FUNDAMENTALIS
Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang
dimaksud dengan Fundamentalis ialah Gerakan Islam yang berkarakter “Anti
Barat”. Cirinya ada empat, yaitu : Pro Syariat Islam, Pro Khilafah
Islamiyah, Anti Demokrasi Barat dan Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Berbahaya”, dan penanganannya adalah
“Habisi”.
Siapa pun, perorangan atau kelompok Islam, yang mendukung perjuangan
penerapan Syariat Islam, dan setuju dengan penegakan sistem Khilafah
Islamiyah, serta menolak sistem Demokrasi Barat, lalu bersikap kritis
dan selektif terhadap pengaruh Barat, maka dipastikan oleh Barat ia
adalah Fundamentalis, baik lugas mau pun tegas, lembut mau pun keras,
kalem mau pun vokal, diam di rumah atau pun turun ke jalan.
Kelompok ini diberi status “Berbahaya” karena dinilai mengancam
kepentingan Barat. Kelompok ini dianggap tidak bersahabat dengan Barat,
bahkan cenderung memusuhi Barat. Kelompok yang Anti Demokrasi Barat
selalu dinilai sebagai kelompok yang tidak menghargai musyawarah, tidak
toleran terhadap perbedaan, mau menang sendiri, suka memaksakan
kehendak, anti dialog, kaku, kolot, radikal dan eksklusif.
Kelompok ini harus dihabisi dengan berbagai macam jalan, antara lain :
Pertama, stigmaisasi kelompok. Caranya, semua perbuatan baik kelompok
ini tidak boleh dipublikasikan oleh jaringan media Barat dan anteknya.
Sebaliknya, semua kesalahan atau keburukan kelompok ini sekecil apa pun,
wajib dipublikasikan secara besar-besaran, bahkan harus diulang-ulang
pemberitaannya, walau pun sudah kadaluwarsa. Buat stigma negatif
kelompok ini sehingga diidentikkan dengan sesuatu yang tidak disukai
masyarakat, seperti radikalis, anarkis, teroris, dan sebagainya.
Kedua, pengkerdilan aktivis. Caranya, halangi mereka dari
pengembangan pendidikan dan kualitas SDM lainnya. Dalam pemberitaan para
tokoh dan aktivis kelompok ini tidak boleh disebutkan gelar akademis
atau pun gelar kehormatan mereka, apalagi menyebut suatu karya atau
hasil kerja mereka. Cukup sebut nama, dan mereka mesti ditampilkan
sebagai orang yang tidak cerdas, tidak rapih, tidak kreatif dan tidak
santun, bahkan tonjolkan kebodohan dan keterbelakangan serta
kegarangannya.
Ketiga, pengucilan kelompok. Caranya, jangan beri kelompok ini
kesempatan sekecil apa pun dalam sistem kekuasaan, baik legislatif,
yudikatif mau pun eksekutif. Jangan libatkan kelompok ini dalam even apa
pun, baik nasional mau pun internasional. Jangan pernah meminta
pendapat apa pun dalam urusan yang bagaimana pun kepada kelompok ini.
Jangan pernah memberi peran apa pun dalam situasi bagaimana pun dan
dimana pun.
Keempat, pembusukan kelompok. Caranya, susupi dan adu domba antar
aktivis dan antar pimpinan mau pun anggota kelompok ini. Tunggangi
setiap aksi kelompok ini dan kacaukan agendanya. Ciptakan aneka
kerusakan yang bisa dinisbahkan kepada kelompok ini. Sebar fitnah dan
tuduhan apa saja secara tersistem yang bisa menghancurkan kelompok ini.
Kelima, pembunuhan kelompok. Caranya, jebak dan ciptakan alasan hukum
untuk menangkap para tokoh dan aktivis kelompok ini. Buat alasan legal
formal untuk membubarkan kelompok ini. Dorong penguasa agar menjadikan
kelompok ini sebagai organisasi terlarang. Bayar preman untuk diadu
dengan kelompok ini. Ancam, teror dan intimidasi kelompok ini dimana pun
mereka berada. Buat para tokoh dan aktivis kelompok ini tidak nyaman
berpergian kemana pun. Pada kondisi puncak : Bunuh tokoh dan aktivis
kelompok yang paling berbahaya bagi kepentingan Barat.
MODERNIS
Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang
dimaksud dengan Modernis ialah “Kelompok Islam” yang berkarakter “Pro
Barat”. Cirinya ada empat, yaitu : Anti Syariat Islam, Anti Khilafah
Islamiyah, Pro Demokrasi Barat dan Tetap Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Aman”, dan penanganannya adalah “Rangkul”.
