Pages

Tuesday, February 25, 2014

Makna Lagu Lir Ilir


Lir-ilir adalah tembang yang diciptakan dan digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa.

Dalam Bahasa Jawa

  • Lir-ilir, lir-ilir, tandure wis sumilir
  • Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar
  • Cah angon, cah angon, penekno blimbing kuwi
  • Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dododiro
  • Dododiro, dododiro, kumitir bedah ing pinggir
  • Dondomono, jlumatono, kanggo sebo mengko sore
  • Mumpung pandhang rembulane, mumpung jembar kalangane
  • Yo sorak-o sorak hiyo !

Dalam Bahasa Indonesia

  • Sayup-sayup bangun dari tidur, pohon sudah mulai bersemi
  • Demikian hijau bagai gairah pengantin baru
  • Penggembala, tolong panjatlah pohon blimbing itu
  • Walaupun licin dan susah tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
  • Pakaian yang koyak sisihkanlah
  • Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
  • Mumpung masih terang rembulan nya, mumpung masih banyak waktu luang
  • Mari bersorak-sorak, ayo...

Makna Tembang Lir-ilir

sebagai orang Islam diminta bangun dari keterpurukan dan dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan. Iman kepada Allah ini dilambangkan dengan tanaman yang bersemi dan menghijau, begitu indah seperti kebahagiaan seorang pengantin baru. Kita disebut anak gembala karena Allah telah menganugerahkan hati dan iman sebagai amanah untuk dijaga. Si anak gembala diminta untuk memanjat pohon belimbing yang menggambarkan 5 Rukun Islam. Meskipun licin dan susah, kita harus tetap memenjat pohon belimbing tersebut apapun halangan dan risikonya. 5 Rukun Islam digunakan untuk selalu membersihkan (mencuci) pakaian kita, yaitu pakaian taqwa (taqwa = kesholehan hidup). Sebagai manusia biasa, ketaqwaan kita pasti terkoyak dan berlubang sana-sini. Untuk itu, kita diminta agar selalu memperbaiki dan membenahinya. Hal ini berguna agar kelak kita sudah siap dipangil oleh Allah. Semua itu harus kita lakukan sejak sekarang, ketika kita masih sehat dan mempunyai waktu luang. Jika ada yang mengingatkan, maka jawablah dengan " Iya ".


Sebagian ada lagi yang mengartikannya sebagai:

Lir-ilir, lir-ilir
tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.

tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi.
Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro.
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir.
Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore.
Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane.
Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.

Yo surako surak hiyo.
Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)

No comments:

Post a Comment