Friday, February 21, 2014
Belajar Bertasawwuf Bagi Pemula
Sering kita bertanya-tanya, bagaimana sih permulaan bertasawwuf itu? Permulaan untuk jadi sufi?
Pada dasarnya, bertasawwuf dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang cukup sederhana, dan tentu mudah sekali dilakukan.
Namun tentu saja akan semakin baik dan semakin menemukan jalan terangnya saat ada Murobbi/Mursyid yang membimbing. Bukan hasil membaca sendiri apalagi belajar otodidak dari Kyai Siluman, Mbah gugel.
Tetapi yang pasti bertasawwuf dalam kehidupan sehari-hari tidaklah serumit (atau seolah nampak sakral sekali) seperti yang kita bayangkan. Karena pada dasarnya tasawwuf adalah proses yang harus kita tempuh dalam rangka membersihkan hati, dan bagaimana beribadah dengan sebaik-baiknya.
Masuk dalam lingkaran raksasa tasawwuf juga adalah bagaimana mengatur interaksi sosial kita dengan sesama, dengan lingkungan sekitar, dan dengan semesta.
Lalu bagaimana sekarang jika saya ingin belajar tasawwuf secara khusus sementara keadaan saya belum memungkinkan buat itu?
Jawabannya, bisa saja kita mempelajarinya dengan membaca-baca sendiri. Namun membaca sendiri buku-buku sufi tidak madhmunul aqibah (menjamin). Karena kita tahu (apalagi di Indonesia) buku-buku jenis seperti itu cukup banyak dan tidak semuanya beres. Runyam jika yang tercampur hal-hal klenik.
Kembali ke pokok bahasan soal tasawwuf sederhana, yaitu jika dalam sehari-hari kita sanggup iltizam (kontinyu) mempraktekkan 4 hal sederhana berikut, maka kita secara alamiah akan bertasawwuf tanpa terasa berat.
Pertama, Qillatul Kalam, tidak banyak bicara kecuali untuk hal-hal yang perlu saja. Sebab secara alamiah bahwa seseorang semakin banyak bicara maka potensi untuk jatuh pada kesalahan akan semakin besar.
Kita pasti tahu pepatah "mulutmu harimaumu". Nah, jika kita mampu memanage mulut kita dari bicara-bicara tak perlu, berpikir lebih dulu, tidak reaksioner berkomentar, maka cara ini, menahan mulut untuk tidak banyak bicara, efeknya adalah membantu pada proses kinerja hati kita.
Karena kotornya hati kita salah satu pemicunya adalah kegemaran berbicara tanpa kontrol, ngobrol, apalagi kalau suka gosip. Maka langkah pertama untuk bertasawwuf dengan sederhana adalah: memanage mulut kita untuk tidak banyak berbicara.
Langkah kedua, untuk membantu proses Qillatul Kalam, adalah tentu saja I'tizalul Anam. Tidak terlalu aktif berinteraksi kecuali perlu saja.
Langkah ini bukan anjuran bagi kita untuk memisahkan diri dari komunitas/masyarakat. Tidak mungkin itu. Namun mengurangi keinginan untuk sering kongkow, ngobrol ngalor ngidul tak perlu, dengan mengalihkannya pada konsentrasi ke belajar kita, ke pekerjaan-pekerjaan kita.
Sebab tentu saja secara otomatis jika kita sering duduk bareng maka mau tak mau akan ikut nimbrung bicara minimal menjadi pendengar. Dan jika yang dibicarakan itu gosip, atau menggunjing (dan ini hal yang paling seru juga mudah) maka otomatis juga akan terciprat dosa (apalagi kalau urun bicara). Dan setitik dosa sangat berpengaruh pada hati kita.
Cara bertasawwuf sederhana dengan sendiri yang ketiga adalah Qillatut Tho'am. Tidak banyak makan, mengurangi kegemaran cemil-cemil.
Sebab selalu kekenyangan itu cukup membantu untuk membuat hati jadi keras. Dan nafsu makan yang tidak terkontrol, jika direnungi adalah salah satu sumber dari banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan kita atau di sekitar kita. Bahkan perang.
Sederhana saja, seseorang tak akan korupsi andai dia mampu menerapkan Qillatut Tho'am ini dengan baik dalam kesehariannya. Qillatut Tho'am juga membantu seseorang untuk tidak tamak, tidak ada rasa keinginan memiliki kepunyaan orang lain.
So, untuk Qillatut Tho'am ini kita ikuti cara Nabi, makan pada saat terasa lapar saja dan saat makan, berhenti sebelum kenyang.
Hasba ibni Adam luqoimat yuqimna sulbah. Begitu sabda Nabi, bahwa cukup bagi kita beberapa suapan saja untuk menghilangkan lapar. Atau dengan cara puasa-puasa sunnah (tapi kalau puasa lalu ntar maghribnya pas buka puasa makannya semeja sendiri ya sama aja :p)
Karena dengan menyedikitkan makan cukup membantu jiwa kita untuk proses pembersihan hati sekaligus ibadah dengan ringan.
Langkah keempat, Qillatul Manam, tidak banyak tidur kecuali pada waktunya saja. Khususnya malam, setidaknya saat jam 3 dini hari kita mengusahakan diri untuk bangun bertahajjud meski hanya 2 rakaat.
Dan bangun dengan mudah di jam-jam sulit itu bisa kita lakukan jika kita tidur tidak dengan perut yang kekenyangan.
Inti dari kultwit ini, bahwa belajar tasawwuf bagi pemula adalah dengan menekuni 4 hal ini dalam keseharian kita. Tidak banyak bicara, tidak banyak bergaul yanga tak perlu, tidak banyak makan, dan tidak banyak tidur.
Tidak sulit dan tidak berat kan teman-teman? moga kita bisa mempraktekkannya dengan baik untuk proses kebaikan hidup kita. Key? Semoga.
Sebab tasawwuf itu bukan sekedar teori. Tapi tasawwuf adalah praktek langsung dan terus menerus dalam kehidupan sehari-hari.
Dari 4 cara sederhana bertasawwuf yang aku sampaikan pada teman-teman tidak ada yg bertentangan dg Qur'an atau Sunnah kan?
Maka jika ada yang bilang bahwa tasawwuf itu bid'ah dan sesat, artinya dia salah judul dan tidak tahu dengan apa yang dia bicarakan tinggal saja
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment