Pages

Sunday, February 13, 2011

PERSATUAN ISLAM DAN MASALAH PERPECAHAN UMAT

       Seiring maraknya permasalahan entah terhadap ormas-ormas Islam, konflik antar Agama dan sebagainya, saya kali ini akan membahas perpecahan dan konflik khususnya dalam kacamata Islam saya.

I
Tak dapat dimungkiri bahwa umat Islam dewasa ini memang mengalami perpecahan dan konflik internal. Ini merupakan realita yang sulit dibantah. Kendatipun demikian, perpecahan dan konflik internal umat Islam ini sebenarnya merupakan fenomena sejarah yang bisa dialami oleh umat mana pun. Dengan kata lain, perpecahan ini bukanlah harga mati yang tak bisa ditawar dan diubah. Sebagaimana masyarakat di negara-negara Eropa mampu menyelesaikan konflik i nternal mereka setelah mengalami dua perang dunia di abad ke-20, umat Islam pun sebenarnya sangat mungkin menyelesaikan konflik-konflik internal mereka di masa depan, dan membentuk pola kerjasama yang relevan dan menguntungkan bagi kemaslahatan umat Islam secara keseluruhan.
       Upaya-upaya mewujudkan pola kerjasama yang dapat mempersatukan umat Islam sebenarnya terus dilakukan. Meskipun berjalan lamban dengan tingkat efektivitas yang masih terbatas dan masih jauh dari ideal, upaya-upaya yang dilakukan Organisasi Konferensi Islam (OKI), misalnya, yang berusaha merangkul seluruh negara-negara Islam, patut diapresiasi dan didukung. Yang dibutuhkan sekarang ini adalah komitmen bersama untuk mengembangkan berbagai organisasi-organisasi Islam, baik regional maupun internasional, demi terwujudnya persatuan dan kerjasama yang lebih erat. Umat Islam sejatinya harus tetap optimis dalam mewujudkan persatuan dan kerjasama antar mereka di masa depan, Karena Islam--agama yang mereka anut--telah menegaskan pentingnya persatuan, kerjasama, dan solidaritas umat.

II
Islam, melalui sumber-sumber utamanya---Al-Qur'an dan hadits--mengajak umat untuk bersatu dan memelihara solidaritas antar mereka. Di lain pihak, Islam mengecam segala berbentuk perpecahan dan perselisihan, sebagaimana firman Allah swt.:
  وَاعْتَصِ`مُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّق 
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
       
       Islam juga mengajak umatnya untuk selalu peduli dengan kesulitan orang lain untuk segera berupaya membantunya. Karena itu Rasulullah saw. mengilustrasikan umat Islam sebagai jasad yang satu, "Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh akan merasa panas dan padam," demikian sabda Nabi saw.
       Bahkan dalam pandangan Islam, ikatan akidah dan keyakinan dianggap sama kedudukannya dengan ikatan persaudaraan, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Hujurat [49]: 10: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara" Oleh karena itu, saat berhijrah dari Mekkah ke Madinah, Rasulullah saw. segera mempersaudarakan kelompok imigran Muslim asal Mekkah (Muhajirin) dan kaum Muslim pribumi Madinah (Anshar). Jadilah dua kelompok itu sebagai layaknya saudara yang saling cinta-mencintai dan saling berbagi dalam senang maupun susah. Demikianlah, Al-Qur'an dan sunnah sebenarnya telah memuat teks-teks dasar keagamaan yang sangat berlimpah mengenai pentingnya persatuan dan solidaritas umat Islam.

III
Memang, ada sejumlah faktor eksternal yang cukup beragam yang menyebabkan umat Islam dewasa ini masih mengalami berbagai intrik dan konflik. Salah satu faktor penyebab yang paling menonjol adalah akibat yang ditimbulkan kolonialisme dan imperialisme yang pernah menjajah Dunia Islam. Pada saat para penjajah hengkang dari negeri-negeri Muslim, meraka meninggalkan sejumlah masalah yang menyebabkan konflik internal umat terus berlanjut. Sebut saja misalnya, masalah penentuan batas teritorial. Contoh lainnya adalah tribalisme dan fanatisme yang sengaja ditiupkan oleh para penjajah untuk memecah belah penduduk negara jajahan (politik devide et impera). Belum lagi penjarahan atas kekayaan alam yang mengakibatkan dunia Islam sampai saat ini tetap terpuruk dalam kemiskinan dan keterbelakangan. Pendek kata, mayoritas umat Islam dewasa ini memang masih menghadapi berbagai persoalan akibat dari imperialisme dan kolonialisme yang pernah menjajah negeri-negeri mereka.

IV
Persoalan-persoalan yang mengganjal akibat imperialisme dan kolonialisme memang membuat dunia Islam sibuk menyelesaikan masalah mereka masing-masing. Sayangnya, permasalahan bertambah akut tatkala banyak kalangan umat yang masih lengah dan abai terhadap ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya solidaritas dan persatuan umat.
       Kendati pun demikian, umat Islam sampai saat ini masih terus berupaya menyatukan kekuatan yang ada untuk meraih kembali kajayaan umat. Kita patut optimis saat menyaksikan banyak Muslim di berbagai belahan dunia yang masih peduli dengan kesulitan-kesulitan yang menimpa kaum Muslim di wilayah lain, karena memang mereka merupakan bagian dari umat Islam yang satu. Oleh karenanya, yang diperlukan umat Islam sekarang ini adalah upaya-upaya yang lebih konkret---dengan landasan pijak yang leih kuat---untuk menciptakan solidaritas dan persatuan umat di berbagai penjuru Dunia Islam. Dengan kata lain, sudah seharusnya umat membina persatuan dan membangun kerjasama yang baik dan saling melengkapi dalam berbagai bidang; ilmu pengetahuan, kebudayaan, ekonomi, politik, keamanan, dan sebagainya. Jika persatuan dan kerjasama umat terbina dengan baik, tentu umat Islam dapat mengambil peran penting, bahkan kepeloporan dalam mewujudkan dan memelihara kedamaian dan perdamaian dunia.[]

Sumber: lenterahati.com

No comments:

Post a Comment