebih lagi di hati. Sebab tasawuf itu tazkiyatul qulub, yakni untuk membersihkan hati. Jika hati kita ini bersih, maka hal-hal yang selalu menghalangi-halangi hubungan kita kepada Allah itu akan sirna dengan sendirinya. Sehingga kita senantiasa mengingat Allah.
Ibarat besi, hati kita itu sebenarnya putih bersih. Hanya karena karatan yang bertumpuk-tumpuk lantaran tak pernah kita bersihkan, sehingga cahaya hati itu tertutup oleh tebalnya karat tadi. Na’udzubillah kalau sampai hati kita seperti itu.
Lantas dari mana kita mesti memulai untuk pembersihan hati tersebut?
Ikutlah dahulu ajaran fiqih yang tertera dalam kitab-kitab fiqh. Seperti arkanus shalat (rukun-syarat sholat), lalu adabut shalat, adabut thaharah dan seterusnya. Marilah itu semua kita pelajari dan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Ketika kita diundang untuk menghadiri acara walimah di sebuah gedung misalnya, maka kenakanlah pakaian yang bagus-bagus.
Sebab itu demi menghormat dan untuk menyaksikan kehalalan kedua mempelai di pelaminan. Untuk menghormati acara tersebut, kita menggunakan pakaian yang rapi. Sebab pada hakikatnya, kita telah menghormati Allah SWT yang telah menghalalkan hal tersebut.
Kita juga menghormati yang telah mengundang kita, serta menghormati sesama kita dalam gedung atau dalam jamuan tersebut. Kalau kita bisa menyaksikan aqdun nikah (akad nikah) secara demikian, mengapa kalau kita menghadap langsung kepada Allah SWT, tidak pernah melakukan penghormatan yang demikian itu?
A-Habib dikenal sebagai mursyid thariqah, tetapi kelihatan gemar memainkan alat musik?
Di sana kita akan menemukan kekaguman. Ilmullah yang ada dalam music itu sendiri. Diantaranya notnya itu hanya ada 7; do re mi fa sol la si do, do si la sol fa mi re do. Sedangkan oktafnya ada 7, suara miringnya 5, jadi ada 12. Yang memakai adalah di seliruh dunia, dan mengeluarkan lagu yang beragam. Itu merupakan satu hal yang sangat menarik. Ketika orang mendengarkan musik, mereka bisa menangis dan tertawa, bersedih dan bersuka ria. Nah, yang berupa benda saja bisa menghasilkan efek semacam itu. Lantas bagaimana kalau kita tengah mendengar lantunan ayat Al-Qur’an sedang dibacakan? Mesti akan jauh lebih dari itu.
Tuesday, January 21, 2014
Pesan Dan Wasiat Habib Munzir Al Musawa ( Allahumaghfirlahu ) Sebelum Beliau wafat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berikut ini kami sampaikan pesan dari Habib Munzir Almusawa yang kami dapat dari kawan-kawan pecinta Majelis Rasulullah.
PESAN & WASIAT HABIB MUNZIR (mohon dibaca & mohon doanya)
Bagikan
Kemarin jam 18:07
Wasiat Dan Pesan Habibana
Hari ini jam 9:40
Forwardkan pada kekasih kekasihku di milis..
Malam ini aku tersandar di pembaringan dan terpaku bertafakkur…, airmata terus mengalir, alangkah lemahnya hamba ini menghadapi gelombak ombak…
Dihadapanku acara esok malam di monas, sedangkan acara malam minggu membuat dadaku pecah, ketika sakit dikepala belakangku kambuh, dan sakitnya terasa seluruh urat panas membara sampai ke kuku dan tulang… dan puncak sakitnya adalah di kepala bagian belakang…
Malam minggu biasanya kutemui 15-20 ribu muslimin, namun tubuh yg sudah rapuh ini terus merangkak menuju majelis yg kukira akan menemui jamaah yg lebih banyak..
Ternyata yg kutemui hanya sekitar 300 orang saja, serasa meledak dadaku karena sedih dan menahan sakit, ingin rasanya kujatuhkan tubuhku dipangggung dan terserah apa yg akan terjadi..
Dg tubuh yg terus menahan sakit aku bertahan, mataku nanar dan panas, wajah dan telinga serasa menjadi tebal bagai ditampar berkali kali.. keluhan sakit adalah sebab peradangan otak yg terus menjadi jadi
Aku terus menoleh kekiri dan kanan, berharap para kekasihku datang berbondong bondong meramaikan acara, namun hanya beberapa puluh saja duduk di shaf, dan sisanya belasan orang berdiri disekitar panggung…, gelombang jamaah tidak tiba juga, tak lama tiba konvoi pun mungkin hanya 50 orang saja
Aku terhenyak, kepalaku semakin sakit, seluruh tubuhku seakan berteriak kesakitan tak kuasa menahan sakitnya.. Allah.. Allah,..Allah… wahai tubuh penuh dosa kau harus bertahan…
Ceramah selesai ,, acara ditutup, aku melangkah ke mobil dg lemah dan ingin kuteriakkan pada semua orang jangan satupun menyentuh kulitku karena sangat terasa sakitnya.. namun aku harus menerima nasibku untuk dikerubuti, mereka datang dan setia padaku.., mereka orang orang berjiwa Muhammad saw, aku tak boleh kecewakan mereka
Aku membatin memandangi jumlah yg sangat sedikit dihadapan panggung besar dan lapangan bola ini……….. 12 tahun aku berdakwah, inilah hasil dakwahku, sisanya adalah buih di lautan..
Sampai dimarkas kerebahkan tubuh penuh derita dg hati yg hancur, ketika mata hampir terlelap maka aku terhentak bagai dibentak syaitan, esok malam acara monas, bagaimana nasibmu munzir….!, adakah akan seperti ini ini…????, hujan akan turun dank au terpaku kecewa dihadapan guru mulia..???
Aku bagai tersengat stroom tegangan tinggi, menangis sekeras kerasnya… sakit dikepalaku sudah tak tertahan, jika kuhantamkan kepala ini ke tembok hingga kepala ini hancur tdak akan terasa sakitnya karena sudah dikalahkan oleh sakit yg jaub lebih berat..
Tubuhku gemetar, lalu aku berkata : ainiy, bantu aku membuka jubah dan sorbanku dan gamisku, bantu aku rebah, ini sudah larut malam, makanan apa yg ada ainiy?, saya lapar, dan perlu makan sedikit untuk makan obat, ia berkata : jam segini wahai habib sudah tdk ada apa2, banyak restoran padang dan penjual makanana masih tutup pula karena liburan panjang..,
Baiklah, buatkan indomi saja, sekedar pengganjal untuk makan obat..
Prof sudah mengatakan, jika sakit di kepala tak mau hilang dg obat penahan sakit yg saya berikan, habib harus segera ke rscm untuk suntik otak…
Berkali kali memang ia menembuskan jarum sepanjang hampir 15cm itu kedalam otakku sedalam dalamnya.. ah,,, tidak ada waktu untuk opname.. aku harus bertahan…
Dihadapankau acara monas,pasrah pada Allah.. lalu saat mata hampir terpejam pikiranku dihentakkan lagi dg beban berikutnya, 12 rabiul awal pada 26 februari…., bulan depan…!!!, lalu kedatangan guru mulia pada sekitar maret….!!, mestilah ada acara akbar pula..!, lalu 27 rajab isra mikraj..!, lalu nisfu sya;ban..!!, lalu badr pada pertengahan ramadhan..!!, lalu habisnya massa kontrak markas MR dibulan juni…
Aku teringat mimpiku beberapa minggu yg lalu, aku berdiri dg pakaian lusuh bagai kuli yg bekerja sepanjang hari, dihadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda : “semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai munzir, aku lebih tak tega lagi…, kembalilah padaku, masuklah kedalam kemahku dan istirahatlah…
Ku jenguk dalam kemah mewah itu ada guru mulia, seraya berkata :kalau aku bisa keluar dan masuk kesini kapan saja, tapi engkau wahai munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia..
Maka Rasul saw terus mengajakku masuk, “masuklah.. kau sudah kelelahan.., kau tak punya rumah di dunia(memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah) , tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah disini bersamaku.., serumah denganku.., seatap dg ku…, makan dan mium bersamaku .. masuklah,,,
Lalu aku berkata : lalu bagaimana dg Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasul saw), maka beberapa orang menjawab dibelakangku : wafatmu akan membangkitkan ribuan hati utk meneruskan cita citamu,..!!, masuklah,,,!
Lalu malaikat Izrail as menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata : mari… kuantar kau masuk.. mari…
Maka kutepis tangannnya, dan aku berkata, saya masih mau membantu guru mulia saya…, maka Rasul saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku..
Aku terbangun…
Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak bertentuk kecuali hanya cahaya, ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as..
Kukatakan padanya : belum… belum.. aku masih ingin bakti pada guru muliaku.. pergilah dulu, maka ia pun menghilang raib begitu saja.
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut dikaki Rasul saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa, maka Sang Nabi saw menepu pundakku… tenang dan sabarlah..sebelum usiamu mencapaii 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku”
Usia saya kini 37 tahuh pada 23 feb 73, dan usia saya 38 tahun pada 19 muharram ini.
Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku, aku senang wafat dg penyakit ini, karena Rasul saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus nebgeluhkan sakit kepala..
Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majelis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku.. ampuni kesalahanku.., kita akab jumpa kelak dg perjumpaan yg abadi..
Amiin..
Kalau usiaku ditakdirkan lebih maka kita terus berjuang semampunya, tapi mohon jangan siksa hari hariku.. hanya itu yg kuminta..
Semoga Allah panjangkan umur beliau untuk berdakwah di jalan Allah dan Rasulullah. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Berikut ini kami sampaikan pesan dari Habib Munzir Almusawa yang kami dapat dari kawan-kawan pecinta Majelis Rasulullah.
PESAN & WASIAT HABIB MUNZIR (mohon dibaca & mohon doanya)
Bagikan
Kemarin jam 18:07
Wasiat Dan Pesan Habibana
Hari ini jam 9:40
Forwardkan pada kekasih kekasihku di milis..
Malam ini aku tersandar di pembaringan dan terpaku bertafakkur…, airmata terus mengalir, alangkah lemahnya hamba ini menghadapi gelombak ombak…
Dihadapanku acara esok malam di monas, sedangkan acara malam minggu membuat dadaku pecah, ketika sakit dikepala belakangku kambuh, dan sakitnya terasa seluruh urat panas membara sampai ke kuku dan tulang… dan puncak sakitnya adalah di kepala bagian belakang…
Malam minggu biasanya kutemui 15-20 ribu muslimin, namun tubuh yg sudah rapuh ini terus merangkak menuju majelis yg kukira akan menemui jamaah yg lebih banyak..
Ternyata yg kutemui hanya sekitar 300 orang saja, serasa meledak dadaku karena sedih dan menahan sakit, ingin rasanya kujatuhkan tubuhku dipangggung dan terserah apa yg akan terjadi..
Dg tubuh yg terus menahan sakit aku bertahan, mataku nanar dan panas, wajah dan telinga serasa menjadi tebal bagai ditampar berkali kali.. keluhan sakit adalah sebab peradangan otak yg terus menjadi jadi
Aku terus menoleh kekiri dan kanan, berharap para kekasihku datang berbondong bondong meramaikan acara, namun hanya beberapa puluh saja duduk di shaf, dan sisanya belasan orang berdiri disekitar panggung…, gelombang jamaah tidak tiba juga, tak lama tiba konvoi pun mungkin hanya 50 orang saja
Aku terhenyak, kepalaku semakin sakit, seluruh tubuhku seakan berteriak kesakitan tak kuasa menahan sakitnya.. Allah.. Allah,..Allah… wahai tubuh penuh dosa kau harus bertahan…
Ceramah selesai ,, acara ditutup, aku melangkah ke mobil dg lemah dan ingin kuteriakkan pada semua orang jangan satupun menyentuh kulitku karena sangat terasa sakitnya.. namun aku harus menerima nasibku untuk dikerubuti, mereka datang dan setia padaku.., mereka orang orang berjiwa Muhammad saw, aku tak boleh kecewakan mereka
Aku membatin memandangi jumlah yg sangat sedikit dihadapan panggung besar dan lapangan bola ini……….. 12 tahun aku berdakwah, inilah hasil dakwahku, sisanya adalah buih di lautan..