Kekritisan Modernis dan kekritisan Fundamentalis terhadap pengaruh
Barat tidak sama. Kekritisan Fundamentalis berdiri atas dasar Syariat
Islam, artinya segala pengaruh Barat yang bertentangan dengan Syariat
Islam pasti ditolak. Sedangkan kekritisan Modernis hanya atas dasar
kepentingan kelompok, bahkan cenderung pragmatis dan materialis.
Siapa pun, perorangan atau kelompok yang “mengaku” Islam, tapi
menolak penerapan Syariat Islam, dan tidak setuju dengan penegakan
sistem Khilafah Islamiyah, serta sebaliknya setuju dan mendukung sistem
Demokrasi Barat, namun tetap bersikap kritis dan selektif terhadap
pengaruh Barat, maka dipastikan oleh Barat ia adalah Modernis, baik
lugas mau pun tegas, lembut mau pun keras, kalem mau pun vokal, diam di
rumah atau pun turun ke jalan.
Kelompok ini diberi status “Aman” karena dinilai tidak mengancam
kepentingan Barat. Kelompok ini dianggap cukup bersahabat dengan Barat
dan menguntungkan Barat, bahkan cukup pro Barat. Kelompok yang Modernis
selalu dinilai sebagai kelompok yang cukup menghargai musyawarah, cukup
toleran terhadap perbedaan, tidak bersikap mau menang sendiri, tidak
suka memaksakan kehendak, dialogis, kompromis, tidak kaku, tidak kolot,
bahkan progresif dan inklusif.
Kelompok ini harus dirangkul dengan berbagai macam jalan, antara lain
:
Pertama, pencitraan kelompok. Caranya, semua perbuatan baik kelompok
ini harus dipublikasikan oleh jaringan media Barat dan anteknya.
Sebaliknya, semua kesalahan atau keburukan kelompok ini sebesar apa pun,
tidak boleh dipublikasikan, apalagi diulang-ulang pemberitaannya, walau
pun berita baru. Andai pun mesti diberitakan cukup sekedarnya, itu pun
harus disertai dengan pembelaan. Buat stigma positif kelompok ini
sehingga diidentikkan dengan sesuatu yang disukai masyarakat, seperti
humanis, dialogis, kompromis, dan sebagainya.
Kedua, pengembangan aktivis. Caranya, beri para aktivis Modernis bea
siswa untuk meraih berbagai gelar akademis di dalam mau pun luar negeri.
Dalam pemberitaan para tokoh dan aktivis kelompok ini harus disebutkan
gelar akademis atau pun gelar kehormatan mereka sepanjang-panjangnya,
termasuk menyebut aneka karya atau hasil kerja mereka. Mereka harus
dipuji dan terus diberi penghargaan dan penghormatan di tingkat nasional
mau pun internasional. Mereka mesti ditampilkan sebagai orang yang
rapih, disiplin, kreatif dan santun, bahkan tonjolkan kecerdasan dan
kemajuan serta kemodernannya.
Ketiga, pengaktifan kelompok. Caranya, beri kelompok ini kesempatan
sebesar-besarnya dalam sistem kekuasaan, baik legislatif, yudikatif mau
pun eksekutif. Libatkan kelompok ini dalam even apa pun, baik nasional
mau pun internasional. Minta pendapat apa pun dalam urusan yang
bagaimana pun kepada kelompok ini. Dan beri peran apa pun dalam situasi
bagaimana pun dan dimana pun kepada mereka.
Keempat, penyegaran kelompok. Caranya, beri bantuan finansial
secukupnya untuk berbagai kegiatan kelompok ini. Ciptakan kesempatan
sosialisasi di semua lini. Beri ruang yang cukup di berbagai media cetak
mau pun elektronik. Siapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk
melancarkan gerak langkah kelompok ini.
Kelima, pembelaan dan perlindungan kelompok. Caranya, dorong penguasa
agar menjadikan kelompok ini sebagai mitra dan sumber masukan untuk
berbagai kebijakan. Jaga kelompok ini dari segala gangguan. Buat para
tokoh dan aktivis kelompok ini agar
nyaman berpergian kemana pun, dan
fasilitasi secukupnya.
LIBERALIS
Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang
dimaksud dengan Liberalis ialah “Kelompok Islam” yang berkarakter “Antek
Barat”. Cirinya ada empat, yaitu : Anti Syariat Islam, Anti Khilafah
Islamiyah, Pro Demokrasi Barat dan Tidak Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Sangat Aman”, dan penanganannya adalah
“Besarkan”.
