Pages

Saturday, January 29, 2011

#3 Bumi Pertiwi

Sudut kehidupan yang sementara. 

Di setiap ku melihat pelosok jalanan, kau begitu agung.

Tiap sudut, banyak yang mewarnaimu. Begitu perih rasanya ketika banyak orang mengasihi hidupnya untukmu. tangisi tiap-tiap serpihan puing. 

Banyak anak bangsa kehilangan karyanya karenamu.

Terlebih pula mulianya seorang anak untuk ibunya.

Oh Tuhan, dengarkanlah suaraku ini. Suara tangis jerit yang diabaikan oleh pemilik bumi ini.

Mengapa engkau begitu tega ! Tega yang mengabaikan aku yang (untukmu!)

Ingin rasanya aku hengkang dari tempat ini, mencari sudut dimana aku tidak terlihat oleh tuhan !

Apakah ini akhir segalanya ?

Apakah aku berguna di masa yang kan datang ?
Aku tertegun lesu..ria tawa, parut marut muka itu telah ku simpan di hati.

Diriku penuh dosa

Dosa yang tidak hentinya mengabdi di diriku

Apa yang harus aku lakukan agar aku berguna bagimu ?

Jika tidak, aku akan tetap diam dan menunggu datangnya waktu kan menjemputku...



No comments:

Post a Comment