Pages

Sunday, March 2, 2014

Aswaja, Syiah dan Wahabi Bisakah Bersatu Demi Kejayaan Islam ?

Adakah perlunya meneropong Aswaja,Wahabi dan Syiah? Jelaslah ini sangat perlu, setidaknya kita jadi tahu secara garis besar eksistensi ketiga golongan besar Umat Islam tersebut di dunia, juga di Indonesia akhir-akhir ini.
aswaja {focus_keyword}
Habib Umar bin Hafidz Yaman (Ulama Aswaja) berbincang akrab dengan Ulama Syiah di Amerika

Kita melihat selama kurun waktu 10 tahun terakhir ini antara Syiah dan Wahabi seakan musuh bebuyutan yang terus “berantem” yang entah kapan perdamaian akan tercipta di antara keduanya. Contoh paling hangat adalah kasus konflik Suriah di mana penyebabnya “dikompori” oleh isu-isu sektarian. Dengan dukungan dana dan senjata dari Barat dan Israel, tentara Wahabi Internasional yang mengatasnamakan sebagai Sunni menyerbu negara Suriah yang diisukan sebagai negara Syiah. Padahal penduduk Suriah mayoritas adalah Aswaja (Sunni) yaitu sekitar 78 persen, dan tentara Suriah mayoritas adalah Aswaja (Sunni).

Secara umum, di mata kaum muslimin Ahlussunnah Wal Jama’ah (AWAJA), antara kedua sekte Wahabi dan syiah adalah sama-sama sekte yang menyimpang dengan kadar penyimpangannya masing-masing. Walaupun pada hakekatnya, keduanya sebenarnya adalah sama-sama memiliki pola pikir (madzhab) tersendiri. Hal ini sebagaimana kita maklum dari penjelasan Rasulullah saw, bahwa Ummat Islam akan terpecah dalam 73 golongan (sekte), hanya satu yang selamat masuk surga.

Selain Ahlussunnah Waljama’ah, dengan jelas kita saksikan di zaman ini ada dua sekte besar yang keduanya saling membenci akibat adu domba dari musuh-musuh Islam. Dapat kita lihat di internet, bagaimana Wahabi dengan jurus “hantam kromo”-nya selalu menuduh tokoh-tokoh Aswaja (Ahlussunnah Waljama’ah) sebagai Syi’ah di mana ini merupakan cermin kebencian Wahabi sehingga tak bisa membedakan antara Syiah dan Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja). Padahal antara keduanya terdapat perbedaan, meskipun diakui ada kemiripan antara Syiah dan Aswaja dalam hal-hal tertentu. Ini wajar dan logis belaka sebab Syiah adalah sekte yang fahamnya juga bersumber dari ajaran Islam. Di sisi lain, Wahabi tanpa malu-malu mangaku sebagai Sunni (baca: Ahlussunnah Wal jamah), padahal hakekatnya adalah Wahabi tak lebih tak kurang. Antara Wahabi dan Aswaja (Ahlussunnah Waljama’ah) terdapat perbedaan yang begitu jelas, walaupun tentu saja ada kemiripan antara Ahlussunnah Waljama’ah dan Wahabi dalam hal-hal tertentu. Sebab Wahabi adalah sekte yang fahamnya bersumber dari Islam juga.

Intinya, Aswaja, Syiah dan Wahabi kesemuanya adalah bagian dari Islam karena ajarannya bersumber dari Al Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Adapun kenapa mereka berbeda faham dalam memahami ajaran Islam, hal ini sudah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh nabi kita Saw bahwa akan terpecah umat Islam menjadi 73 golongan. 

Akan tetapi, Wahabi adalah sekte dengan ajaran takfiriyah dan fitnah paling berbahaya di tengah kaum muslimin. Sudah terkenal sejak zaman dahulu kala, menurut kitab-kitab mu’tabar yang terpercaya bahwa tokoh-tokoh Ahlussunnah Waljama’ah semisal Imam Nawawi, Imam Ibnu Hajar Alasqalani, Imam Suyuthi, Imam Baihaqi dan masih ribuan tokoh-tokoh besar Aswaja yang mana mereka adalah orang-orang Shalih beraqidah Asy’ariyyah – Maturidiyyah. Tetapi anehnya Wahabi menuding secara arogan bahwa aqidah Asy’ariyyah-Maturiyyah adalah sesat. Apakah mereka para Wahabi tidak berpikir tudingannya itu bisa otomatis menganggap sesat para Imam Mu’tabar yang jelas-jelas beraqidah Asy’ariyyah – Maturidiyyah?