Siapa pun, perorangan atau kelompok yang “mengaku” Islam, yang sangat
menolak penerapan Syariat Islam, dan sangat tidak setuju dengan
penegakan sistem Khilafah Islamiyah, serta sangat setuju dan amat
mendukung sistem Demokrasi Barat, dan sama sekali tidak kritis terhadap
pengaruh Barat, bahkan menelannya tanpa seleksi karena baginya semua
yang berasal dari Barat sudah di atas segalanya, maka dipastikan oleh
Barat ia adalah Liberalis, baik lugas mau pun tegas, lembut mau pun
keras, kalem mau pun vokal, diam di rumah atau pun turun ke jalan.
Kelompok ini diberi status “Sangat Aman” karena dinilai sama sekali
tidak mengancam kepentingan Barat, bahkan justru sangat menguntungkan
Barat. Kelompok ini dianggap sangat bersahabat dengan Barat, bahkan
sudah menjadi “Antek Barat”. Kelompok Liberalis selalu dinilai Barat
sebagai kelompok yang sangat menghargai musyawarah, sangat toleran
terhadap perbedaan, sangat suka mengalah, sangat tidak suka memaksakan
kehendak, sangat dialogis dan amat kompromis, tidak kaku, tidak kolot,
bahkan sangat progresif dan inklusif.
Kelompok ini harus dibesarkan dengan berbagai macam jalan sebagaimana
jalan merangkul kelompok Modernis. Hanya saja kelompok ini harus
diprioritaskan dan harus dianak-emaskan ketimbang kelompok Modernis.
Jadi, jika kelompok Modernis harus dibantu dalam soal pencitraan,
pengembangan, pengaktifan, penyegaran, pembelaan dan perlindungan, maka
kelompok Liberalis harus lebih dari itu semua, karena Liberalis punya
nilai tambah dibanding Modernis, yaitu sama sekali tidak kritis terhadap
pengaruh Barat, bahkan selalu “membebek” terhadap kebijakan dan
keinginan Barat. Karenanya, jika seorang Modernis cukup
di-negarawan-kan, maka seorang Liberalis perlu di-wali-kan.
TRADISIONALIS
Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang
dimaksud dengan Tradisionalis ialah Gerakan Islam yang berkarakter
“Netral” yaitu tidak anti mau pun pro terhadap Barat. Cirinya ada empat,
yaitu : Pro Syariat Islam, Pro Khilafah Islamiyah, Pro Demokrasi Barat
dan Kritis terhadap pengaruh Barat. Status kelompok ini adalah “Waspada”
dan penanganannya adalah “Dijaga”.
Dalam batas tertentu, kelompok ini terlihat agak “plin-plan”, karena
menerima sistem Islam dan sistem Demokrasi Barat sekaligus. Namun dalam
batas lain, kelompok ini memiliki pemahaman sendiri tentang makna
Demokrasi, tidak seperti pemahaman kaum Modernis atau pun Liberalis. Dan
dalam batas lainnya lagi, kelompok ini terlalu lugu dan polos, sehingga
terlalu “Husnu Zhonn” dengan sistem Demokrasi Barat.
Kelompok ini diberi status “Waspada” karena tiga dari empat ciri yang
dimilikinya sama
dengan ciri Fundamentalis, sehingga dikhawatirkan
mudah terseret menjadi Fundamentalis. Dalam penilaian Barat, kelompok
ini setiap saat bisa berubah menjadi ancaman bagi kepentingan Barat.
Oleh sebab itu, kelompok ini harus dijaga betul, antara lain dengan
jalan :
Pertama, pemisahan kelompok, yaitu kelompok ini harus dipisahkan
dan dijauhkan dengan kelompok Fundamentalis, bahkan kalau perlu
diadu-domba, karena persentuhan kelompok ini dengan Fundamentalis
berpotensi besar merubahnya jadi Fundamentalis.
Kedua, pendekatan kelompok, yaitu kelompok ini harus terus didekati
dan secara perlahan diliberalkan atau dimoderniskan, atau sekurangnya
menjadi sahabat untuk menghantam Fundamentalis. Kelompok ini sangat
potensial karena berakar hingga ke akar rumput, sehingga bisa menjadi
kawan yang manfaat bagi Barat untuk menghadapi kaum Fundamentalis.
Ketiga, perubahan kelompok, yaitu memberi kader-kader muda kelompok
ini bea siswa untuk studi Islam di negeri Barat, sehingga saat kembali
ke negerinya bisa menjadi ujung tombak perubahan kelompok ini menjadi
Liberalis atau Modernis. Diutamakan kader-kader muda dari anak cucu
tokoh-tokoh sentral kelompok ini sehingga upaya perubahan bisa lebih
maksimal agar hasilnya lebih optimal.
No comments:
Post a Comment