Sampai dimarkas kerebahkan tubuh penuh derita dg hati yg hancur, ketika mata hampir terlelap maka aku terhentak bagai dibentak syaitan, esok malam acara monas, bagaimana nasibmu munzir….!, adakah akan seperti ini ini…????, hujan akan turun dank au terpaku kecewa dihadapan guru mulia..???
Aku bagai tersengat stroom tegangan tinggi, menangis sekeras kerasnya… sakit dikepalaku sudah tak tertahan, jika kuhantamkan kepala ini ke tembok hingga kepala ini hancur tdak akan terasa sakitnya karena sudah dikalahkan oleh sakit yg jaub lebih berat..
Tubuhku gemetar, lalu aku berkata : ainiy, bantu aku membuka jubah dan sorbanku dan gamisku, bantu aku rebah, ini sudah larut malam, makanan apa yg ada ainiy?, saya lapar, dan perlu makan sedikit untuk makan obat, ia berkata : jam segini wahai habib sudah tdk ada apa2, banyak restoran padang dan penjual makanana masih tutup pula karena liburan panjang..,
Baiklah, buatkan indomi saja, sekedar pengganjal untuk makan obat..
Prof sudah mengatakan, jika sakit di kepala tak mau hilang dg obat penahan sakit yg saya berikan, habib harus segera ke rscm untuk suntik otak…
Berkali kali memang ia menembuskan jarum sepanjang hampir 15cm itu kedalam otakku sedalam dalamnya.. ah,,, tidak ada waktu untuk opname.. aku harus bertahan…
Dihadapankau acara monas,pasrah pada Allah.. lalu saat mata hampir terpejam pikiranku dihentakkan lagi dg beban berikutnya, 12 rabiul awal pada 26 februari…., bulan depan…!!!, lalu kedatangan guru mulia pada sekitar maret….!!, mestilah ada acara akbar pula..!, lalu 27 rajab isra mikraj..!, lalu nisfu sya;ban..!!, lalu badr pada pertengahan ramadhan..!!, lalu habisnya massa kontrak markas MR dibulan juni…
Aku teringat mimpiku beberapa minggu yg lalu, aku berdiri dg pakaian lusuh bagai kuli yg bekerja sepanjang hari, dihadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda : “semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai munzir, aku lebih tak tega lagi…, kembalilah padaku, masuklah kedalam kemahku dan istirahatlah…
Ku jenguk dalam kemah mewah itu ada guru mulia, seraya berkata :kalau aku bisa keluar dan masuk kesini kapan saja, tapi engkau wahai munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia..
Maka Rasul saw terus mengajakku masuk, “masuklah.. kau sudah kelelahan.., kau tak punya rumah di dunia(memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah) , tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah disini bersamaku.., serumah denganku.., seatap dg ku…, makan dan mium bersamaku .. masuklah,,,
Lalu aku berkata : lalu bagaimana dg Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasul saw), maka beberapa orang menjawab dibelakangku : wafatmu akan membangkitkan ribuan hati utk meneruskan cita citamu,..!!, masuklah,,,!
Lalu malaikat Izrail as menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata : mari… kuantar kau masuk.. mari…
Maka kutepis tangannnya, dan aku berkata, saya masih mau membantu guru mulia saya…, maka Rasul saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku..
Aku terbangun…
Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak bertentuk kecuali hanya cahaya, ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as..
Kukatakan padanya : belum… belum.. aku masih ingin bakti pada guru muliaku.. pergilah dulu, maka ia pun menghilang raib begitu saja.
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut dikaki Rasul saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa, maka Sang Nabi saw menepu pundakku… tenang dan sabarlah..sebelum usiamu mencapaii 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku”
Usia saya kini 37 tahuh pada 23 feb 73, dan usia saya 38 tahun pada 19 muharram ini.
Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku, aku senang wafat dg penyakit ini, karena Rasul saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus nebgeluhkan sakit kepala..
Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majelis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku.. ampuni kesalahanku.., kita akab jumpa kelak dg perjumpaan yg abadi..
Amiin..
Kalau usiaku ditakdirkan lebih maka kita terus berjuang semampunya, tapi mohon jangan siksa hari hariku.. hanya itu yg kuminta..
Semoga Allah panjangkan umur beliau untuk berdakwah di jalan Allah dan Rasulullah. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Habib Lutfi: Muslim Bertarekat dan Tidak Bertarekat
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang
terhormat. Saya ingin mengajukan pertanyaan penting yang berhubungan
dengan masalah kemurniaan dan kesempurnaan iman.
Pertama, apakah, di dalam mendalami masalah keimanan, setiap muslim lebih baik menjadi jamaah tarekat? Kedua, apakah dengan cara menjadi anggota jamaah tarekat di bawah bimbingan mursyidnya, seseorang dapat lebih tenang dan mantap dalam mengamalkan tuntunan agama Islam, karena dianggap merujuk pada ajaran Nabi Muham¬mad (saw) melalui bimbingan mursyid tersebut? Bagaimana dengan para ulama atau ustad yang mengajarkan Islam tanpa menjadi anggota jamaah tarekat? Demikian pertanyaan dari saya, semoga menjadi manfaat. Amin ya Robbal Alamin.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Tentang keimanan seseorang sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an,
"Katakanlah, jika kamu mencintai Allah..." (Ali Imran: 31).
Ketika ayat ini turun, seorang sahabat bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad (saw), "Matta akunu mu'mman shadiqan?" atau "Bilamanakah aku menjadi mukmin yang sesungguhnya?" Dijawab oleh Baginda Nabi (saw), "Idza ahbabtallah" atau "Apabila engkau mencintai Allah"
Seianjutnya sahabat itu bertanya lagi, dan dijawab oleh Rasulullah (saw),"Orang itu mencintai Rasul-Nya. Berikutnya mengikuti sunnah-sunnahnya, dan mencintai orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya"
Dan akhirnya, Nabi Muhammad (saw) bersabda lagi
"Wayatawaffatuna fil- Imani qadrl tawannutihim fi mahabati,"
atau "Dan keimanan mereka bertingkat-tingkat menurut tingkatan kecintaan kepada Allah." Itu diucapkan sampai tiga kali oleh Rasulullah (saw).
Hadit itu melanjutkan bahwa kadar bobot iman seseorang, tergantung pada kecintaannya kepada Nabi Muhammad (saw). Sebaliknya kadar kekafiran seseorang juga tergantung pada kebenciannya kepada beliau (saw). Kalau kecintaannya kepada Rasulullah (saw) bertambah, keimanannya kepada Allah (Swt) pun akan bertambah. bertambah dalam arti bersinar, bercahaya, dan semakin menerangi hidupnya. Maka, apabila kita melihat ayat,
«Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihl dan mengampunlmu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
(All Imran: 31).
Lalu bagaimanakah cara mencintai Allah dan apa yang terkandung di dalam makna mencintai tersebut? Jawabanya; di antaranya bahwa Allah dan Rasul-Nya jelas tidak bias dipisah-pisahkan. Kalau seseorang mencintai Allah, pasti dan harus mencintai Nabi-Nya. Dan tentu saja, dia akan menjalankan sunnah serta mencintai orang yang dicintai Rasul-Nya. Di sinilah pengertian tarekat yang sebenarnya, yakni untuk membimbing orang itu mencapai keimanan sempurna.
Keimanan terbentuk secara terbimbing. Di situlah peran para mursyid, sehingga tingkatan tauhid kita, makrifat kita,tidak salah dan tidak sembarangan menempatkan diri, sebab ada bimbingan dari mursyid tersebut Bagaimana orang yang tidak bertarekat? Saya jelaskan dulu, syaratnya bertarekat itu harus tahu syariat dulu. Artinya, kewajiban-kewajiban yang harus dimengerti oleh individu sudah dipahami. Diantaranya, hak Allah (Swt): wajib, mustahil, dan jaiz (berwenang). Lalu hak para rasul, apa yang wajib, mustahil, dan jaiz bagirnereka.
Setelah kita mengenal Allah dan Rasul-Nya, kita meyakini apa yang disampaikannya. Seperti rukun Islam, yaitu membaca syahadat, mengerjakan shalat, melaksanakan puasa, berzakat bagi yang cukup syaratnya, serta naik haji baga y ng mampu. Begitu juga kita mengetahui rukun iman, serta beberapa tuntunan Islam seperti shalat, wudhu', dan lainnya. Namun Anda harus bisa membedakan, orang yang menempuh jalan kepada Allah dengan sendirian, tentu tidak sama dengan orang yang menempuh jalan kepada Allah bersama-sama, yaitu melalui seorang mursyid. Kalau kita mau menuju Mekkah, sebagai satu contoh, seseorang yang belum mengenal Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah, tentu berbeda dengan orang yang datang kedua tempat tersebut dengan disertai pembimbing ataumursyid.
Orang yang tidak mengenal sama sekali kedua tempat itu, karena meyakini berdasarkan informasi dan kemampuannya, sah-sah saja. Namun orang yang disertai mursyid
akan lebih runtut dan sempurna, karena si pemimbing tadi sudah berpengalaman dan akan mengantarke rukun zamani, sumur zamzam, makam Ibrahim, dan lainnya Meski seseorang itu sudah sampai di Ka'bah, namun kalau tidak tahu rukun zamani, dia tidak akan mampu untuk memulai tawaf karena tidak tahu bagaimana memulainya itulah perbedaannya.
Pertama, apakah, di dalam mendalami masalah keimanan, setiap muslim lebih baik menjadi jamaah tarekat? Kedua, apakah dengan cara menjadi anggota jamaah tarekat di bawah bimbingan mursyidnya, seseorang dapat lebih tenang dan mantap dalam mengamalkan tuntunan agama Islam, karena dianggap merujuk pada ajaran Nabi Muham¬mad (saw) melalui bimbingan mursyid tersebut? Bagaimana dengan para ulama atau ustad yang mengajarkan Islam tanpa menjadi anggota jamaah tarekat? Demikian pertanyaan dari saya, semoga menjadi manfaat. Amin ya Robbal Alamin.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Tentang keimanan seseorang sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an,
"Katakanlah, jika kamu mencintai Allah..." (Ali Imran: 31).
Ketika ayat ini turun, seorang sahabat bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad (saw), "Matta akunu mu'mman shadiqan?" atau "Bilamanakah aku menjadi mukmin yang sesungguhnya?" Dijawab oleh Baginda Nabi (saw), "Idza ahbabtallah" atau "Apabila engkau mencintai Allah"
Seianjutnya sahabat itu bertanya lagi, dan dijawab oleh Rasulullah (saw),"Orang itu mencintai Rasul-Nya. Berikutnya mengikuti sunnah-sunnahnya, dan mencintai orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya"
Dan akhirnya, Nabi Muhammad (saw) bersabda lagi
"Wayatawaffatuna fil- Imani qadrl tawannutihim fi mahabati,"
atau "Dan keimanan mereka bertingkat-tingkat menurut tingkatan kecintaan kepada Allah." Itu diucapkan sampai tiga kali oleh Rasulullah (saw).
Hadit itu melanjutkan bahwa kadar bobot iman seseorang, tergantung pada kecintaannya kepada Nabi Muhammad (saw). Sebaliknya kadar kekafiran seseorang juga tergantung pada kebenciannya kepada beliau (saw). Kalau kecintaannya kepada Rasulullah (saw) bertambah, keimanannya kepada Allah (Swt) pun akan bertambah. bertambah dalam arti bersinar, bercahaya, dan semakin menerangi hidupnya. Maka, apabila kita melihat ayat,
«Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihl dan mengampunlmu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
(All Imran: 31).
Lalu bagaimanakah cara mencintai Allah dan apa yang terkandung di dalam makna mencintai tersebut? Jawabanya; di antaranya bahwa Allah dan Rasul-Nya jelas tidak bias dipisah-pisahkan. Kalau seseorang mencintai Allah, pasti dan harus mencintai Nabi-Nya. Dan tentu saja, dia akan menjalankan sunnah serta mencintai orang yang dicintai Rasul-Nya. Di sinilah pengertian tarekat yang sebenarnya, yakni untuk membimbing orang itu mencapai keimanan sempurna.
Keimanan terbentuk secara terbimbing. Di situlah peran para mursyid, sehingga tingkatan tauhid kita, makrifat kita,tidak salah dan tidak sembarangan menempatkan diri, sebab ada bimbingan dari mursyid tersebut Bagaimana orang yang tidak bertarekat? Saya jelaskan dulu, syaratnya bertarekat itu harus tahu syariat dulu. Artinya, kewajiban-kewajiban yang harus dimengerti oleh individu sudah dipahami. Diantaranya, hak Allah (Swt): wajib, mustahil, dan jaiz (berwenang). Lalu hak para rasul, apa yang wajib, mustahil, dan jaiz bagirnereka.
Setelah kita mengenal Allah dan Rasul-Nya, kita meyakini apa yang disampaikannya. Seperti rukun Islam, yaitu membaca syahadat, mengerjakan shalat, melaksanakan puasa, berzakat bagi yang cukup syaratnya, serta naik haji baga y ng mampu. Begitu juga kita mengetahui rukun iman, serta beberapa tuntunan Islam seperti shalat, wudhu', dan lainnya. Namun Anda harus bisa membedakan, orang yang menempuh jalan kepada Allah dengan sendirian, tentu tidak sama dengan orang yang menempuh jalan kepada Allah bersama-sama, yaitu melalui seorang mursyid. Kalau kita mau menuju Mekkah, sebagai satu contoh, seseorang yang belum mengenal Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah, tentu berbeda dengan orang yang datang kedua tempat tersebut dengan disertai pembimbing ataumursyid.
Orang yang tidak mengenal sama sekali kedua tempat itu, karena meyakini berdasarkan informasi dan kemampuannya, sah-sah saja. Namun orang yang disertai mursyid
akan lebih runtut dan sempurna, karena si pemimbing tadi sudah berpengalaman dan akan mengantarke rukun zamani, sumur zamzam, makam Ibrahim, dan lainnya Meski seseorang itu sudah sampai di Ka'bah, namun kalau tidak tahu rukun zamani, dia tidak akan mampu untuk memulai tawaf karena tidak tahu bagaimana memulainya itulah perbedaannya.
Syariat dan Tarekat Itu Menyatu
Syareat dan Tarekat itu Menyatu
==================================
Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh puji syukur kepada Allah (Swt) atas nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam relalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad (saw), keluarga dan sahabatnya, dan semoga rahmat serta inayah-Nya tercurah kepada Habib Luthfi bin Yahya dan keluarga. Amin. Saya sering mendengar kata syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat; tetapi saya belum begitu paham apa arti semua itu. Tolong Habib jelaskan satu per satu. Bagaimanakah caranya jika saya berbaiat langsung kepada Habib, olehkan melalui surat, atau datang sendiri? Bolehkah seorang santri memiliki dua atau tiga guru tarekat? Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
M. Riyafiy, Pamiritan, BalapulangTegal, Jawa Tengah
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Syariat, tarekat, dan hakikat itu tidak bisa dipisah-pisahkan. Bertarekat meninggalkan syariat, tidak benar. Karena, tarekat adalah buah syariat. Jadi, kalau bertarekat, tidak terlepas melalui pintunya dahulu, yaitu syariat. Syariatlah yang mengatur kehidupan kita, dengan menggunaka hukum, dart mulai akidah, keimanan, keislaman, sehingga kita beriman kepada Allah, malaikat, kltab Allah, Rasul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dan syariat pula mengetahui rukun Islam, yaitu dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Serta keutamaan shalat, juga hubungan antara manusia, seperti jual-bell, pernikahan, dan lainnya.
Setelah menjalankan syariat dengan balk, kita bertarekat, untuk menuju jalan kepada Allah dengan baik. Jadi, secara sederhana menuju jalan kepada Allah disebut tarekat Bertarekat perlu dlblmbing para mursyid, yang akan mengantar murid darl mengerti dan mengenal Allah sampai nanti "dikenal" Allah (swt), yakni dekat dan disayang oleh Dia (Swt). Amalan utama tarekat adalah berzikir.
Hanya, perlu dipahami, pengertlan tarekat tidak terbatas hal itu. Yang dltuntut oleh tarekat di jalan Allah adalah' perilaku para pengikut tarekat yang mulia. Terutama mem-bersihkan kotoran-kotoran yang ada dl dalam batin dan lahirnya, sehingga secara lahir dan batin kita bersih dalam menuju ke jalan Allah.
Sebagai contoh berwudu. Wudu adalah peraturan syariat, guna menjalankan shalat dan l`in-lainnya. Biasanya kita hanya berwudu untuk mendapatkan keutamaan wudu, serta sebagai syarat untuk menjalankan shalat. Sedangkan tarekat menuntut buah wudu. Berapa kali kita membasuh muka ketika berwudu. Dan berapa kali kita membasuh tangan setiap hari untuk menjalankan ibadah. Coba kita aplikasikan dalam kehidupan kita, sosialisasikan untuk kehldupan kita masing-maslng. Kalau sudah sering membersihkan muka, kita harus leblh mengerti serta merendahkan hatl, malu kalau kita berlaku sombong.
Darl hasll wudu, kita cari buahnya yaitu lebih berakhlak, lebih rendah hati, lebih beradab, sehingga ada peningkatan dart hari ke hari. Itulah buahnya, sehingga kita semakin dekat kepada Allah. Sebab, justru di hadapan Allah, kita semakin menundukkan kepala. Karena semua itu adalah pemberian-Nya semata-mata. Kalau bukan karena pemberian-Nya (Swt), bagaimana bisa mengerti segala yang kita miliki ini.
Begitu juga, kita pun diberi pemahaman oleh Allah terhadap junjungan kita Nabi Muhammad (saw) atas limpahan rahmat kepadanya, sehingga kita menjadi pengikutnya yang setia. Untuk itulah kita selalu memuji I Rasulullah (saw) dengan tujuan supaya kita lebih dekat | kepada Rasulullah. Dengan begitu, sosok Rasulullah akan menjadi idola bagi kita dalam menapaki kehidupan Wngga akhir hayat.
Bertarekat akan memupuk sikap rendah hati kita kepada para Wali, ulama, guru-guru kita yang telah memberikan pemahaman tentang kebenaran ajaran syareat dan tarekat. Itu baru dari segi membersihkan muka secara lahiriah dan bathiniah, hal itu akan mencegah tangan kita dari berbuat maksiat. Kita akan selalu diperingatkan untuk tidak mengambil yang bukan milik kita apalagi melakukan korupsi, misalnya yang sangat merugikan rakyat. Sebab tangan kita sudah disucikan setiap hari. Kalau kita bisa mempelajari banyak hal dari wudu saja, insyaAllah masalah korupsi itu bisa terberantas. Lalu telinga kita yang digunakan untuk mendengarkan suatu yang baik. Kita tidak akan menyampaikan yang kita dengar kalau informasi itu justru akan memancing masalah atau memanaskan situasi, apalagi menimbulkan pecah belah dan kekacauan. Tentu saja, hal itu berlaku pula bagi mata kita, kedua kaki kita, dan anggota badan lainnya. Itulah hasil karya, hasil didikan, yang mendapatkan bimbingan dari Allah.
Mengapa kita harus berwudu ketika akan mendirlkan shalat? Berwudu tidak hanya membersihkan kotoran lahiriah kita, tetapi pada hakikatnya jugamembersihkan kotoran batinlah. Al-Qur'an menyebutkan bahwa shalat mencegah dari kemungkaran dan kerusakan, karena kita sudah memahami makna wudu dan shalat itu secara tarekat.
Bagi para murid yang ingin belajar tarekat, saya anjurkan, mulailah dari seorang guru yang dipercaya. Tapi sebaliknya, bagi guru yang ingin ditaati muridnya, cobalah didik para murid itu seperti timba yang mendekati sumurnya, bukan sumuryang mendekati timbanya.
Maka akan terbentuklah kewibawaan guru terhadap muridnya. Bagi murid, saya anjurkan untuk belajar hanya pada satu guru. Sebagai contoh mudahnya, kalau air teh dicampur susu lalu dicampur lagi dengan kopi atau lainnya, meskipun halal, apa jadinya? Bagaimana rasanya? Jadi kalau ingin minum teh, minum saja teh tanpa dicampur dengan lainnya. Nikmati minum teh dengan gula, kemudian cari manfaatnya bagi tubuh. Begitu juga kalau ingin minum kopi, susu, atau lainnya. Itu hanya sebagai perumpamaan. Jadi, kalau ingin belajar tarekat, jangan sekadar melihat organisasi itu besar Meski organisasi tarekat itu kecil, kalau lebih berpengaruh terhadap jiwa kita, sehingga iebih mendekatkan diri kepada Allah, tidak perlu ragu lagl untuk mengikutinya.
==================================
Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh puji syukur kepada Allah (Swt) atas nikmat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam relalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad (saw), keluarga dan sahabatnya, dan semoga rahmat serta inayah-Nya tercurah kepada Habib Luthfi bin Yahya dan keluarga. Amin. Saya sering mendengar kata syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat; tetapi saya belum begitu paham apa arti semua itu. Tolong Habib jelaskan satu per satu. Bagaimanakah caranya jika saya berbaiat langsung kepada Habib, olehkan melalui surat, atau datang sendiri? Bolehkah seorang santri memiliki dua atau tiga guru tarekat? Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
M. Riyafiy, Pamiritan, BalapulangTegal, Jawa Tengah
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Syariat, tarekat, dan hakikat itu tidak bisa dipisah-pisahkan. Bertarekat meninggalkan syariat, tidak benar. Karena, tarekat adalah buah syariat. Jadi, kalau bertarekat, tidak terlepas melalui pintunya dahulu, yaitu syariat. Syariatlah yang mengatur kehidupan kita, dengan menggunaka hukum, dart mulai akidah, keimanan, keislaman, sehingga kita beriman kepada Allah, malaikat, kltab Allah, Rasul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dan syariat pula mengetahui rukun Islam, yaitu dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Serta keutamaan shalat, juga hubungan antara manusia, seperti jual-bell, pernikahan, dan lainnya.
Setelah menjalankan syariat dengan balk, kita bertarekat, untuk menuju jalan kepada Allah dengan baik. Jadi, secara sederhana menuju jalan kepada Allah disebut tarekat Bertarekat perlu dlblmbing para mursyid, yang akan mengantar murid darl mengerti dan mengenal Allah sampai nanti "dikenal" Allah (swt), yakni dekat dan disayang oleh Dia (Swt). Amalan utama tarekat adalah berzikir.
Hanya, perlu dipahami, pengertlan tarekat tidak terbatas hal itu. Yang dltuntut oleh tarekat di jalan Allah adalah' perilaku para pengikut tarekat yang mulia. Terutama mem-bersihkan kotoran-kotoran yang ada dl dalam batin dan lahirnya, sehingga secara lahir dan batin kita bersih dalam menuju ke jalan Allah.
Sebagai contoh berwudu. Wudu adalah peraturan syariat, guna menjalankan shalat dan l`in-lainnya. Biasanya kita hanya berwudu untuk mendapatkan keutamaan wudu, serta sebagai syarat untuk menjalankan shalat. Sedangkan tarekat menuntut buah wudu. Berapa kali kita membasuh muka ketika berwudu. Dan berapa kali kita membasuh tangan setiap hari untuk menjalankan ibadah. Coba kita aplikasikan dalam kehidupan kita, sosialisasikan untuk kehldupan kita masing-maslng. Kalau sudah sering membersihkan muka, kita harus leblh mengerti serta merendahkan hatl, malu kalau kita berlaku sombong.
Darl hasll wudu, kita cari buahnya yaitu lebih berakhlak, lebih rendah hati, lebih beradab, sehingga ada peningkatan dart hari ke hari. Itulah buahnya, sehingga kita semakin dekat kepada Allah. Sebab, justru di hadapan Allah, kita semakin menundukkan kepala. Karena semua itu adalah pemberian-Nya semata-mata. Kalau bukan karena pemberian-Nya (Swt), bagaimana bisa mengerti segala yang kita miliki ini.
Begitu juga, kita pun diberi pemahaman oleh Allah terhadap junjungan kita Nabi Muhammad (saw) atas limpahan rahmat kepadanya, sehingga kita menjadi pengikutnya yang setia. Untuk itulah kita selalu memuji I Rasulullah (saw) dengan tujuan supaya kita lebih dekat | kepada Rasulullah. Dengan begitu, sosok Rasulullah akan menjadi idola bagi kita dalam menapaki kehidupan Wngga akhir hayat.
Bertarekat akan memupuk sikap rendah hati kita kepada para Wali, ulama, guru-guru kita yang telah memberikan pemahaman tentang kebenaran ajaran syareat dan tarekat. Itu baru dari segi membersihkan muka secara lahiriah dan bathiniah, hal itu akan mencegah tangan kita dari berbuat maksiat. Kita akan selalu diperingatkan untuk tidak mengambil yang bukan milik kita apalagi melakukan korupsi, misalnya yang sangat merugikan rakyat. Sebab tangan kita sudah disucikan setiap hari. Kalau kita bisa mempelajari banyak hal dari wudu saja, insyaAllah masalah korupsi itu bisa terberantas. Lalu telinga kita yang digunakan untuk mendengarkan suatu yang baik. Kita tidak akan menyampaikan yang kita dengar kalau informasi itu justru akan memancing masalah atau memanaskan situasi, apalagi menimbulkan pecah belah dan kekacauan. Tentu saja, hal itu berlaku pula bagi mata kita, kedua kaki kita, dan anggota badan lainnya. Itulah hasil karya, hasil didikan, yang mendapatkan bimbingan dari Allah.
Mengapa kita harus berwudu ketika akan mendirlkan shalat? Berwudu tidak hanya membersihkan kotoran lahiriah kita, tetapi pada hakikatnya jugamembersihkan kotoran batinlah. Al-Qur'an menyebutkan bahwa shalat mencegah dari kemungkaran dan kerusakan, karena kita sudah memahami makna wudu dan shalat itu secara tarekat.
Bagi para murid yang ingin belajar tarekat, saya anjurkan, mulailah dari seorang guru yang dipercaya. Tapi sebaliknya, bagi guru yang ingin ditaati muridnya, cobalah didik para murid itu seperti timba yang mendekati sumurnya, bukan sumuryang mendekati timbanya.
Maka akan terbentuklah kewibawaan guru terhadap muridnya. Bagi murid, saya anjurkan untuk belajar hanya pada satu guru. Sebagai contoh mudahnya, kalau air teh dicampur susu lalu dicampur lagi dengan kopi atau lainnya, meskipun halal, apa jadinya? Bagaimana rasanya? Jadi kalau ingin minum teh, minum saja teh tanpa dicampur dengan lainnya. Nikmati minum teh dengan gula, kemudian cari manfaatnya bagi tubuh. Begitu juga kalau ingin minum kopi, susu, atau lainnya. Itu hanya sebagai perumpamaan. Jadi, kalau ingin belajar tarekat, jangan sekadar melihat organisasi itu besar Meski organisasi tarekat itu kecil, kalau lebih berpengaruh terhadap jiwa kita, sehingga iebih mendekatkan diri kepada Allah, tidak perlu ragu lagl untuk mengikutinya.
Thursday, January 16, 2014
PERBEDAAN MENJADI INDAH DENGAN AKHLAQUL KARIMAH
“Tata Krama dalam Perbedaan Pendapat; Kisah KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Faqih Maskumambang”
Dalam terbitan perdana sebuah jurnal ilmiah bulanan Nahdlatul Ulama, yang diterbitkan pada 1928 dan bertahan sampai tahun 60-an, KH. Hasyim Asy’ari menuliskan fatwa bahwa penggunaan kentongan (alat dari kayu yang dipukul hingga berbunyi nyaring) tidak diperkenankan untuk memanggil shalat dalam hukum Islam. Dasar dari pendapat beliau itu adalah bahwa penggunaan alat itu tidak ditemukan dalilnya.
Mbah Hasyim, begitu beliau biasa disebut memang dikenal sebagai seorang ulama yang sangat menguasai ilmu hadits, karena itu sangat wajar apabila beliau berpendapat seperti itu, karena memang tidak ditemukan dalil sharih mengenai kebolehan penggunaan alat tersebut.
Pendapat tersebut disanggah oleh Kyai Faqih Maskumambang, Gresik, wakil beliau. Dalam penerbitan bulan berikutnya jurnal tersebut, Kyai Faqih menyatakan bahwa kentongan boleh digunakan. Alasan beliau adalah kentongan diqiyaskan (disamakan) dengan beduk sebagai alat pemanggil shalat. Jika bedug boleh digunakan tentunya kentongan juga boleh digunakan.
Segera setelah uraian Kyai Faqih itu muncul, KH. M. Hasyim Asy’ari segera memanggil para ulama se-Jombang dan para santri senior beliau untuk berkumpul di Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Beliau lalu memerintahkan kedua artikel itu untuk dibacakan kepada para hadirin. Setelah itu, beliau menyatakan mereka dapat menggunakan salah satu dari kedua alat pemanggil itu dengan bebas. Yang beliau minta hanyalah satu hal, yaitu hendaknya di masjid Tebu Ireng, Jombang kentongan itu tidak digunakan selama-lamanya. Pandangan beliau itu mencerminkan sikap sangat menghormati pendapat Kyai Faqih Maskumambang tersebut.
Dalam bulan Maulid-Rabi’ul Awwal berikutnya, KH. Hasyim Asy’ari diundang untuk memberikan ceramah di Pesantren Maskumambang. Tiga hari sebelumnya, para utusan Kyai Faqih Maskumambang menemui para ketua ta’mir masjid dan surau yang ada di Kabupaten Gresik dengan membawa pesan beliau: “Selama Kyai M. Hasyim Asy’ari berada di kawasan kabupaten tersebut, semua kentongan yang ada harus diturunkan dari tempat bergantungnya alat itu.” Sikap ini diambil beliau karena penghormatan beliau terhadap KH. Hasyim Asy’ari.
Setelah selesai melaksanakan tugas, para santri itu pun menghadap kembali kepada sang kyai. Salah satu santri maju ke hadapan Kyai Faqih dan berkata dengan polosnya: “Maaf Kyai, amanat Kyai kepada kami untuk menurunkan semua kentongan selama kedatangan Kyai Hasyim Asy’ari sudah kami laksanakan.”
Sontak saja KH. Faqih menjadi sangat malu. Pasalnya kyai yang disinggung dalam amanat beliau itu sudah duduk di hadapannya sedari tadi. Tiada lain beliau adalah KH. Hasyim Asy’ari. Rupanya para santri tidak tahu bahwa yang berada di hadapan kyai mereka adalah KH. Hasyim Asy’ari.
Dengan tersenyum menyimpan malu, KH. Faqih pun berkata kepada para santrinya: “Ya sudah, sini kalian semua cium tangan Kyai Hasyim Asy’ari.”
Dalam buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita Semua halaman 256-257, KH. Abdurrahman Wahid/Gus Dur mengatakan: “Meyakini sebuah kebenaran, tidak berarti hilangnya sikap menghormati pandangan orang lain, sebuah sikap tanda kematangan pribadi kedua tokoh tersebut. Begitulah tatakrama dalam perbedaan pendapat yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita, suatu sikap yang harus diteladani dan dilestarikan.”
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 15 Januari 2014
http://www.muslimedianews.com/2014/01/tata-krama-dalam-perbedaan-pendapat.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/01/perbedaan-menjadi-indah-dengan-akhlaqul.html
Dalam terbitan perdana sebuah jurnal ilmiah bulanan Nahdlatul Ulama, yang diterbitkan pada 1928 dan bertahan sampai tahun 60-an, KH. Hasyim Asy’ari menuliskan fatwa bahwa penggunaan kentongan (alat dari kayu yang dipukul hingga berbunyi nyaring) tidak diperkenankan untuk memanggil shalat dalam hukum Islam. Dasar dari pendapat beliau itu adalah bahwa penggunaan alat itu tidak ditemukan dalilnya.
Mbah Hasyim, begitu beliau biasa disebut memang dikenal sebagai seorang ulama yang sangat menguasai ilmu hadits, karena itu sangat wajar apabila beliau berpendapat seperti itu, karena memang tidak ditemukan dalil sharih mengenai kebolehan penggunaan alat tersebut.
Pendapat tersebut disanggah oleh Kyai Faqih Maskumambang, Gresik, wakil beliau. Dalam penerbitan bulan berikutnya jurnal tersebut, Kyai Faqih menyatakan bahwa kentongan boleh digunakan. Alasan beliau adalah kentongan diqiyaskan (disamakan) dengan beduk sebagai alat pemanggil shalat. Jika bedug boleh digunakan tentunya kentongan juga boleh digunakan.
Segera setelah uraian Kyai Faqih itu muncul, KH. M. Hasyim Asy’ari segera memanggil para ulama se-Jombang dan para santri senior beliau untuk berkumpul di Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Beliau lalu memerintahkan kedua artikel itu untuk dibacakan kepada para hadirin. Setelah itu, beliau menyatakan mereka dapat menggunakan salah satu dari kedua alat pemanggil itu dengan bebas. Yang beliau minta hanyalah satu hal, yaitu hendaknya di masjid Tebu Ireng, Jombang kentongan itu tidak digunakan selama-lamanya. Pandangan beliau itu mencerminkan sikap sangat menghormati pendapat Kyai Faqih Maskumambang tersebut.
Dalam bulan Maulid-Rabi’ul Awwal berikutnya, KH. Hasyim Asy’ari diundang untuk memberikan ceramah di Pesantren Maskumambang. Tiga hari sebelumnya, para utusan Kyai Faqih Maskumambang menemui para ketua ta’mir masjid dan surau yang ada di Kabupaten Gresik dengan membawa pesan beliau: “Selama Kyai M. Hasyim Asy’ari berada di kawasan kabupaten tersebut, semua kentongan yang ada harus diturunkan dari tempat bergantungnya alat itu.” Sikap ini diambil beliau karena penghormatan beliau terhadap KH. Hasyim Asy’ari.
Setelah selesai melaksanakan tugas, para santri itu pun menghadap kembali kepada sang kyai. Salah satu santri maju ke hadapan Kyai Faqih dan berkata dengan polosnya: “Maaf Kyai, amanat Kyai kepada kami untuk menurunkan semua kentongan selama kedatangan Kyai Hasyim Asy’ari sudah kami laksanakan.”
Sontak saja KH. Faqih menjadi sangat malu. Pasalnya kyai yang disinggung dalam amanat beliau itu sudah duduk di hadapannya sedari tadi. Tiada lain beliau adalah KH. Hasyim Asy’ari. Rupanya para santri tidak tahu bahwa yang berada di hadapan kyai mereka adalah KH. Hasyim Asy’ari.
Dengan tersenyum menyimpan malu, KH. Faqih pun berkata kepada para santrinya: “Ya sudah, sini kalian semua cium tangan Kyai Hasyim Asy’ari.”
Dalam buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita Semua halaman 256-257, KH. Abdurrahman Wahid/Gus Dur mengatakan: “Meyakini sebuah kebenaran, tidak berarti hilangnya sikap menghormati pandangan orang lain, sebuah sikap tanda kematangan pribadi kedua tokoh tersebut. Begitulah tatakrama dalam perbedaan pendapat yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita, suatu sikap yang harus diteladani dan dilestarikan.”
Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 15 Januari 2014
http://www.muslimedianews.com/2014/01/tata-krama-dalam-perbedaan-pendapat.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/01/perbedaan-menjadi-indah-dengan-akhlaqul.html
Pemimpin Pilihan Tuhan
Oleh : KH A. Musthofa Bisri
Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh-Rembang-Jateng
JAWA POS, 14 Januari 2014
BAGI umat Islam, pemimpin paling pemimpin tentulah Nabi Agung Muhammad SAW. Hamba
yang dipilih Allah untuk menjadi pemimpin dunia dan akhirat. Pemimpin yang memimpin
manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin
pilihan Allah dianugerahi-Nya sifat-sifat yang apabila ditiru-contoh pemimpin-pemimpin dunia
(zuama) maupun ''pemimpin-pemimpin akhirat'' (ulama) pasti akan sukses.
Sebagai pemimpin manusia, Nabi Muhammad SAW bukan saja manusia sejati. Tapi, beliau juga
manusia yang mengerti manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Banyak pemimpin
yang tampaknya manusia, namun tidak mengerti manusia. Mereka pikir semua manusia sama
atau harus sama dengan mereka. Banyak pemimpin yang tidak memanusiakan manusia. Tidak
mampu menghargai manusia sebagai manusia, sebagaimana Allah sendiri menghargainya (Q 17:
70).
Nabi Muhammad SAW sangat mengerti dan menghargai manusia. Mengerti bahwa manusia itu
tidak sama, baik dalam hal kemampuan fisik, pemikiran, maupun kecenderungan-
kecenderungannya. Beliau membedakan ujarannya kepada setiap orang sesuai dengan daya
tangkap yang bersangkutan. Demikian pula perintah-perintahnya.
Apabila ujaran, perintah, atau ajaran umum untuk semua orang; maka selalu berciri tawassuth,
tengah-tengah dan dikaitkan dengan kemampuan dan kesanggupan. "Idzaaaa amartukum
biamrin fa'tu minhu mastatha'tum," kata beliau. Apabila aku memerintahkan sesuatu
kepadamu, laksanakanlah semampumu. Itu sejalan dengan firman Allah, "IttaquuLlaaha
mastatha'tum" (Q 64: 16).
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW dianugerahi kelembutan hati, kelapangan dada, dan
rasa belas kasihan yang mendalam terhadap mereka yang dipimpinnya. Beliau tidak kasar dan
apalagi kejam, baik dalam tindakan atau sekadar ucapan. Beliau lebih suka memaafkan
daripada membalas sikap bodoh orang. Bahkan, untuk mereka yang berdosa kepada Tuhan,
beliau memohonkan ampun.
Meskipun seorang utusan Tuhan, Rasulullah, beliau tidak segan-segan bermusyawarah dengan
para pengikutnya dalam berbagai masalah. Itu sesuai dengan yang diperintahkan Tuhannya
dalam Q 3: 159. Faktor itulah yang membuat beliau dicintai dan ajakannya mendapat sambutan
yang luar biasa.
Ada ciri lain yang sangat penting yang perlu ditiru oleh mereka yang ingin menjadi pemimpin
masyarakat dan perlu dicatat masyarakat yang akan memilih pemimpin. Dalam kalimat yang
singkat dan padat, Allah memerikan rasul-Nya yang agung ini dengan firman-Nya: "Laqod jaa-
akum Rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum, hariishun 'alaikum bilmu'miniina
rauufun rahiim" (Q 9: 128).
"Sungguh telah datang kepada kalian, seorang rasul dari kalangan kalian sendiri yang sangat
tidak tahan melihat penderitaan kalian, penuh perhatian terhadap kalian, dan kepada orang-
orang yang beriman amat mengasihi dan menyayangi" (Ini terjemahan bebas saya yang
mungkin sedikit berbeda dengan terjemahan Al-Quran dan Terjemahannya terbitan Mujamma
Al-Malik Fahd Madinah yang berasal dari terjemahan Departemen Agama RI yang
menerjemahkan kalimat 'aziizun 'alaihi maa 'anittum secara harfiah dengan: "berat terasa
olehnya penderitaanmu").
Dalam firman yang singkat padat ini, kita bisa jelas melihat bahwa Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin memiliki karakter utama: (a) tidak tahan melihat - atau menurut "terjemahan
Depag" berat terasa olehnya - penderitaan umatnya; (b) penuh perhatian kepada mereka; dan
(c) terhadap mereka yang beriman, sangat mengasihi dan menyayangi.
Seluruh hidup pemimpin Agung yang lemah lembut, santun, dan tidak kasar - yang kita
peringati hari kelahirannya saat ini - dikhidmahkan untuk melaksanakan perintah Allah;
memikirkan dan memperjuangkan kebahagiaan umat dan menghilangkan penderitaan mereka,
baik di dunia maupun di akhirat.
Limpahkanlah ya Allah, salawat dan salam-Mu kepada Pemimpin Agung kami. Dan anugerahilah
kami pemimpin yang meneladani kepekaan, kelembutan, perhatian, dan kasih sayangnya kepada
umat. Amin.
Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh-Rembang-Jateng
JAWA POS, 14 Januari 2014
BAGI umat Islam, pemimpin paling pemimpin tentulah Nabi Agung Muhammad SAW. Hamba
yang dipilih Allah untuk menjadi pemimpin dunia dan akhirat. Pemimpin yang memimpin
manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin
pilihan Allah dianugerahi-Nya sifat-sifat yang apabila ditiru-contoh pemimpin-pemimpin dunia
(zuama) maupun ''pemimpin-pemimpin akhirat'' (ulama) pasti akan sukses.
Sebagai pemimpin manusia, Nabi Muhammad SAW bukan saja manusia sejati. Tapi, beliau juga
manusia yang mengerti manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Banyak pemimpin
yang tampaknya manusia, namun tidak mengerti manusia. Mereka pikir semua manusia sama
atau harus sama dengan mereka. Banyak pemimpin yang tidak memanusiakan manusia. Tidak
mampu menghargai manusia sebagai manusia, sebagaimana Allah sendiri menghargainya (Q 17:
70).
Nabi Muhammad SAW sangat mengerti dan menghargai manusia. Mengerti bahwa manusia itu
tidak sama, baik dalam hal kemampuan fisik, pemikiran, maupun kecenderungan-
kecenderungannya. Beliau membedakan ujarannya kepada setiap orang sesuai dengan daya
tangkap yang bersangkutan. Demikian pula perintah-perintahnya.
Apabila ujaran, perintah, atau ajaran umum untuk semua orang; maka selalu berciri tawassuth,
tengah-tengah dan dikaitkan dengan kemampuan dan kesanggupan. "Idzaaaa amartukum
biamrin fa'tu minhu mastatha'tum," kata beliau. Apabila aku memerintahkan sesuatu
kepadamu, laksanakanlah semampumu. Itu sejalan dengan firman Allah, "IttaquuLlaaha
mastatha'tum" (Q 64: 16).
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW dianugerahi kelembutan hati, kelapangan dada, dan
rasa belas kasihan yang mendalam terhadap mereka yang dipimpinnya. Beliau tidak kasar dan
apalagi kejam, baik dalam tindakan atau sekadar ucapan. Beliau lebih suka memaafkan
daripada membalas sikap bodoh orang. Bahkan, untuk mereka yang berdosa kepada Tuhan,
beliau memohonkan ampun.
Meskipun seorang utusan Tuhan, Rasulullah, beliau tidak segan-segan bermusyawarah dengan
para pengikutnya dalam berbagai masalah. Itu sesuai dengan yang diperintahkan Tuhannya
dalam Q 3: 159. Faktor itulah yang membuat beliau dicintai dan ajakannya mendapat sambutan
yang luar biasa.
Ada ciri lain yang sangat penting yang perlu ditiru oleh mereka yang ingin menjadi pemimpin
masyarakat dan perlu dicatat masyarakat yang akan memilih pemimpin. Dalam kalimat yang
singkat dan padat, Allah memerikan rasul-Nya yang agung ini dengan firman-Nya: "Laqod jaa-
akum Rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum, hariishun 'alaikum bilmu'miniina
rauufun rahiim" (Q 9: 128).
"Sungguh telah datang kepada kalian, seorang rasul dari kalangan kalian sendiri yang sangat
tidak tahan melihat penderitaan kalian, penuh perhatian terhadap kalian, dan kepada orang-
orang yang beriman amat mengasihi dan menyayangi" (Ini terjemahan bebas saya yang
mungkin sedikit berbeda dengan terjemahan Al-Quran dan Terjemahannya terbitan Mujamma
Al-Malik Fahd Madinah yang berasal dari terjemahan Departemen Agama RI yang
menerjemahkan kalimat 'aziizun 'alaihi maa 'anittum secara harfiah dengan: "berat terasa
olehnya penderitaanmu").
Dalam firman yang singkat padat ini, kita bisa jelas melihat bahwa Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin memiliki karakter utama: (a) tidak tahan melihat - atau menurut "terjemahan
Depag" berat terasa olehnya - penderitaan umatnya; (b) penuh perhatian kepada mereka; dan
(c) terhadap mereka yang beriman, sangat mengasihi dan menyayangi.
Seluruh hidup pemimpin Agung yang lemah lembut, santun, dan tidak kasar - yang kita
peringati hari kelahirannya saat ini - dikhidmahkan untuk melaksanakan perintah Allah;
memikirkan dan memperjuangkan kebahagiaan umat dan menghilangkan penderitaan mereka,
baik di dunia maupun di akhirat.
Limpahkanlah ya Allah, salawat dan salam-Mu kepada Pemimpin Agung kami. Dan anugerahilah
kami pemimpin yang meneladani kepekaan, kelembutan, perhatian, dan kasih sayangnya kepada
umat. Amin.
Cinta Imam al-Ghazali untuk Lalat
Jika disebutkan nama Imam
al-Ghazali maka gambaran yang muncul adalah sosok ulama abad
pertengahan dengan reputasi kealiman yang tak diragukan. Ia termasuk
cendekiawan muslim yang komplet.
Wawasannya tak berhenti pada soal teks-teks agama yag kaya. Tokoh bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I ini menguasai disiplin filsafat dan menaruh prioritas pada olah rohani sebagai seorang sufi yang taat.
Para kritikus al-Ghazali bisa saja berseberangan dengan beberapa pikirannya. Namun, mereka tak dapat membantah kepribadian hujjatul islam ini yang zuhud, wara’, serta amat tekun menjalankan ibadah.
Kesungguhannya dalam beribadah tampak pula pada beberapa karyanya yang sarat anjuran melaksanakan amalan-amalan tertentu sebagai sarana penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pengabdian tulus seorang hamba. Kitab tasawuf dasar, Bidayatul Hidayah, yang dikarangnya pun mengungkapkan kenyataan ini.
Hanya saja, terselip kisah unik di balik totalitas Imam al-Ghazali dalam beragama pasca-kewafatannya. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad menulis cerita seseorang yang berjumpa Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. “Bagaimana Allah memperlakukanmu?” tanya orang tersebut.
Imam al-Ghazali mengisahkan bahwa di hadapan Allah ia ditanya tentang bekal apa yang ia serahkan untuk-Nya. Al-Ghazali pun menimpali dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia.
“Aku (Allah) menolak itu semua!” ternyata Allah menampik berbagai amalan Imam al-Ghazali kecuali satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat.
Saat itu Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab hingga seekor lalat mengusiknya barang sejenak. Lalat “usil” ini haus dan tinta di depan mata menjadi sasaran minumnya. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu.
“Masuklah bersama hamba-Ku ke sorga,” kata Allah kepada Imam al-Ghazali dalam kisah mimpi itu.
Hikayat ini mengandung pesan tentang betapa dahsyatnya pengaruh hati yang bersih dari egoisme, semata untuk kepentingan diri sendiri. Kasih sayang Imam al-Ghazali yang luas, bahkan kepada seekor lalat pun, membawa tokoh dengan jutaan pengikut ini pada kemuliaan
Peristiwa ini secara samar menampar sebagian kalangan yang kerap membanggakan capaian-capaian keberagamaannya. Karena ternyata penilaian ibadah manusia sepenuhnya milik-Nya, bukan milik manusia. Tak ada ruang bagi manusia menghakimi kualitas diri sendiri ataupun orang lain. Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan bisa jadi justru berbuah kenistaan.