Begitulah Wahabi, tidak bisa berpikir tertib sehingga klaim-klaimnya berakibat fatal terhadap para Imam kaum Muslimin baik secara aqidah maupun Syari’ah. Di bidang Syari’ah salah satu korbannya adalah Imam Syafi’i yang membagi Bid’ah menjadi Hasanah dan Sayyi’ah. Imam Syafi’i menjadi korban arogansi Wahabi yang menganggap sebagai Ahli Bid’ah kepada orang-orang yang menganut mazhab Imam syaf’i’i. Bagi Wahabi bid’ah adalah satu, yaitu sesat! Bukankah dengan arogansinya itu Wahabi menganggap sesat Imam Syafi’i yang membagi bid’ah menjadi Hasanah dan sayyi’ah?
Demikianlah Wahabi, karena berpikir tidak secara tertib sehingga berakibat fatal terhadap Imam Syafi’i. Apakah karena para Wahabi itu terlalu bodoh sehingga mengira dirinya lebih alim dibanding Imam Syafi’i? Jika dibilang terlalu bodoh tentu tidak, namun faktanya Ulama-ulama Wahabi dari sejak Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab sampai syaikh-syaikh Wahabi zaman ini tak ada satu pun yang ilmunya lebih dari ujung kuku Imam Syafi’i. Lalu bagaimana mereka berani kurang ajar di hadapan Imam Syafi’i?

Track Record Wahabi

Track record Wahabi di dunia Islam sudah sangat jelas, mereka terlalu banyak menebar fitnah di tengah kaum muslimin. Mereka menebar isu-isu bid’ah, isu-isu syirik (musyrik) dan banyak hal yang berakibat terganggunya kerukunan Umat Islam. Bahkan lebih-lebih ini bisa berakibat terpecahnya ukhuwah Ummat Islam. Kenapa Wahabi selalu muncul sebagai duri dalam daging Ummat Islam? Bisa kita lihat bersama di mana ada ummat Islam yang hidup rukun dan damai, begitu muncul kaum Wahabi di antara muslimin maka akan terjadi perselisihan akibat isu-isu bid’ah ataupun syirik yang ditebarkan kaum Wahabi tersebut.

Kaum muslimin tahu belaka bahwa kaum wahabi sangat banyak track record keburukan dan kejahatannya di dunia Islam, bahkan Wahabi benar-benar menjadi fitnah di tengah kaum muslimin. Fitnah yang menjadikan negara Suriah bagaikan neraka bagi kaum Muslimin adalah akibat dari fatwa-fatwa jahat para Ulama Wahabi. Tetapi ajaibnya Wahabi menyangka dirinya merasa sebagai pemersatu Ummat Islam. Duh…, tunggu dulu, apakah ada fakta menunjukkan Wahabi sebagai pemersatu Ummat Islam? Tunjukkan di mana ada Ummat Islam yang berhasil dipersatukan oleh Wahabi? Di mana? Mungkin mereka akan menyebut Saudi sebagai contoh, tetapi sadarkah mereka bahwa persatuan mereka adalah semu akibat tekanan penguasa Wahabi? Coba kasih kebebasan dalam memilih dan berbicara bagi warga Arab Saudi, niscaya akan pudarlah klaim Pemersatu Umat oleh Wahabi, sehingga mungkin di Arab Saudi, Wahabi akan menjadi minoritas.
aswaja {focus_keyword}
Ulama Syiah Iran Berkunjung ke Indonesia

Kembali ke tema awal, bisakah Wahabi, Syiah dan Aswaja bersatu demi kejayaan Islam? Melihat karakter dari ketiga golongan besar Islam tersebut, lebih-lebih karakter Wahabi yang keras yang merasa pemilik satu-satunya kebenaran plus arogansinya, harapan persatuan itu sungguh terlalu jauh, sehingga kita pantas merasa psimis. Akan tetapi jika kita berharap akan bersatunya Syiah dan Aswaja sepertinya kita layak merasa optimis. Bukankah bisa kita lihat bagaimana dialog-dialog antara Ulama Aswaja dan Ulama Syiah selalu berjalan harmonis dan saling pengertian? Di sisi lain, pernahkan anda melihat tokoh-tokoh ulama Aswaja berdialog secara harmosnis denganUlama Wahabi di tingkat internasional? Wallahu a’lam.  (Aryati Kartika)

No comments:

Post a Comment