Kenapa harus ber-Mazhab? Kenapa ndak ke Rasulullah langsung?
----------------------------------
Pertanyaan yang menarik, jd gini..
kenapa kita harus bermazhab? Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah saja?
Kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah saja?"
seakan-akan menghakimi bahwa orang yang bermazhab itu tidak kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah.
Penggunaan kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur'an dan
sunnah saja?" menyebabkan sebagian orang memandang remeh ijtad dan
keilmuan para ulama' terdahulu ygg sangat dikenal kesalehan dan keluasan
ilmunya.
Dengan menggunakan kalimat "Mengapa kita tidak
kembali kepada AL-Qur'an dan sunnah saja?"sekelompok orang sebenarnya
sedang berusaha mengajak pendengar dan pembaca tulisanya untuk mengikuti
cara berfikirnya, metodenya dalam memahami AlQur'an dan Sunnah, serta
mengangap bahwa dirinyalah yang paling benar, karena ia telah berpegang
kepada AlQur'an dan Sunnah, Bukan fatwa atau pendapat para ulama. Tentu
hal semacam ini tentunya sangat berbahaya.
Sebenarnya sungguh
sangat aneh jika seseorang menyatakan agar kita tidak bermazhab dan
seharusnya kembali Al-Qur'an dan Sunnah. Mengapa aneh, coba perhatikan,
apakah dengan mengikuti suatu mazhab berati tidak mengikuti Al-Qur'an
dan sunnah? Mazhab mana yang tidak kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah?
Justru para pemuka mazhab tersebut adalah orang-orang yang sangat paham
tentang Al-Qur'an dan Sunnah, coba dicek, hasil ijtihad yang mana dalam
suatu mazzhab, yang tidak kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist?
Ternyata semua hasil ijtihad keempat mazhab yang populer di dalam islam
semuanya sumber kepada Al-Qur'an dan Hadist. Artinya dengan bermazdhab
kita justru sedang kembali kepada Al-Qur'an dan Hadist dengan cara yang
benar, yaitu mengikuti ulama yang dikenal keluasan ilmu dan kesalehanya.
Akhir-akhir ini memang muncul sekelompok orang yang sangat fanatik
dengan golonganya dan secara sistematis berupaya mengajak umat islam
meningalkan madzhab.
Mereka sering kali berkata,"Kembalilah kepada AlQur'an dan Sunnah".
Ajakan ini sepintas tampak benar, akan tetapi sangat berbahaya, karena
secara tidak langsung mereka menggunakan kalimat (propaganda) di atas
untuk menjauhkan umat dari meyakini pendapat para ulama terdahulu yang
telah mumpuni. Mereka memaksakan agar kita semua hanya mengikuti
gurunya.
Kemudian perhatikan lebih cermat lagi, apakah mereka
yang menyatakan kemballi AlQur'an dan sunnah beber-bener kembali
AlQur'an dan Sunnah? tidak bukan, mereka ternyata menyampaikan pendapat
guru-gurunya, Artinya, mereka sendiri sedang membuat mazhab baru sesuai
pemikiran guru-gurunya.
Coba bayangkan, andai saja setiap orang
kembali kepada Alqur'an dan Sunnah secara langsung, tanpa bertanya
kepada pakarnya, apa yang akan terjadi? Yang terjadi adalah setiap orang
akan menafsirkan AlQur'an dan sunnah menurut akal sendiri, jalan
pikiranya sendiri, sehingga akan sangat berbahaya.
Oleh karena
itu, kita harus bermazhab, agar kita tidak salah memahami AlQuran dan
Sunnah. Kita sadar, tingkat keilmuan para pakar yang ada dimasa ini
tidak dapat disamakan dengan para ulama terdahulu, begitu pula tingkat
ibadah dan kesalehanya.
Lalu bagaimana kita menyikapinya?
[Dikutip dari sumber dialog keagaamaan]
No comments:
Post a Comment