Imam al-Ghazali sesungguhnya hanya mempraktikkan apa yang diteladankan dan diperintahkan Nabi, “Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama’. Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” (Mahbib)
Wawasannya tak berhenti pada soal teks-teks agama yag kaya. Tokoh bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I ini menguasai disiplin filsafat dan menaruh prioritas pada olah rohani sebagai seorang sufi yang taat.
Para kritikus al-Ghazali bisa saja berseberangan dengan beberapa pikirannya. Namun, mereka tak dapat membantah kepribadian hujjatul islam ini yang zuhud, wara’, serta amat tekun menjalankan ibadah.
Kesungguhannya dalam beribadah tampak pula pada beberapa karyanya yang sarat anjuran melaksanakan amalan-amalan tertentu sebagai sarana penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pengabdian tulus seorang hamba. Kitab tasawuf dasar, Bidayatul Hidayah, yang dikarangnya pun mengungkapkan kenyataan ini.
Hanya saja, terselip kisah unik di balik totalitas Imam al-Ghazali dalam beragama pasca-kewafatannya. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad menulis cerita seseorang yang berjumpa Imam al-Ghazali dalam sebuah mimpi. “Bagaimana Allah memperlakukanmu?” tanya orang tersebut.
Imam al-Ghazali mengisahkan bahwa di hadapan Allah ia ditanya tentang bekal apa yang ia serahkan untuk-Nya. Al-Ghazali pun menimpali dengan menyebut satu per satu seluruh prestasi ibadah yang pernah ia jalani di kehidupan dunia.
“Aku (Allah) menolak itu semua!” ternyata Allah menampik berbagai amalan Imam al-Ghazali kecuali satu kebaikannya ketika bertemu dengan seekor lalat.
Saat itu Imam al-Ghazali tengah sibuk menulis kitab hingga seekor lalat mengusiknya barang sejenak. Lalat “usil” ini haus dan tinta di depan mata menjadi sasaran minumnya. Sang Imam yang merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya itu.
“Masuklah bersama hamba-Ku ke sorga,” kata Allah kepada Imam al-Ghazali dalam kisah mimpi itu.
Hikayat ini mengandung pesan tentang betapa dahsyatnya pengaruh hati yang bersih dari egoisme, semata untuk kepentingan diri sendiri. Kasih sayang Imam al-Ghazali yang luas, bahkan kepada seekor lalat pun, membawa tokoh dengan jutaan pengikut ini pada kemuliaan
Peristiwa ini secara samar menampar sebagian kalangan yang kerap membanggakan capaian-capaian keberagamaannya. Karena ternyata penilaian ibadah manusia sepenuhnya milik-Nya, bukan milik manusia. Tak ada ruang bagi manusia menghakimi kualitas diri sendiri ataupun orang lain. Segenap prestasi ibadah dan kebenaran agama yang disombongkan bisa jadi justru berbuah kenistaan.
Imam al-Ghazali sesungguhnya hanya mempraktikkan apa yang diteladankan dan diperintahkan Nabi, “Irhamu man fil ardli yarhamkum man fis sama’. Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.” (Mahbib)
Praktik Bid'ah Hasanah para Sahabat Setelah Rasulullah Wafat
Para sahabat sering
melakukan perbuatan yang bisa digolongkan ke dalam bid'ah hasanah atau
perbuatan baru yang terpuji yang sesuai dengan cakupan sabda Rasulullah
SAW:
مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Siapa yang memberikan contoh perbuatan baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun. (HR Muslim)
Karena itu, apa yang dilakukan para sahabat memiliki landasan hukum dalam syariat. Di antara bid'ah terpuji itu adalah:
a. Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah ini".
Ibn Rajar al- Asqalani dalam Fathul Bari ketika menjelaskan pernyataan Sayyidina Umar ibn Khattab "Sebaik-baik bid'ah adalah ini" mengatakan:
"Pada mulanya, bid'ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar'i, bid'ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid'ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid'ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid'ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bidطah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid'ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam".
b. Pembukuan Al-Qur'an pada masa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq atas usul Sayyidina Umar ibn Khattab yang kisahnya sangat terkenal.
Dengan demikian, pendapat orang yang mengatakan bahwa segala perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah adalah haram merupakan pendapat yang keliru. Karena di antara perbuatan-perbuatan tersebut ada yang jelek secara syariat dan dihukumi sebagai perbuatan yang diharamkan atau dibenci (makruh).
Ada juga yang baik menurut agama dan hukumnya menjadi wajib atau sunat. Jika bukan demikian, niscaya apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar sebagaimana yang telah dituliskan di atas merupakan perbuatan haram. Dengan demikian, kita bisa mengetahui letak kesalahan pendapat tersebut.
c. Sayyidina Utsman ibn Affan menambah adzan untuk hari Jumat menjadi dua kali. Imam Bukhari meriwatkan kisah tersebut dalam kitab Shahih-nya bahwa penambahan adzan tersebut karena umat Islam semakin banyak. Selain itu, Sayyidina Utsman juga memerintahkan untuk mengumandangkan iqamat di atas az-Zawra', yaitu sebuah bangunan yang berada di pasar Madinah.
Jika demikian, apakah bisa dibenarkan kita mengatakan bahwa Sayyidina Utsman ibn Affan yang melakukan hal tersebut atas persetujuan seluruh sahabat sebagai orang yang berbuat bid'ah dan sesat? Apakah para sahabat yang menyetujuinya juga dianggap pelaku bid'ah dan sesat?
Di antara contoh bid'ah terpuji adalah mendirikan shalat tahajud berjamaah pada setiap malam selama bulan Ramadhan di Mekkah dan Madinah, mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat tarawih dan lain-lain. Semua perbuatan itu bisa dianalogikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan syarat semua perbuatan itu tidak diboncengi perbuatan-perbuatan yang diharamkan atau pun dilarang oleh agama. Sebaliknya, perbuatan itu harus mengandung perkara-perkara baik seperti mengingat Allah dan hal-hal mubah.
Jika kita menerima pendapat orang-orang yang menganggap semua bid'ah adalah sesat, seharusnya kita juga konsekuen dengan tidak menerima pembukuan Al-Qur'an dalam satu mushaf, tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah dan mengharamkan adzan dua kali pada hari Jumat serta menganggap semua sahabat tersebut sebagai orang-orang yang berbuat bid'ah dan sesat.
Dr. Oemar Abdallah Kemel
Ulama Mesir kelahiran Makkah al-Mukarromah
Dari karyanya "Kalimatun Hadi’ah fil Bid’ah" yang diterjemahkan oleh PP Lakpesdam NU dengan "Kenapa Takut Bid’ah?"
-----------
Komentar(10 komentar)
kirim komentar
Senin, 18/07/2011 15:37
Nama: Koko Prasetiyo
Sudahlah
Wahai saudara seiman, Sudahlah, hentikan segala macam pertikaian yang cenderung menyalahkan. Mari semua kita kembalikan kepada HATI kita. Mari kita berkaca diri, apakah kita cukup pantas menyalahkan orang lain, apakah kita cukup beriman untuk mengkafirkan yang lain. Bukankah yang lebih penting dari itu semua adalah ketenangan HATI, tenang dalam menjalankan ibadah, tenang dalam melihat permasalahan, tenang dalam segalanya. Bukankah itu lebih baik. Yang mau Tahlil, Istighotsah, Maulidan ya monggo... Yang nggak mau itu semua ya monggo .... Yang nggak mau keduanya ya terserah.... yang penting jangan saling menyalahkan. Salahkan saya kalau saya merasa lebih baik mulut dan hati kita seiring sejalan berdzikir daripada saling menyalahkan ? NU, Muhammadiyah, Wahabi, Salafi dll semuanya Islam. Toh kalau kita mau jujur kita sendiri nggak tahu mana amalan kita yang diterima Allah SWT dan mana yang tidak. Kalau orang NU merasa hatinya lebih tenang ketika melaksanakan Tahlilan, Istighotsah, atau Maulidan ya seharusnya nggak masalah kan, kalaupun orang Muhammadiyah nggak setuju dan hatinya lebih tenang tanpa itu semua ya apa salahnya, yang penting kita semua yakin bahwa TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH RASUL ALLAH. Monggo.
مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Siapa yang memberikan contoh perbuatan baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun. (HR Muslim)
Karena itu, apa yang dilakukan para sahabat memiliki landasan hukum dalam syariat. Di antara bid'ah terpuji itu adalah:
a. Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah ini".
Ibn Rajar al- Asqalani dalam Fathul Bari ketika menjelaskan pernyataan Sayyidina Umar ibn Khattab "Sebaik-baik bid'ah adalah ini" mengatakan:
"Pada mulanya, bid'ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar'i, bid'ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid'ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid'ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid'ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bidطah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid'ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam".
b. Pembukuan Al-Qur'an pada masa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq atas usul Sayyidina Umar ibn Khattab yang kisahnya sangat terkenal.
Dengan demikian, pendapat orang yang mengatakan bahwa segala perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah adalah haram merupakan pendapat yang keliru. Karena di antara perbuatan-perbuatan tersebut ada yang jelek secara syariat dan dihukumi sebagai perbuatan yang diharamkan atau dibenci (makruh).
Ada juga yang baik menurut agama dan hukumnya menjadi wajib atau sunat. Jika bukan demikian, niscaya apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar sebagaimana yang telah dituliskan di atas merupakan perbuatan haram. Dengan demikian, kita bisa mengetahui letak kesalahan pendapat tersebut.
c. Sayyidina Utsman ibn Affan menambah adzan untuk hari Jumat menjadi dua kali. Imam Bukhari meriwatkan kisah tersebut dalam kitab Shahih-nya bahwa penambahan adzan tersebut karena umat Islam semakin banyak. Selain itu, Sayyidina Utsman juga memerintahkan untuk mengumandangkan iqamat di atas az-Zawra', yaitu sebuah bangunan yang berada di pasar Madinah.
Jika demikian, apakah bisa dibenarkan kita mengatakan bahwa Sayyidina Utsman ibn Affan yang melakukan hal tersebut atas persetujuan seluruh sahabat sebagai orang yang berbuat bid'ah dan sesat? Apakah para sahabat yang menyetujuinya juga dianggap pelaku bid'ah dan sesat?
Di antara contoh bid'ah terpuji adalah mendirikan shalat tahajud berjamaah pada setiap malam selama bulan Ramadhan di Mekkah dan Madinah, mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat tarawih dan lain-lain. Semua perbuatan itu bisa dianalogikan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan syarat semua perbuatan itu tidak diboncengi perbuatan-perbuatan yang diharamkan atau pun dilarang oleh agama. Sebaliknya, perbuatan itu harus mengandung perkara-perkara baik seperti mengingat Allah dan hal-hal mubah.
Jika kita menerima pendapat orang-orang yang menganggap semua bid'ah adalah sesat, seharusnya kita juga konsekuen dengan tidak menerima pembukuan Al-Qur'an dalam satu mushaf, tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah dan mengharamkan adzan dua kali pada hari Jumat serta menganggap semua sahabat tersebut sebagai orang-orang yang berbuat bid'ah dan sesat.
Dr. Oemar Abdallah Kemel
Ulama Mesir kelahiran Makkah al-Mukarromah
Dari karyanya "Kalimatun Hadi’ah fil Bid’ah" yang diterjemahkan oleh PP Lakpesdam NU dengan "Kenapa Takut Bid’ah?"
