Syareat dan Tarekat itu Menyatu
==================================
Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh puji syukur kepada Allah (Swt) atas nikmat,
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam relalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad (saw), keluarga dan sahabatnya, dan semoga rahmat
serta inayah-Nya tercurah kepada Habib Luthfi bin Yahya dan keluarga.
Amin. Saya sering mendengar kata syariat, tarekat, hakikat, dan
makrifat; tetapi saya belum begitu paham apa arti semua itu. Tolong
Habib jelaskan satu per satu. Bagaimanakah caranya jika saya berbaiat
langsung kepada Habib, olehkan melalui surat, atau datang sendiri?
Bolehkah seorang santri memiliki dua atau tiga guru tarekat?
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
M. Riyafiy, Pamiritan, BalapulangTegal, Jawa Tengah
Jawaban:
Waalaikumsalam
warahmatullahi wabarakatuh. Syariat, tarekat, dan hakikat itu tidak
bisa dipisah-pisahkan. Bertarekat meninggalkan syariat, tidak benar.
Karena, tarekat adalah buah syariat. Jadi, kalau bertarekat, tidak
terlepas melalui pintunya dahulu, yaitu syariat. Syariatlah yang
mengatur kehidupan kita, dengan menggunaka hukum, dart mulai akidah,
keimanan, keislaman, sehingga kita beriman kepada Allah, malaikat, kltab
Allah, Rasul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dan syariat pula
mengetahui rukun Islam, yaitu dua kalimat syahadat, shalat, puasa,
zakat, dan haji. Serta keutamaan shalat, juga hubungan antara manusia,
seperti jual-bell, pernikahan, dan lainnya.
Setelah menjalankan
syariat dengan balk, kita bertarekat, untuk menuju jalan kepada Allah
dengan baik. Jadi, secara sederhana menuju jalan kepada Allah disebut
tarekat Bertarekat perlu dlblmbing para mursyid, yang akan mengantar
murid darl mengerti dan mengenal Allah sampai nanti "dikenal" Allah
(swt), yakni dekat dan disayang oleh Dia (Swt). Amalan utama tarekat
adalah berzikir.
Hanya, perlu dipahami, pengertlan tarekat tidak
terbatas hal itu. Yang dltuntut oleh tarekat di jalan Allah adalah'
perilaku para pengikut tarekat yang mulia. Terutama mem-bersihkan
kotoran-kotoran yang ada dl dalam batin dan lahirnya, sehingga secara
lahir dan batin kita bersih dalam menuju ke jalan Allah.
Sebagai
contoh berwudu. Wudu adalah peraturan syariat, guna menjalankan shalat
dan l`in-lainnya. Biasanya kita hanya berwudu untuk mendapatkan
keutamaan wudu, serta sebagai syarat untuk menjalankan shalat. Sedangkan
tarekat menuntut buah wudu. Berapa kali kita membasuh muka ketika
berwudu. Dan berapa kali kita membasuh tangan setiap hari untuk
menjalankan ibadah. Coba kita aplikasikan dalam kehidupan kita,
sosialisasikan untuk kehldupan kita masing-maslng. Kalau sudah sering
membersihkan muka, kita harus leblh mengerti serta merendahkan hatl,
malu kalau kita berlaku sombong.
Darl hasll wudu, kita cari
buahnya yaitu lebih berakhlak, lebih rendah hati, lebih beradab,
sehingga ada peningkatan dart hari ke hari. Itulah buahnya, sehingga
kita semakin dekat kepada Allah. Sebab, justru di hadapan Allah, kita
semakin menundukkan kepala. Karena semua itu adalah pemberian-Nya
semata-mata. Kalau bukan karena pemberian-Nya (Swt), bagaimana bisa
mengerti segala yang kita miliki ini.
Begitu juga, kita pun diberi
pemahaman oleh Allah terhadap junjungan kita Nabi Muhammad (saw) atas
limpahan rahmat kepadanya, sehingga kita menjadi pengikutnya yang setia.
Untuk itulah kita selalu memuji I Rasulullah (saw) dengan tujuan supaya
kita lebih dekat | kepada Rasulullah. Dengan begitu, sosok Rasulullah
akan menjadi idola bagi kita dalam menapaki kehidupan Wngga akhir hayat.
Bertarekat
akan memupuk sikap rendah hati kita kepada para Wali, ulama, guru-guru
kita yang telah memberikan pemahaman tentang kebenaran ajaran syareat
dan tarekat. Itu baru dari segi membersihkan muka secara lahiriah dan
bathiniah, hal itu akan mencegah tangan kita dari berbuat maksiat. Kita
akan selalu diperingatkan untuk tidak mengambil yang bukan milik kita
apalagi melakukan korupsi, misalnya yang sangat merugikan rakyat. Sebab
tangan kita sudah disucikan setiap hari. Kalau kita bisa mempelajari
banyak hal dari wudu saja, insyaAllah masalah korupsi itu bisa
terberantas. Lalu telinga kita yang digunakan untuk mendengarkan suatu
yang baik. Kita tidak akan menyampaikan yang kita dengar kalau informasi
itu justru akan memancing masalah atau memanaskan situasi, apalagi
menimbulkan pecah belah dan kekacauan. Tentu saja, hal itu berlaku pula
bagi mata kita, kedua kaki kita, dan anggota badan lainnya. Itulah hasil
karya, hasil didikan, yang mendapatkan bimbingan dari Allah.
Mengapa
kita harus berwudu ketika akan mendirlkan shalat? Berwudu tidak hanya
membersihkan kotoran lahiriah kita, tetapi pada hakikatnya
jugamembersihkan kotoran batinlah. Al-Qur'an menyebutkan bahwa shalat
mencegah dari kemungkaran dan kerusakan, karena kita sudah memahami
makna wudu dan shalat itu secara tarekat.
Bagi para murid yang ingin
belajar tarekat, saya anjurkan, mulailah dari seorang guru yang
dipercaya. Tapi sebaliknya, bagi guru yang ingin ditaati muridnya,
cobalah didik para murid itu seperti timba yang mendekati sumurnya,
bukan sumuryang mendekati timbanya.
Maka akan terbentuklah
kewibawaan guru terhadap muridnya. Bagi murid, saya anjurkan untuk
belajar hanya pada satu guru. Sebagai contoh mudahnya, kalau air teh
dicampur susu lalu dicampur lagi dengan kopi atau lainnya, meskipun
halal, apa jadinya? Bagaimana rasanya? Jadi kalau ingin minum teh, minum
saja teh tanpa dicampur dengan lainnya. Nikmati minum teh dengan gula,
kemudian cari manfaatnya bagi tubuh. Begitu juga kalau ingin minum kopi,
susu, atau lainnya. Itu hanya sebagai perumpamaan. Jadi, kalau ingin
belajar tarekat, jangan sekadar melihat organisasi itu besar Meski
organisasi tarekat itu kecil, kalau lebih berpengaruh terhadap jiwa
kita, sehingga iebih mendekatkan diri kepada Allah, tidak perlu ragu
lagl untuk mengikutinya.
No comments:
Post a Comment