Pages

Saturday, January 22, 2011

Kebenaran Jangan Diperebutkan!



Banyak yang bilang hidup saya selalu seneng-seneng, selalu ceria. Senyum mulu, tertawa mulu. Bawaannya positif thinking, optimis dan masa depan cerah. Itu salah. Well. Iya sih, saya memang memasang avatar Parampaa yang selalu tersenyum itu sebagai motto, sebagai cerminan sikap bahwa seberat apapun masalah yang dihadapi.
Namun tiba-tiba tersadar ketika membaca status dari teman Twitter @masova :
“Kebenaran jangan diperebutkan, nanti malah lepas.”
Astaghfirullah.
Seperti ada beban gede yang keluar dari dalam perut saya. Bergejolak, sedikit sakit, namun membawa nafas lega.
Saya baca lagi semua pembelaan dan sangkalan yang udah saya tulis panjang-panjang itu; dan kemudian memijit tombol delete. Saya sadar tulisan itu memperlihatkan saya yang sedang ngotot ‘merebut kebenaran’ . Dan saya sadar, nanti akan ada pihak yang akan merebut kebenaran di tulisan saya. Begitu seterusnya. Sampai kebenaran itu lepas..
Begini, benar atau salah semua ada di kepala kita. Hanya Dia, hanya Tuhan yang berhak menentukan ini benar itu salah.
Sedikit contoh. Saya pernah melihat ada seorang anak memukuli punggung Ibunya. Dari sudut pandang saya, si Ibu sedang membungkuk dan anak itu memukulinya bertubi-tubi. Hey, that’s so wrong! Anak yang jahat banget. Setelah dilihat lagi dari sudut pandang berbeda, si Ibu ini ternyata sedang keseleg. Ada bakpao yang tersangkut di tenggorokannya dan si anak sedang berusaha mengeluarkannya; agar si Ibuk bisa bernapas dan tidak kesakitan lagi. Jika tidak ada detail, jika tidak ada alasan ~saya tentu akan men-judge si anak ‘jahat’. Tapi ketika ada penjelasan, justru tindakan si anak itu sangat terpuji.
Begitu pula saat saya melihat hal lain. Saat saya melihat suatu masalah. Saya kadang merasa semua orang menjauhi saya; padahal ternyata saya lah yang menjauhi mereka.
Dari sudut pandang saya, yang udah ketutup ego; saya lah yang paling benar. Tapi ketika saya mencoba memandang dari sudut yang lain, ternyata saya enggak se-’benar’ itu.
So, benar atau salah itu engga absolut.
Kebenaran saya berkemungkinan salah, kesalahan kamu berkemungkinan benar. "Vise versa."
cc: @masova

No comments:

Post a Comment