-----------
Komentar(10 komentar)
kirim komentar
Senin, 18/07/2011 15:37
Nama: Koko Prasetiyo
Sudahlah
Wahai saudara seiman, Sudahlah, hentikan segala macam pertikaian yang cenderung menyalahkan. Mari semua kita kembalikan kepada HATI kita. Mari kita berkaca diri, apakah kita cukup pantas menyalahkan orang lain, apakah kita cukup beriman untuk mengkafirkan yang lain. Bukankah yang lebih penting dari itu semua adalah ketenangan HATI, tenang dalam menjalankan ibadah, tenang dalam melihat permasalahan, tenang dalam segalanya. Bukankah itu lebih baik. Yang mau Tahlil, Istighotsah, Maulidan ya monggo... Yang nggak mau itu semua ya monggo .... Yang nggak mau keduanya ya terserah.... yang penting jangan saling menyalahkan. Salahkan saya kalau saya merasa lebih baik mulut dan hati kita seiring sejalan berdzikir daripada saling menyalahkan ? NU, Muhammadiyah, Wahabi, Salafi dll semuanya Islam. Toh kalau kita mau jujur kita sendiri nggak tahu mana amalan kita yang diterima Allah SWT dan mana yang tidak. Kalau orang NU merasa hatinya lebih tenang ketika melaksanakan Tahlilan, Istighotsah, atau Maulidan ya seharusnya nggak masalah kan, kalaupun orang Muhammadiyah nggak setuju dan hatinya lebih tenang tanpa itu semua ya apa salahnya, yang penting kita semua yakin bahwa TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH RASUL ALLAH. Monggo.
Merayakan Maulid Nabi SAW
Jika sebagian umat Islam
ada yang berpendapat bahwa merayakan Maulid Nabi SAW adalah bid’ah yang
sesat karena alasan tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw
sebagaimana dikatakan oleh beliau:
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رواه أبو داود والترمذي
Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan. (HR Abu Daud dan Tarmizi)
Maka selain dalil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi tersebut, juga secara semantik (lafzhi) kata ‘kullu’ dalam hadits tersebut tidak menunjukkan makna keseluruhan bid’ah (kulliyah) tetapi ‘kullu’ di sini bermakna sebagian dari keseluruhan bid’ah (kulli) saja. Jadi, tidak seluruh bid’ah adalah sesat karena ada juga bid’ah hasanah, sebagaimana komentar Imam Syafi’i:
المُحْدَثَاتُ ضَرْباَنِ مَاأُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتاَباً أَوْسُنَّةً أَوْأَثَرًا أَوْإِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَاأُحْدِثَ مِنَ الخَيْرِ لاَيُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَالِكَ فَهِيَ مُحْدَثَةٌ غَيْرَ مَذْمُوْمَةٍ
Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada dua macam: Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, prilakuk sahabat, atau kesepakatan ulama maka termasuk bid’ah yang sesat; adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10)
Juga realitas di dunia Islam dapat menjadi pertimbangan untuk jawaban kepada mereka yang melarang maulid Nabi SAW. Ternyata fenomena tradisi maulid Nabi SAW itu tidak hanya ada di Indonesia, tapi merata di hampir semua belahan dunia Islam. Kalangan awam diantara mereka barangkali tidak tahu asal-usul kegiatan ini. Tetapi mereka yang sedikit mengerti hukum agama berargumen bahwa perkara ini tidak termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan ibadah mahdhah atau ritual peribadatan dalam syariat.
Buktinya, bentuk isi acaranya bisa bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah ke-islaman. Mereka yang melarang peringatan maulid Nabi SAW sulit membedakan antara ibadah dengan syi’ar Islam. Ibadah adalah sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Allah SWT, tetapi syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi, kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.
Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam as-Suyuthi mengatakan dalam menananggapi hukum perayaan maulid Nabi SAW:
وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صََلََّى اللهُُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ
Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid’ah hasanah(sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad saw yang mulia. (Al- Hawi Lil-Fatawa, juz I, h. 251-252)
Pendapat Ibnu Hajar al-Haithami: “Bid’ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari maulid Rasulullah SAW.”
Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi): ”Termasuk hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah saw. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah SAW dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh alam semesta”.
Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi SAW tidak melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti etika-etika berikut:
1. Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.
2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
3. Membaca sejarah Rasulullah SAW dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.
4. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.
5. Meningkatkan silaturrahim.
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis ta’lim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani Rasulullah SAW.
HM Cholil Nafis MA
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU
إِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رواه أبو داود والترمذي
Hindarilah amalan yang tidak ku contohkan (bid`ah), karena setiap bid`ah menyesatkan. (HR Abu Daud dan Tarmizi)
Maka selain dalil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi tersebut, juga secara semantik (lafzhi) kata ‘kullu’ dalam hadits tersebut tidak menunjukkan makna keseluruhan bid’ah (kulliyah) tetapi ‘kullu’ di sini bermakna sebagian dari keseluruhan bid’ah (kulli) saja. Jadi, tidak seluruh bid’ah adalah sesat karena ada juga bid’ah hasanah, sebagaimana komentar Imam Syafi’i:
المُحْدَثَاتُ ضَرْباَنِ مَاأُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتاَباً أَوْسُنَّةً أَوْأَثَرًا أَوْإِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَةُ الضَّلاَلِ وَمَاأُحْدِثَ مِنَ الخَيْرِ لاَيُخَالِفُ شَيْئاً مِنْ ذَالِكَ فَهِيَ مُحْدَثَةٌ غَيْرَ مَذْمُوْمَةٍ
Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada dua macam: Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, prilakuk sahabat, atau kesepakatan ulama maka termasuk bid’ah yang sesat; adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10)
Juga realitas di dunia Islam dapat menjadi pertimbangan untuk jawaban kepada mereka yang melarang maulid Nabi SAW. Ternyata fenomena tradisi maulid Nabi SAW itu tidak hanya ada di Indonesia, tapi merata di hampir semua belahan dunia Islam. Kalangan awam diantara mereka barangkali tidak tahu asal-usul kegiatan ini. Tetapi mereka yang sedikit mengerti hukum agama berargumen bahwa perkara ini tidak termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan ibadah mahdhah atau ritual peribadatan dalam syariat.
Buktinya, bentuk isi acaranya bisa bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah ke-islaman. Mereka yang melarang peringatan maulid Nabi SAW sulit membedakan antara ibadah dengan syi’ar Islam. Ibadah adalah sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Allah SWT, tetapi syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi, kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.
Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam as-Suyuthi mengatakan dalam menananggapi hukum perayaan maulid Nabi SAW:
وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صََلََّى اللهُُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ
Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid’ah hasanah(sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhamad saw yang mulia. (Al- Hawi Lil-Fatawa, juz I, h. 251-252)
Pendapat Ibnu Hajar al-Haithami: “Bid’ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari maulid Rasulullah SAW.”
Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi): ”Termasuk hal baru yang baik dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran Rasulullah saw. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia, sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah SAW dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya Rasulullah SAW kepada seluruh alam semesta”.
Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi SAW tidak melenceng dari aturan agama yang benar, sebaiknya perlu diikuti etika-etika berikut:
1. Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.
2. Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
3. Membaca sejarah Rasulullah SAW dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau.
4. Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.
5. Meningkatkan silaturrahim.
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis ta’lim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani Rasulullah SAW.
HM Cholil Nafis MA
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) PBNU
Apakah Cinta Tanah Air (Nasionalisme) Tidak Ada Dalilnya?
Banyak beredar di FB pernyataan seorang ustadz yang kami tidak ketahui
dari mana belajar ilmunya, yang menyatakan bahwa nasionalisme atau cinta
tanah air tidak ada dalilnya.
Kita baca dahulu sebuah riwayat:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ (مسند الحارث - زوائد الهيثمي - ج 1 / ص 460)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Makkah beliau berkata: Sungguh aku diusir dariMu (Makkah). Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andao pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Dan ketika Nabi pertama sampai di Madinah beliau berdoa lebih dahsyat:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (صحيح البخارى - ج 7 / ص 161)
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR al-Bukhari 7/161)
Jadi cinta tanah air ada dalilnya atau hanya karena tidak tahu dalilnya???
Oleh : Ust. Muhammad Ma'ruf Khozin
(Anggota LBM NU Surabaya, Narasumber Hujjah Aswaja TV9)
Kita baca dahulu sebuah riwayat:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ (مسند الحارث - زوائد الهيثمي - ج 1 / ص 460)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Makkah beliau berkata: Sungguh aku diusir dariMu (Makkah). Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah Negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andao pendudukmu (Kafir Quraisy) tidak mengusirku dari mu, maka aku takkan meninggalkanmu (Makkah)” (Musnad al-Haris, oleh al-Hafidz al-Haitsami 1/460)
Dan ketika Nabi pertama sampai di Madinah beliau berdoa lebih dahsyat:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (صحيح البخارى - ج 7 / ص 161)
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR al-Bukhari 7/161)
Jadi cinta tanah air ada dalilnya atau hanya karena tidak tahu dalilnya???
Oleh : Ust. Muhammad Ma'ruf Khozin
(Anggota LBM NU Surabaya, Narasumber Hujjah Aswaja TV9)
Felix Siauw = Snouck Hurgronje
Snouck
Hurgronje (Al Fadhil Asy Syekh Al AIlamah Maulana Abdul Ghaffar, sang
mufti negeri Jawa); Bapak Orientalis Imperialis yang Hafal Al Quran
--------------------
Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje; seorang orientalis Belanda terkenal dan ahli politik imperialis. Lahir pada 8 Februari 1857 di Oosterhout dan meninggal pada 26 Juni 1936 di Leiden. Ia merupakan anak keempat pendeta J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria, putri pendeta Christiaan de Visser. Perkawinan kedua orang tuanya didahului oleh skandal hubungan gelap sehingga mereka dipecat dari gereja Hervormd di Tholen (Zeeland) pada 3 Mei 1849.
Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck sempat bercita-cita ingin menjadi seorang pendeta. Oleh karena itu, pada 1874 ia memasuki Fakultas Teologi di Universitas Leiden. Setelah lulus sarjana muda pada 1878, Snouck melanjutkan ke Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab di Universitas yang sama. Ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Sastra Semit pada 1880 dengan disertasi berjudul Het Mekkansche Feest (Perayaan Mekah).
Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan bahasa Arab, pada 1884 Snouck pergi ke Mekah. Di hadapan para ulama, ia menyatakan masuk Islam dan memakai nama ABDUL GHAFFAR. Ia mengadakan hubungan langsung dengan para pelajar dan ulama yang berasal dari Hindia Belanda. Pengetahuannya tentang Islam memang cukup luas. Ia sangat menguasai BAHASA ARAB, bahkan juga HAPAL AL QUR'AN.
Kelak ketika bertugas di Hindia Belanda, banyak pribumi muslim memberinya gelar Fadhilah "SYEKH AL ALLAMAH MAULANA ABDUL GHOFFAR, SANG MUFTI TANAH JAWI" karena terkagum dengan ilmunya dan menyangkanya benar-benar sebagai muslim. Padahal, menurut P. Sj. Van Koningsveld, keislaman Snouck Hurgronje hanyalah tipu muslihat.
Karena sering menghadapi perlawanan jihad dari umat Islam, pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1889 mendatangkan Snouck Hurgronje ke Indonesia. Mereka mengangkatnya sebagai penasihat untuk urusan-urusan Arab dan pribumi. Tugasnya adalah melakukan penyelidikan mengenai hakikat agama Islam di Indonesia dan memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai urusan-urusan agama Islam.
SIASAT SNOUCK HURGRONJE DALAM MEREDAM PERLAWANAN RAKYAT ACEH
Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh.
Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. TETAP MENYERANG TERUS DAN MENGHANTAM TERUS KAUM ULAMA. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. MENUNJUKKAN NIAT BAIK BELANDA KEPADA RAKYAT ACEH, DENGAN CARA MENDIRIKAN LANGGAR, MASJID, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.
