Pages

Thursday, January 16, 2014

Pemimpin Pilihan Tuhan

Oleh : KH A. Musthofa Bisri
Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Leteh-Rembang-Jateng

JAWA POS, 14 Januari 2014

BAGI umat Islam, pemimpin paling pemimpin tentulah Nabi Agung Muhammad SAW. Hamba
yang dipilih Allah untuk menjadi pemimpin dunia dan akhirat. Pemimpin yang memimpin
manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin
pilihan Allah dianugerahi-Nya sifat-sifat yang apabila ditiru-contoh pemimpin-pemimpin dunia
(zuama) maupun ''pemimpin-pemimpin akhirat'' (ulama) pasti akan sukses.

Sebagai pemimpin manusia, Nabi Muhammad SAW bukan saja manusia sejati. Tapi, beliau juga
manusia yang mengerti manusia dan manusia yang memanusiakan manusia. Banyak pemimpin
yang tampaknya manusia, namun tidak mengerti manusia. Mereka pikir semua manusia sama
atau harus sama dengan mereka. Banyak pemimpin yang tidak memanusiakan manusia. Tidak
mampu menghargai manusia sebagai manusia, sebagaimana Allah sendiri menghargainya (Q 17:
70).

Nabi Muhammad SAW sangat mengerti dan menghargai manusia. Mengerti bahwa manusia itu
tidak sama, baik dalam hal kemampuan fisik, pemikiran, maupun kecenderungan-
kecenderungannya. Beliau membedakan ujarannya kepada setiap orang sesuai dengan daya
tangkap yang bersangkutan. Demikian pula perintah-perintahnya.

Apabila ujaran, perintah, atau ajaran umum untuk semua orang; maka selalu berciri tawassuth,
tengah-tengah dan dikaitkan dengan kemampuan dan kesanggupan. "Idzaaaa amartukum
biamrin fa'tu minhu mastatha'tum," kata beliau. Apabila aku memerintahkan sesuatu
kepadamu, laksanakanlah semampumu. Itu sejalan dengan firman Allah, "IttaquuLlaaha
mastatha'tum" (Q 64: 16).

Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW dianugerahi kelembutan hati, kelapangan dada, dan
rasa belas kasihan yang mendalam terhadap mereka yang dipimpinnya. Beliau tidak kasar dan
apalagi kejam, baik dalam tindakan atau sekadar ucapan. Beliau lebih suka memaafkan
daripada membalas sikap bodoh orang. Bahkan, untuk mereka yang berdosa kepada Tuhan,
beliau memohonkan ampun.

Meskipun seorang utusan Tuhan, Rasulullah, beliau tidak segan-segan bermusyawarah dengan
para pengikutnya dalam berbagai masalah. Itu sesuai dengan yang diperintahkan Tuhannya
dalam Q 3: 159. Faktor itulah yang membuat beliau dicintai dan ajakannya mendapat sambutan
yang luar biasa.

Ada ciri lain yang sangat penting yang perlu ditiru oleh mereka yang ingin menjadi pemimpin
masyarakat dan perlu dicatat masyarakat yang akan memilih pemimpin. Dalam kalimat yang
singkat dan padat, Allah memerikan rasul-Nya yang agung ini dengan firman-Nya: "Laqod jaa-
akum Rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum, hariishun 'alaikum bilmu'miniina
rauufun rahiim" (Q 9: 128).

"Sungguh telah datang kepada kalian, seorang rasul dari kalangan kalian sendiri yang sangat
tidak tahan melihat penderitaan kalian, penuh perhatian terhadap kalian, dan kepada orang-
orang yang beriman amat mengasihi dan menyayangi" (Ini terjemahan bebas saya yang
mungkin sedikit berbeda dengan terjemahan Al-Quran dan Terjemahannya terbitan Mujamma
Al-Malik Fahd Madinah yang berasal dari terjemahan Departemen Agama RI yang
menerjemahkan kalimat 'aziizun 'alaihi maa 'anittum secara harfiah dengan: "berat terasa
olehnya penderitaanmu").

Dalam firman yang singkat padat ini, kita bisa jelas melihat bahwa Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin memiliki karakter utama: (a) tidak tahan melihat - atau menurut "terjemahan
Depag" berat terasa olehnya - penderitaan umatnya; (b) penuh perhatian kepada mereka; dan
(c) terhadap mereka yang beriman, sangat mengasihi dan menyayangi.

Seluruh hidup pemimpin Agung yang lemah lembut, santun, dan tidak kasar - yang kita
peringati hari kelahirannya saat ini - dikhidmahkan untuk melaksanakan perintah Allah;
memikirkan dan memperjuangkan kebahagiaan umat dan menghilangkan penderitaan mereka,
baik di dunia maupun di akhirat.

Limpahkanlah ya Allah, salawat dan salam-Mu kepada Pemimpin Agung kami. Dan anugerahilah
kami pemimpin yang meneladani kepekaan, kelembutan, perhatian, dan kasih sayangnya kepada
umat. Amin.

No comments:

Post a Comment