Nasehat Snouck mematahkan perlawanan para ulama, karena awalnya Snouck sudah melemparkan isu bahwa yang berhak memimpin Aceh bukanlah uleebalang, tapi ulama yang dekat dengan rakyat kecil. Komponen paling menentukan sudah pecah, rakyat berdiri di belakang ulama, lalu Belanda mengerasi ulama dengan harapan rakyat yang sudah berposisi di sana menjadi takut. Untuk waktu yang singkat, metode yang dipakai berhasil. Snouck mendekati ulama untuk bisa memberi fatwa agama. Tapi fatwa-fatwa itu berdasarkan politik devide et impera.
di olah dari berbagai sumber
-----------
baca juga:
-----------
fatwa aneh dari Felix Siomai:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=652053954818576&l=9e50254ed2
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=652074901483148&l=abaf9b27d8
-----------
KHILAFAH, ANTARA CITA-CITA DAN REALITA; https://www.facebook.com/photo.php?fbid=595643387126300&l=f45c15e6d9
PANDANGAN-PANDANGAN ANEH PENDIRI HIZBUT TAHRIR: https://www.facebook.com/notes/selamatkan-demokrasi-pancasila-uud-45-dari-rongrongan-ide-khilafah/pandangan-pandangan-kontroversial-al-nabhani-dan-hizbut-tahrir-yang-pantas-dibub/473827851506
TEROPONG TOKOH NU TERHADAP HIZBUT TAHRIR: http://cendekiasumsel.wordpress.com/2012/04/13/teropong-tokoh-nu-terhadap-hizbut-tahrir/
--------------
dimanakah hizbut tahrir berpusat? ada yg menyebutnya berada di inggris: http://muslimedianews.wordpress.com/2013/09/30/lokasi-kantor-pusat-hizbut-tahrir-markas-ht/
--------------------
Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje; seorang orientalis Belanda terkenal dan ahli politik imperialis. Lahir pada 8 Februari 1857 di Oosterhout dan meninggal pada 26 Juni 1936 di Leiden. Ia merupakan anak keempat pendeta J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria, putri pendeta Christiaan de Visser. Perkawinan kedua orang tuanya didahului oleh skandal hubungan gelap sehingga mereka dipecat dari gereja Hervormd di Tholen (Zeeland) pada 3 Mei 1849.
Seperti ayah, kakek, dan kakek buyutnya yang betah menjadi pendeta Protestan, Snouck sempat bercita-cita ingin menjadi seorang pendeta. Oleh karena itu, pada 1874 ia memasuki Fakultas Teologi di Universitas Leiden. Setelah lulus sarjana muda pada 1878, Snouck melanjutkan ke Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab di Universitas yang sama. Ia berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Sastra Semit pada 1880 dengan disertasi berjudul Het Mekkansche Feest (Perayaan Mekah).
Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan bahasa Arab, pada 1884 Snouck pergi ke Mekah. Di hadapan para ulama, ia menyatakan masuk Islam dan memakai nama ABDUL GHAFFAR. Ia mengadakan hubungan langsung dengan para pelajar dan ulama yang berasal dari Hindia Belanda. Pengetahuannya tentang Islam memang cukup luas. Ia sangat menguasai BAHASA ARAB, bahkan juga HAPAL AL QUR'AN.
Kelak ketika bertugas di Hindia Belanda, banyak pribumi muslim memberinya gelar Fadhilah "SYEKH AL ALLAMAH MAULANA ABDUL GHOFFAR, SANG MUFTI TANAH JAWI" karena terkagum dengan ilmunya dan menyangkanya benar-benar sebagai muslim. Padahal, menurut P. Sj. Van Koningsveld, keislaman Snouck Hurgronje hanyalah tipu muslihat.
Karena sering menghadapi perlawanan jihad dari umat Islam, pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1889 mendatangkan Snouck Hurgronje ke Indonesia. Mereka mengangkatnya sebagai penasihat untuk urusan-urusan Arab dan pribumi. Tugasnya adalah melakukan penyelidikan mengenai hakikat agama Islam di Indonesia dan memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai urusan-urusan agama Islam.
SIASAT SNOUCK HURGRONJE DALAM MEREDAM PERLAWANAN RAKYAT ACEH
Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh.
Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. TETAP MENYERANG TERUS DAN MENGHANTAM TERUS KAUM ULAMA. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. MENUNJUKKAN NIAT BAIK BELANDA KEPADA RAKYAT ACEH, DENGAN CARA MENDIRIKAN LANGGAR, MASJID, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.
Nasehat Snouck mematahkan perlawanan para ulama, karena awalnya Snouck sudah melemparkan isu bahwa yang berhak memimpin Aceh bukanlah uleebalang, tapi ulama yang dekat dengan rakyat kecil. Komponen paling menentukan sudah pecah, rakyat berdiri di belakang ulama, lalu Belanda mengerasi ulama dengan harapan rakyat yang sudah berposisi di sana menjadi takut. Untuk waktu yang singkat, metode yang dipakai berhasil. Snouck mendekati ulama untuk bisa memberi fatwa agama. Tapi fatwa-fatwa itu berdasarkan politik devide et impera.
di olah dari berbagai sumber
-----------
baca juga:
-----------
fatwa aneh dari Felix Siomai:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=652053954818576&l=9e50254ed2
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=652074901483148&l=abaf9b27d8
-----------
KHILAFAH, ANTARA CITA-CITA DAN REALITA; https://www.facebook.com/photo.php?fbid=595643387126300&l=f45c15e6d9
PANDANGAN-PANDANGAN ANEH PENDIRI HIZBUT TAHRIR: https://www.facebook.com/notes/selamatkan-demokrasi-pancasila-uud-45-dari-rongrongan-ide-khilafah/pandangan-pandangan-kontroversial-al-nabhani-dan-hizbut-tahrir-yang-pantas-dibub/473827851506
TEROPONG TOKOH NU TERHADAP HIZBUT TAHRIR: http://cendekiasumsel.wordpress.com/2012/04/13/teropong-tokoh-nu-terhadap-hizbut-tahrir/
--------------
dimanakah hizbut tahrir berpusat? ada yg menyebutnya berada di inggris: http://muslimedianews.wordpress.com/2013/09/30/lokasi-kantor-pusat-hizbut-tahrir-markas-ht/
Sunday, January 12, 2014
Silsilah Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
1. Robbul arbaabi wamu'tiqur riqoobi Alloh subhanahu wa Ta'ala
2. Sayyidunaa Jibbriil 'alaihis salaam
3. Sayyidunaa manba-ul 'ilmi wal asroori wa makhzanul faidli wal anwaari wa maljaa-ul ummati wal abroori wamahbathu jibriila fil-laili wan nahaari wa habiibulloohis sattaaril ladzii unzila 'alaihi afdlolul kutubi wal asfaari sayyidunaa Muhammadunil mukhtaari shollaoohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa ash-haabihil akhyaar
4. Sayyidunaa 'Aliy karomalloohu wajhah
5. Sayyiduna Husain rodliyalloohu 'anhu
6. Sayyidunaa Zainal 'Abidin rodliyalloohu 'anhu
7. Sayyidunaa Muhammad Baaqir rodliyalloohu 'anhu
8. Sayyidunaa Ja'far Shodhiq rodliyalloohu 'anhu
9. Sayyidunaa Imam Musa al-Kaadhim rodliyalloohu 'anhu
10. Syekh Abul Hasan 'Ali bin Musa al-Ridho rodliyalloohu 'anhu
11. Syekh Ma'ruuf al-Karkhi rodliyalloohu 'anhu
12. Syekh Sirris Saqothi rodliyalloohu 'anhu
13. syekh Abul Qosim Junaidil Baghdadiy rodliyallohu 'anhu
14. Syekh Abu Bakrin Dilfisy-Syibli rodliyalloohu 'anhu
15. Syekh Abul Fadl-li ao 'Abbdul Waahid at-Tamiimii rodliyalloohu 'anhu
16. Syekh Abdul Faroj at-Thurthuusi rodliyalloohu 'anhu
17. Syekh Abul Hasan Alii bin Yuusuf al- Qirsyi al Hakaarii rodliyalloohu 'anhu
18. Syekh Abuu Sa'iid al Mubarok bin Alii Makhzuumii rodliyalloohu 'anhu
19. syekh 'Abdul Qoodir Al Jaelani Qoddasalloohu sirrohu
20. Syekh 'Abdul 'Aziiz rodliyalloohu 'anhu
21. Syekh Muhammad al-Hattaak rodliyalloohu 'anhu
22. Syekh Syamsuddin rodliyalloohu 'anhu
23. Syekh Syarofudiin rodliyalloohu 'anhu
24. Syekh Nuuruddiin rodliyalloohu 'anhu
25. Syekh Waliyuddiin rodliyalloohu 'anhu
26. Syekh Hisaamuddiin rodliyalloohu 'anhu
27. Syekh Yahya rodliyalloohu 'anhu
28. Syekh Abuu Bakar rodliyalloohu 'anhu
29. Syekh Abdurrohiim rodliyalloohu 'anhu
30. Syekh 'Ustman rodliyalloohu 'anhu
31. Syekh 'Abdul Fattah rodliyalloohu 'anhu
32. Syekh Muhammad Murood rodliyalloohu 'anhu
33. Syekh Syamsuddiin rodliyalloohu 'anhu
34. Syekh Ahmad Khootib Syambaasi rodliyalloohu 'anhu
35. Syekh Tholhah rodliyalloohu 'anhu
36. Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad rodliyalloohu 'anhu
37. Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin rodliyalloohu 'anhu.
2. Sayyidunaa Jibbriil 'alaihis salaam
3. Sayyidunaa manba-ul 'ilmi wal asroori wa makhzanul faidli wal anwaari wa maljaa-ul ummati wal abroori wamahbathu jibriila fil-laili wan nahaari wa habiibulloohis sattaaril ladzii unzila 'alaihi afdlolul kutubi wal asfaari sayyidunaa Muhammadunil mukhtaari shollaoohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa ash-haabihil akhyaar
4. Sayyidunaa 'Aliy karomalloohu wajhah
5. Sayyiduna Husain rodliyalloohu 'anhu
6. Sayyidunaa Zainal 'Abidin rodliyalloohu 'anhu
7. Sayyidunaa Muhammad Baaqir rodliyalloohu 'anhu
8. Sayyidunaa Ja'far Shodhiq rodliyalloohu 'anhu
9. Sayyidunaa Imam Musa al-Kaadhim rodliyalloohu 'anhu
10. Syekh Abul Hasan 'Ali bin Musa al-Ridho rodliyalloohu 'anhu
11. Syekh Ma'ruuf al-Karkhi rodliyalloohu 'anhu
12. Syekh Sirris Saqothi rodliyalloohu 'anhu
13. syekh Abul Qosim Junaidil Baghdadiy rodliyallohu 'anhu
14. Syekh Abu Bakrin Dilfisy-Syibli rodliyalloohu 'anhu
15. Syekh Abul Fadl-li ao 'Abbdul Waahid at-Tamiimii rodliyalloohu 'anhu
16. Syekh Abdul Faroj at-Thurthuusi rodliyalloohu 'anhu
17. Syekh Abul Hasan Alii bin Yuusuf al- Qirsyi al Hakaarii rodliyalloohu 'anhu
18. Syekh Abuu Sa'iid al Mubarok bin Alii Makhzuumii rodliyalloohu 'anhu
19. syekh 'Abdul Qoodir Al Jaelani Qoddasalloohu sirrohu
20. Syekh 'Abdul 'Aziiz rodliyalloohu 'anhu
21. Syekh Muhammad al-Hattaak rodliyalloohu 'anhu
22. Syekh Syamsuddin rodliyalloohu 'anhu
23. Syekh Syarofudiin rodliyalloohu 'anhu
24. Syekh Nuuruddiin rodliyalloohu 'anhu
25. Syekh Waliyuddiin rodliyalloohu 'anhu
26. Syekh Hisaamuddiin rodliyalloohu 'anhu
27. Syekh Yahya rodliyalloohu 'anhu
28. Syekh Abuu Bakar rodliyalloohu 'anhu
29. Syekh Abdurrohiim rodliyalloohu 'anhu
30. Syekh 'Ustman rodliyalloohu 'anhu
31. Syekh 'Abdul Fattah rodliyalloohu 'anhu
32. Syekh Muhammad Murood rodliyalloohu 'anhu
33. Syekh Syamsuddiin rodliyalloohu 'anhu
34. Syekh Ahmad Khootib Syambaasi rodliyalloohu 'anhu
35. Syekh Tholhah rodliyalloohu 'anhu
36. Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad rodliyalloohu 'anhu
37. Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin rodliyalloohu 'anhu.
Subscribe to:
Posts (Atom)